Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, September 6, 2022

Lebaran Anak Yatim 10 Muharram

Lebaran Anak Yatim 10 Muharram
Bismillah...

Ketahuilah, TIDAK ADA yang namanya Hari Raya Ied (lebaran) anak yatim di dalam Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak pernah menciptakan dan mensyariatkannya sebagaimana yang berhak menciptakan hari ied adalah mutlak hak milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan begitu juga tidak pernah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sehingga jangan mendahului Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam menciptakan, menetapkan ataupun membuat-buat syari'at yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tidak pernah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sangat berdosa besar untuk mendahului keduanya karena telah menempatkan dan mensetarakan dirinya seperti pembuat Syariat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan pembawa risalah-Nya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun "mereka" yang mensyariatkan dan mensunnahkan Hari Raya Ied (lebaran) Anak Yatim yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tidak pernah disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan meletakan dasar amalan dan pijakannya kepada HADITS PALSU dan melakukan QIYAS BATIL DENGAN HADITS PALSU. Sungguh sangat menyesatkan.

Telah menceritakan kepada kami Al-Hakim Abul Hasan 'Ali bin Al-Husain As-Sardari : telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Ahmad bin Hatim : telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Jundub, dari Hamid bin Adam dari HABIB BIN MUHAMMAD, dari ayahnya, dari Ibrohim Ash-Sha'igh, dari Maimun bin Mihron, dari Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

Barangsiapa yang tangannya mengusap kepala anak yatim di hari ‘Asyura (10 Muharram) maka Allah angkat kedudukannya satu derajat dari tiap helai rambut yang diusapnya.”

- Tanbihul Ghafilin hal. 191 - Abul Laits As-Samarqandhi

Abu Dzar Al-Harawi membawakan sanadnya sampai kepada HABIB BIN ABI HABIB, telah memberitakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Ibrohim Ash-Sho'igh, dari Maimun bin Mihran, dari Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim di hari ‘Asyura (10 Muharram) maka akan diangkat kedudukannya satu derajat di surga dari tiap satu helai rambut yang diusapnya.”

- Fawa'id Hadits Abi Dzar Al-Harawi no. 6

Kedua riwayat ini sanadnya berporos pada HABIB BIN MUHAMMAD ALIAS HABIB BIN ABI HABIB, rawi yang dikenal pendusta dan pemalsu hadits sehingga hadits ini tergolong maudhu' (palsu) tidak halal disandarkan kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam.

Ibnul Jauzi berkata : "HADITS INI PALSU TANPA KERAGUAN!". 

Imam Ahmad bin Hanbal berkata : "HABIB BIN ABI HABIB RAWI DUSTA". 

Ibnu 'Adi berkata : "PEMALSU HADITS”. 

Abu Hatim berkata : "HADITS BATHIL DAN TIDAK ADA ASALNYA (BATIL LAA ASHLA LAHU.)

- Lihat Al-Maudhu'at, II/571

Adz Dzahabi mengatakan bahwa Habib bin Abi Habib tertuduh berdusta.

- Talkhis Kitab al-Maudhu’at, hlm. 207

Al-‘Allamah Abdul Hayy Al-Luknawi memasukkan riwayat di atas dalam kitabnya kumpulan hadits-hadits palsu Al-Atsarul Marfu’ah fil Akhbaril Maudhu’ah, I/94. Juga Al-Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-La’ali Al-Mashnu’ah fil Ahaditsil Maudhu’ah, II/92.

Ingatkah ancamannya mengenai Hadits Palsu ?

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim : telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ubaid : dari 'Ali bin Rabi'ah : dari Al Mughirah radhiyallahu ‘anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

"Sesungguhnya berdusta kepadaku tidak sama dengan orang yang berdusta kepada orang lain. BARANGSIAPA YANG BERDUSTA ATAS NAMAKU DENGAN SENGAJA MAKA HENDAKLAH DIA BERSIAP-SIAP (MENDAPAT) TEMPAT DUDUKNYA DI NERAKA.”

- HR. Bukhari no. 1209 | Fathul Bari no. 1291 dan Muslim no. 5 | Syarh Shahih Muslim no. 4. Lafazh dan sanad di atas milik Bukhari

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid al-Ghubari telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Abu Hashin dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

"BARANGSIAPA BERDUSTA ATAS NAMAKU MAKA HENDAKLAH DIA MENEMPATI TEMPAT DUDUKNYA DARI NERAKA."

- HR. Muslim no. 4 | Syarh Shahih Muslim no. 3, Bukhari no. 107 | Fathul Bari no. 110, Ibnu Majah no. 34 | no. 34, Darimi no. 592 | no. 613, 614, Ahmad no. 8982, 10109, 10310. Lafazh dan sanad di atas milik Muslim

Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Ja'd berkata : telah mengabarkan kepada kami Syu'bah berkata : telah mengabarkan kepadaku Manshur berkata : aku mendengar Rib'i bin Jirasy berkata : aku mendengar Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"JANGANLAH KALIAN BERDUSTA TERHADAPKU (ATAS NAMAKU), KARENA BARANGSIAPA BERDUSTA TERHADAPKU DIA AKAN MASUK NERAKA."

- HR. Bukhari no. 103 | Fathul Bari no. 106, Muslim no. 2 | Syarh Shahih Muslim no. 1, Ibnu Majah no. 31 | no. 31, Tirmidzi no. 2584, 3648 | no. 2660, 3715, dan Ahmad no. 551, 595, 596, 953, 1225

Dari ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَوَى عَنِّى حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

Siapa yang meriwayatkan dariku suatu hadits yang ia menduga bahwa itu dusta, maka dia adalah salah seorang dari dua pendusta (karena meriwayatkannya).” (HR. Muslim dalam muqoddimah kitab shahihnya pada Bab “Wajibnya meriwayatkan dari orang yang tsiqoh -terpercaya-, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 39)


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid033ZQZ99FMobjjdKfqPJ1ajMLPpeLToX6YL3AS4yD6ogTJyHg89ExbixZU9ETuqsMcl&id=100081182600047

Atha bin Yussuf

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive