Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, November 20, 2022

Pensiun Dari Salafy?

Bismillah...

Beberapa waktu yang lalu, kolom komentar saya di facebook di setting publik, apa yang terjadi? Berbagai komentar dari berbagai pemikiran masuk. Tidak dilayani, ada yang perlu dan sangat urgen untuk dijelaskan dan diluruskan. Dijawab, ngeyel, ngelantur, tidak fokus satu bahasan, melebar, bahkan sumpah serapah. Ya wis, saya setting hanya teman saja yang bisa komentar. Itu lebih aman dan menenangkan. 

Kalau saya terus berdebat dan terus melayani, maka bisa-bisa saya terkena syubhatnya, dan yang baca pun terkena dampak virusnya. 

Berkata Ibnu Baththah rahimahullah, 

ولقد رأيت جماعة من الناس كانو ايلعنونهم، ويسبونهم، فجالسوهم على سبيل الإنكار، والرد عليهم، فمازالت بهم المباسطة وخفي المكر، ودقيق الكفرحتى صبو إليهم

Saya pernah melihat sekelompok manusia yang dahulunya melaknat ahlu bid’ah, lalu mereka duduk bersama ahlu bid’ah untuk mengingkari dan membantah mereka dan terus menerus orang-orang itu bermudah-mudahan, sedangkan tipu daya itu sangat halus dan kekafiran sangat lembut dan akhirnya terkena (berbalik) kepada mereka.” (Al-Ibanah Ibnu Baththah).

Ada seseorang mengirimkan tulisan atau ceramah ahlul hawa yang penuh dengan syubhat. Kalau seperti itu tulisan dan ceramahnya, bisa-bisa orang terkena syubhatnya, saya pun lama-lama bisa termakan. Ini bahayanya membaca, mendengar atau melihat ceramah ahlul hawa. Sama bahayanya bergaul akrab dan bermajlis dengan mereka (ahlul bid'ah). 

Berkata Syaikh Rabi’ bin Hadi ‘Umair al-Madkhali hafidzahullah, 

الآن من ترون من الحزبيين –في هذه البلاد- كلهم أصلهم سلفيون في هذه البلاد.

"Sekarang ini, siapa yang kalian saksikan dari orang-orang hizbiyin –di negeri-negeri ini-. Mereka semuanya asalnya dahulu adalah orang-orang salafy di negeri-negeri tersebut.

كلهم ضاعوا بسبب المخالطة والمعاشرة والقراءة والسماع لأهل الأهواء.

Mereka semua lalu menjadi hilang disebabkan karena bergaul dan bersahabat dengan ahlul ahwa’ (para pengekor hawa nafsu) serta membaca tulisan dan mendengarkan ucapan mereka.

كل من ترونه الآن ويقال عنهم فلان حزبي وفلان حزبي…كلهم ما ضاعوا إلا بهذه الوسيلة

Semua orang yang kalian saksikan sekarang ini dan dikatakan tentang mereka “Si Fulan adalah seorang hizby, dan Fulan adalah seorang hizby…”, mereka semua tidaklah hilang selain karena sebab ini.

Mereka mengambil pandangan ini, yaitu:

آخذ الحق وأترك الباطل

Aku mengambil kebenaran dan meninggalkan kebathilan.

فيأخذ الباطل ويترك الحق. ويصبح عدوا للحق حربا على أهله!

Tetapi yang terjadi adalah mereka justru mengambil kebatilan dan meninggalkan kebenaran. Lalu keeseokan harinya, mereka telah memusuhi al-Haq dan memerangi para pengikut al-Haq tersebut!” [Fatawa asy Syaikh Rabi’ 14/350]. 

Ada seseorang yang menyimpang dari pemahaman yang benar atau terjatuh pada perbuatan maksiat, lantas orang tersebut diolok-olok, diremehkan dan direndahkan personnya, bukannya disampaikan dan dijelaskan penyimpangan pemikirannya atau bahayanya maksiat. 

Berlalulah waktu, orang yang diolok-olok kembali baik, sedangkan yang mengolok-ngolok melakukan apa-apa yang dia olok-olokan terdahulu kepada orang lain. 

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :

وَمَنْ ضَحِكَ مِنَ النَّاسِ ضُحِكَ مِنْهُ وَمَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِعَمَلٍ اُبْتُلِيَ بِهِ وَلَا بُدَّ

"Dan barangsiapa mentertawakan (diantara/ sebagian) manusia (orang lain), dia akan balik ditertawakan. Dan barangsiapa mencela saudaranya karena melakukan suatu amalan (dosa atau kekeliruan), dia akan diuji dengannya (melakukan dosa atau kekeliruan yang serupa). Dan ini suatu kepastian". (Al-Furusiyyah hlm 446).

Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah, 

أن الإنسان إذا عير أخاه في شيء ربما يرحم الله هذا المعير ويشفى من هذا الشيء ويزول عنه ثم يبتلى به هذا الذي عيره

"Sesungguhnya manusia (seseorang), ketika mencela saudaranya pada perkara tertentu, maka boleh jadi Allah menyayangi orang yang dicela, sehingga ia sembuh dan hilang dari dirinya perkara yang membuatnya dicela. Lalu Allah menguji orang yang mencela dengan menimpakan kepadanya perkara yang dahulu ada pada saudaranya yang dicela". (Syarah Riyadhush sholihin 6/263). 

Oleh karena itu jauhi perdebatan yang berlarut-larut dengan ahlul bid'ah, jangan bergaul akrab, bermajlis, membaca tulisannya, mendengar atau melihat ceramahnya dan jangan mengolok-ngolok personnya, tetapi jelaskan penyimpangan dan kekeliruannya. Jika tidak, jangan salahkan orang lain jika dirimu berubah dan pensiun dari salafy, karena itu salahmu sendiri.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02GD2nPhUSzukh6vZyP5xu2BduqgwaNfAXpmmdqKj8ZdHFk9QjZZzgzePz8gBknmaYl&id=100009878282155

AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive