Syariat melarang sesuatu bukan tanpa sebab. Apa yang dilarang syariat pasti murni mudhorotnya, jikalau di sana ada maslahatnya maka ketahuilah mudhorotnya jauh lebih besar dan lebih banyak.
Seperti perjudian yang belakangan marak secara online digeluti oleh para pemuda yang kurang perhatian maupun orang-orang tua yang emosinya kurang stabil.
Awalnya iseng-iseng sampai akhirnya ketagihan kemudian terjebak pinjol (pinjaman online) yang sarat riba hingga akhirnya bunuh diri karena tak mampu bayar.
Itulah mudhorot yang diwanti-wanti syariat. Allah hendak menyelamatkan hamba-Nya dari hal-hal yang mendatangkan petaka dan kerugian.
Allah ta'ala mengingatkan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khomr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah semua itu termasuk perbuatan syaithon. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Ma'idah: 90)
Syaikh Al-'Allamah As-Si'di berkata, "Yang namanya keberuntungan itu tidak akan diraih kecuali dengan meninggalkan apa yang Allah larang."
Kemudian pada ayat selanjutnya Allah menyebutkan apa efek buruk dari khomr dan perjudian itu,
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Sesungguhnya syaithon itu hendak bermaksud menyulut permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khomr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan menegakkan sholat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu)." (Al-Ma'idah: 91)
Orang yang berakal jika dapat untung sekali tapi buntungnya berkali-kali maka dia akan berhenti dari kerugian itu dan tidak akan rela dibodohi oleh sistem apalagi sudi menjadi babu dari sistem pembodohan itu.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
