Di samping malaikat mendoakan kebaikan, mereka juga mendoakan keburukan bagi orang-orang yang berhak untuk mendapatkan keburukan. Kita tahu bahwasanya malaikat adalah makhluk yang ‘muqarrabun’ (sangat dekat) dengan Allah ﷻ, sehingga doa para malaikat sangat mudah dikabulkan. Oleh karenanya, di dalam suatu hadis yang diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ketika Rasulullah ﷺ menjenguk Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu yang hendak meninggal dunia ketika itu, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata,
دَخَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَلَمَةَ وَقَدْ شَقَّ بَصَرُهُ، فَأَغْمَضَهُ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ الرُّوحَ إِذَا قُبِضَ تَبِعَهُ الْبَصَرُ، فَضَجَّ نَاسٌ مِنْ أَهْلِهِ، فَقَالَ: لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا بِخَيْرٍ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ
“Rasulullah ﷺ masuk menjenguk Abu Salamah dalam keadaan matanya terbuka (meninggal dunia), lalu beliau menutupnya, kemudian bersabda, ‘Sesungguhnya jika ruh dicabut, maka mata akan mengikuti arah keluarnya ruh tersebut’. Setelah itu terjadilah hiruk pikuk di keluarga Abu Salamah, maka beliau ﷺ bersabda, ‘Janganlah kalian mendoakan kepada diri kalian kecuali kebaikan, karena para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan’." ([1])
Rasulullah ﷺ mengingatkan agar tidak mendoakan kepada orang yang meninggal dunia kecuali dengan kebaikan, karena malaikat mengaminkan doa tersebut, artinya malaikat ikut mendoakan. Maka, sangat bahaya jika doa tersebut berupa keburukan, lalu dikabulkan oleh Allah ﷻ. Jika doa tersebut adalah kebaikan, maka akan didoakan dan diaminkan juga oleh para malaikat.
Para ulama berdalil dengan hadis ini, sekaligus menunjukkan bahwa doa malaikat itu dikabulkan. Oleh karenanya, sangat dianjurkan untuk mendoakan kebaikan dan memintakan ampunan bagi orang muslim yang telah meninggal dunia saat itu ([2]).
Ada orang-orang yang berbahagia karena didoakan oleh malaikat dan ada juga orang-orang yang celaka karena didoakan keburukan oleh para malaikat. Adapun orang-orang yang celaka tersebut adalah:
1. Orang-orang yang meninggal dunia dalam kondisi kafir.
Berdasarkan firman Allah ﷻ,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ . خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ
“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. mereka kekal di dalamnya (laknat), tidak akan diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan.” (QS. Al-Baqarah: 161-162)
Allah ﷻ menggandengkan laknat Allah ﷻ dengan laknat malaikat. Apa maksudnya malaikat melaknat? Artinya adalah الطَّرْدُ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ‘jauh dari rahmat Allah’, yakni malaikat berdoa agar orang-orang kafir dijauhkan dari rahmat Allah ﷻ. ([3])
Orang-orang kafir berhak untuk dijauhkan dari rahmat Allah ﷻ, karena mereka melakukan perbuatan syirik dan menyembah selain kepada Allah ﷻ. Maka, celakalah orang-orang kafir, baik dari Yahudi, Nasrani, Ateis atau para penyembah berhala, pohon, jin, matahari, bulan, batu, setan dan orang-orang yang semisal dengan mereka. Silakan bagi mereka bersenang-senang di atas muka bumi ini dengan kekayaan yang mereka miliki. Toh, kesenangan mereka hanyalah sesaat. Sebagaimana firman Allah ﷻ,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
“Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka.” (QS. Muhammad: 12)
Jika orang-orang kafir telah masuk ke dalam neraka, maka mereka juga dilaknat oleh Allah ﷻ, malaikat, manusia dan tidak ada syafaat yang memberi manfaat kepada mereka.
