Agar ibadah diterima di sisi Allah, haruslah terpenuhi dua syarat, yaitu :
• Ikhlas karena Allah.
• Mengikuti tuntunan Nabi* ﷺ *(ittiba’).
Jika salah satu syarat saja tidak terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi tertolak.
Dalil dari dua syarat diatas disebutkan sekaligus dalam firman Allah Ta’ala,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.
(QS. Al Kahfi: 110)
• Ibnu Katsir رحمه الله تعالى menjelaskan,
“Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh”.
Maksudnya adalah mencocoki syariat Allah (mengikuti petunjuk Nabi ﷺ).
"Dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Maksudnya selalu mengharap wajah Allah semata dan tidak berbuat syirik pada-Nya..
Inilah dua rukun diterimanya ibadah, yaitu harus ikhlas karena Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah ﷺ”. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 9/205, Muassasah Qurthubah)
Selengkapnya : 🌐 https://rumaysho.com/832-dua-syarat-diterimanya-ibadah.html
Follow juga :
📷 Project @surabayamengajiproject
🎥 Video @surabayamengajitv
🛒 Store @surabayamengajistore
📱 Info 081335322441 (WA)
—————
#ambonmengaji
#ambon_mengaji
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.