Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, September 3, 2022

Rukun Kalimat Tauhid yang Wajib Diketahui

Rukun Kalimat Tauhid yang Wajib Diketahui
Bismillah...

Jika sholat memiliki rukun yang tidak sah apabila ditinggalkan, kalimat tauhid “laa ilaaha illallaah” juga memiliki rukun yang mempengaruhi keabsahannya. 

Kalimat "laa ilaaha illallaah" terkandung padanya dua rukun,

1). An-Nafyu (peniadaan) yang termaktub dalam kalimat “laa ilaaha” (tidak ada yang berhak disembah). 

Maknanya meniadakan seluruh penghambaan kepada selain Allah baik dalam wujud keris, batu, pohon, jimat, patung berhala, hewan, manusia yang dikultuskan, jin yang ditakuti, kuburan yang dikeramatkan dan yang lain karena semua itu termasuk kesyirikan.

2). Al-Itsbat (penetapan) yang terkandung dalam kalimat “illallaah” (selain Allah). 

Maknanya menetapkan hanya Allah semata yang berhak diibadahi dan diberikan penghambaan sesuai dengan sunnah (petunjuk) Rosul-Nya ﷺ.

Allah Ta’ala berfirman,

ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ ٱلْبَٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ

Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak. Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. Luqman: 30).

Orang yang konsekuen dengan kalimat tauhid dia telah bersedia meninggalkan seluruh penghambaan, pengagungan dan ketergantungan hatinya kepada selain Allah.

Dirinya yakin hanya Allah yang kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot sehingga dirinya lebih tunduk kepada Allah, menghamba hanya kepada-Nya, meskipun risikonya harus menyelisihi atasan, sahabat karib, maupun tradisi yang berlaku di masyarakat.

Dia sadar bahwa perbuatan syirik adalah kezaliman terbesar. Akibat perbuatan syirik maka kalimat tauhid yang dilisankan seumur hidupnya menjadi tidak berguna hingga dia bertaubat kepada Allah dari kesyirikannya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an yang mulia:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (Qs. Az Zumar: 65).

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan sebab turunnya ayat ini: “Para salaf menyebutkan sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan lainnya, dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu: bahwasanya kaum Musyrikin dengan kejahilan mereka, mengajak Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk beribadah kepada sesembahan mereka bersama mereka” (Tafsir Ibnu Katsir, 7/113).

Maka mengajak orang kepada tauhid bukan sekedar mendakwahi orang untuk ibadah kepada Allah semata, mencintai Allah, dan seterusnya. Tetapi juga memperingatkan manusia dari bahaya kesyirikan dengan segala macam jenisnya serta menutup semua sarana yang dapat menjerumuskan orang kepadanya.

Allah telah mengabadikan ucapan Nabi Ibrohim 'alaihissalam di dalam Al-Qur'an, beliau sosok teladan yang konsekuen menegakkan kalimat tauhid tatkala mengingkari kemauan bapaknya dan kaumnya yang beribadah kepada selain Allah, 

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ

"Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah tetapi (aku hanya menghamba kepada) Tuhan yang menciptakan aku." (Az-Zukhruf: 26-27)

Semoga Allah memberi tawfiq kepada kita untuk selalu mentadabburi makna kalimat tauhid setiap kali mengucapkannya serta mengindahkan syarat-syaratnya dari ilmu, keyakinan, keikhlasan, penerimaan, kejujuran, ketundukan, kecintaan, sehingga kalimat itu betul-betul menjadi kunci surga.


https://www.facebook.com/100001764454087/posts/pfbid02f39oFGNrgtuHqGWsMGPozyix5tCNLBXtySNC7mEgqsa4QZ6u7uWSX3C2HHWUV6Acl/

Join channel telegram https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive