Untuk mengetahui kemana perginya gelap dan cahaya mentari yang silih berganti, maka anda harus menjawab terlebih dahulu dua pertanyaan berikut:
1. Apakah gelap itu sesuatu yang berwujud atau gelap itu adalah hilangnya sinar/cahaya alias gelap adalah kekosongan? Alias gelap itu adalah ketiadaan cahaya atau sinar.
Dengan demikian anda boleh mengungkap tentang gelap dengan berkata: tidak ada cahaya tidak ada sinar.
Mungkinkah itu serupa dengan orang yang berkata: tidak di atas, tidak di bawah, tidak di luar, tidak di dalam, tidak di depan, tidak di belakang, tidak di kanan dan tidak di kiri?
2. Apakah yang dimaksud dengan cahaya itu?
Apakah cahaya yang ditanyakan adalah sesuatu yang berwujud pada matahari, atau api (lidah api yang menerangi) ataukah cahaya itu hanya sekedar pantulan cahanya matahari dan api pada suatu benda atau tempat.
Kondisi serupa juga terjadi pada bayangan benda.
Kawan! Apapun jawaban anda dan fakta yang terjadi sebenarnya, tahukah anda bahwa Allah Ta'ala Maha Kuasa untuk melakukan apapun yang Allah kehendaki :
أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ وَلَوْ شَاء لَجَعَلَهُ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا {45} ثُمَّ قَبَضْنَاهُ إِلَيْنَا قَبْضًا يَسِيرًا {46} وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا {47}
Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayangan (benda); dan kalau dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayangan itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan. Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Al Furqan 45-47)
Dan keberadaan siang yang terang benderang dan malam yang gelap gulita, dan bayangan benda yang teduh membuktikan betapa manusia ini lemah. Sekedar memahami dan mengetahui sabagian makhluq Allah saja banyak dari kita yang gagal atau tidak kuasa mengetahuinya. Bagaimana halnya dengan pencipta semesta alam, semua itu bukti bahwa ilmu kita sangatlah sedikit. Sedangkan Allah Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Agung.
Yuk, sadari keterbatasan diri kita agar kita bisa dengan mudah berserah diri dan beriman seutuhnya kepada apapun yang Allah Ta'ala dan Rasul-Nya kabarkan.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.