Amalan-amalan ketaatan yang dikerjakan dari amalan dzikir, sholat, puasa, infak di jalan Allah, hingga melangkah ke majelis ilmu dan mendakwahkan ilmunya, semua itu hakikatnya hidayah tawfiq dari Allah.
Sungguh, amalan-amalan saleh yang ringan dan mudah sekalipun tidak akan sanggup dikerjakan oleh orang yang paling kuat dan banyak kelebihan jika Allah tidak menganugerahkan kepadanya tawfiq.
Bersyukurlah atas semua nikmat kemudahan, jangan sekali-kali merasa diri besar dan merasa diri lebih baik, karena jika bukan karena Allah kita tidak akan mampu berbuat kebaikan.
Allah 'azza wa jalla telah mengingatkan di dalam firman-Nya,
وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَۚ
"Dan nikmat apa saja yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." (An-Nahl: 53)
Nikmat-nikmat disini dijelaskan oleh para ulama yaitu nikmat yang menyangkut dunia dan agama, nikmat lahir dan batin, seluruhnya itu adalah karunia dari Allah. Maka bersyukurlah engkau dengan menghamba hanya kepada Allah semata.
Dan jika dirimu ditimpa kemudhorotan, kesulitan, kesengsaraan, maka dengungkanlah doa kepada Allah, bergantunglah kepada-Nya, seraya merendahkan diri, mengakui dosa, dan memohon pertolongan karena tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari sisi Allah.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.