Abu Al-‘Aliyah rahimahullah berkata,
إِنَّ الْكَافِرَ يُوقَفُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَلْعَنُهُ اللَّهُ، ثُمَّ تَلْعَنُهُ الْمَلَائِكَةُ، ثُمَّ يَلْعَنُهُ النَّاسُ أَجْمَعُونَ
“Sesungguhnya orang kafir diberhentikan pada hari kiamat, lalu Allah ﷻ melaknat mereka, kemudian, malaikat melaknat mereka, kemudian orang-orang pun melaknatnya." ([4])
Bagaimana tidak celaka orang-orang seperti ini, di mana terkumpul kepadanya laknat Allah ﷻ, Rabb Al-Alamin, laknat malaikat dan juga laknat manusia seluruhnya, sehingga mereka masuk kepada neraka Jahanam kekal selama-lamanya.
2. Orang-orang yang murtad.
Diantara orang-orang yang mendapatkan laknat dari para malaikat adalah orang-orang yang telah memeluk agama Islam, sudah merasakan rahmat Islam, telah mengetahui kebenaran, lalu murtad/keluar dari agama Islam. Mereka murtad hanya karena perkara-perkara dunia, atau mengikuti hawa nafsu mereka.
Allah ﷻ berfirman tentang mereka,
كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ . أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ . خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ . إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman, serta mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar (rasul), dan bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang zalim. Mereka itu, balasannya ialah ditimpa laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak akan diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan. Kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dan melakukan perbaikan, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 86-89)
Oleh karenanya, ketika seseorang telah mengenal Islam, hendaknya dia meminta petunjuk kepada Allah ﷻ agar diberikan istikamah. Terutama pada zaman sekarang, banyak syubhat yang tersebar dimana-mana, sehingga bisa saja iman setiap muslim menjadi goyah karenanya. Jika dia tidak belajar, terlebih rasa ingin tahunya sangat tinggi, sehingga membaca perkataan-perkataan orang-orang kafir atau Ateis yang memberikan racun syubhat, maka hal itu dapat menggoyahkan imannya, atau bahkan bisa saja seseorang meninggalkan keislamannya.
Terkadang Allah ﷻ telah memberikan hidayah kepada seseorang, tetapi dia sengaja mencari banyak permasalahan. Adakah orang yang seperti ini? Jawabannya ada. Bahkan, ada sebagian orang yang terkenal dengan keilmuannya, seorang tokoh di Arab Saudi bernama 'Abdullah bin 'Ali An-Najdi Al-Qasimi yang pernah menulis buku yang sangat bagus yang berjudul ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻉُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻹْﺳْﻼَﻡِ ﻭَﺍﻟْﻮَﺛَﻨِﻴَّﺔِ ‘Pertarungan antara Islam dan Paganisme’. Buku yang tebal sebanyak dua jilid. Akan tetapi, di penghujung hayatnya, penulis buku tersebut meninggalkan agama Islam.
Oleh karenanya, meskipun hidayah di tangan Allah ﷻ, maka hendaknya setiap orang tidak merasa ‘ujub dengan iman yang dia miliki. Hendaknya dia senantiasa bersandar kepada Allah ﷻ, senantiasa meminta agar diberikan petunjuk keistikamahan berjalan di atas petunjuk Allah ﷻ. Karena kita tahu, ada saja orang-orang yang murtad setelah Allah ﷻ memberikan iman kepada mereka. Mereka telah mengetahui kebenaran tentang indahnya Islam, tauhid dan perbuatan syirik, namun karena terlalu menuruti hawa nafsunya, mengakibatkannya membelot kepada kekufuran. Maka, orang-orang yang seperti ini berhak untuk mendapatkan laknat dari Allah ﷻ, laknat malaikat dan manusia seluruhnya. Kecuali jika dia bertobat kepada Allah ﷻ dan banyak berdoa, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ,
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Ya Muqallibal quluub tsabbit Qabii ‘alaa diniika”
“(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu).” ([5])
Bersambung ke Bagian-2...
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
-------------------------
Footnote:
([1]) HR. Muslim No. 920.
([2]) Al-Minhaj Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim, (6/222).
([3]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi, (2/190).
([4]) Tafsir Ibnu Katsir, (1/473).
([5]) HR. At-Tirmidzi no. 2140.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.