Tidak syakk lagi bahwa mencintai Rosulullah ﷺ melebihi seluruh manusia adalah bukti kesempurnaan iman.
Namun, yang perlu diingat di sini bahwa timbangannya bukan sejauh mana kita mencintai sesuatu tetapi BAGAIMANA agar kita dicintai sesuatu.
Al-Hasan Al-Bashri berkata,
ليس الشأن أن تحب إنما الشأن أن تحب
"Urusannya bukan bagaimana engkau mencintai tetapi bagaimana agar engkau dicintai."
Setiap orang sah-sah saja mengaku cinta kepada Rosulullah ﷺ meski pada prakteknya tidak sejalan dengan apa yang dilontarkan oleh lisan.
Karena itu Allah menguji orang-orang yang mengaku mencintai Rosulullah ﷺ di dalam firman-Nya,
قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم
"Katakanlah (hai Muhammad), "Jika kalian betul-betul mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian." (Ali-Imron: 31)
Al-Hafidzh Ibnu Katsir Asy-Syafii menjelaskan
هذه الآية الكريمة حاكمة على كل من ادعى محبة الله وليس هو على الطريقة المحمدية فإنه كاذب في دعواه في نفس الأمر حتى يتبع الشرع المحمدي
"Ayat yang mulia ini menjadi hakim atas siapa saja yang mengaku mencintai Allah tetapi tidak berjalan di atas sunnahnya Muhammad ﷺ maka sungguh dia telah berdusta dengan pengakuannya tersebut hingga dirinya mengikuti syariat Nabi ﷺ." (Tafsir Al-Qur'an Al-Adzhim 1/340)
Maka yang namanya cinta itu akan menggerakkan seseorang mengikuti sosok yang dicintainya sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah,
المحبة هي التي تحرك
"Cinta itu sesuatu yang menggerakkan."
Orang yang cinta dunia akan menggerakkan dirinya untuk mengejar dunia dengan mengorbankan segala-galanya.
Orang yang mencintai akhirat maka akan menggerakkan dirinya untuk berjalan menuju akhirat.
Begitupula dengan orang yang mencintai Rosulullah ﷺ maka akan menggerakkan dirinya untuk mengikuti sunnah (petunjuk) beliau ﷺ meski bersinggungan dengan tradisi dan kebiasaan masyarakat.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.