Penting bagi kita melihat, mana perkara yang menjadi skala prioritas dalam belajar, beramal, berdakwah mengajak manusia.
Jangan sampai sudah terlalu jauh kita melangkah tetapi salah tujuan atau sibuukk meninggikan bangunan tetapi lengah dari kekuatan fondasi dan perbaikannya.
Sebab itu, amal diibaratkan oleh para ulama seperti bangunan sedangkan fondasinya tauhid dan keimanan.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah -rohimahullah- berkata,
"Siapa yang hendak meninggikan bangunan maka wajib baginya menguatkan fondasi, mengokohkannya dan harus lebih memperhatikannya. Karena tingginya bangunan itu sesuai dengan kualitas fondasi dan kadar kekuatannya.
Perumpamaan amal dan tingkatannya ibarat bangunan sedangkan fondasinya adalah keimanan. Selama fondasi itu kokoh dan mapan maka ia akan kuat menopang bangunan berapa pun tingginya.
Kerusakan pada bangunan masih lebih ringan dan mudah untuk diperbaiki. Namun, apabila yang rusak itu fondasinya kelak bangunan itu akan runtuh dan hancur sia-sia.
Maka orang yang arif lebih perhatian kepada fondasi dan perbaikannya. Tidak sebagaimana orang-orang yang jahil sibuk meninggikan bangunan tanpa memperhatikan fondasinya sehingga bangunan itu tidak berguna."
(Al-Fawa'id hlm. 204)
Tauhid dan keimanan inilah yang diibaratkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an sebagai fondasi takwa. Sedangkan perkara yang berlawanan dengan tauhid dan keimanan dari keyakinan syirik dan bid'ah ibarat bangunan di tepi jurang.
Allah ta'ala berfirman,
اَفَمَنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى تَقْوٰى مِنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ اَمْ مَّنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهٖ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
"Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunan atas dasar takwa kepada Allah dan mencari keridhoan(-Nya) itu yang lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu (bangunan) itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (At-Taubah: 109)
Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya tatkala menafsirkan ayat tersebut, “Maksud dari membangun bangunan (amal ibadah) atas dasar taqwa adalah ‘atas dasar niat yang sholeh dan keikhlasan kepada Allah’. (Taisir Karimirrahman, hal 352)
Dan beliau rahimahullah juga mengatakan, “Sesungguhnya iman merupakan syarat sah dan diterimanya amal sholeh. Dan sebuah amal tidaklah dikatakan sebagai amal yang sholeh melainkan jika didasari dengan iman.” (Taisir Karimirrahman, hal 449)
Selagi masih ada kesempatan, evaluasi kembali langkah kita jangan sampai keliru jalan, salah tujuan, akhirnya lidah kelu memperingatkan orang dari hal-hal yang berlawanan dengan tauhid dan keimanan.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.