๐ด๐ด๐ด
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah ๏ทบ pernah bersabda:
َูุถْุญَُู ุงَُّููู ุฅَِูู ุฑَุฌَُِْููู َْููุชُُู ุฃَุญَุฏُُูู َุง ุงْูุขุฎَุฑَ َูุฏْุฎَُูุงِู ุงْูุฌََّูุฉَ، َُููุงุชُِู َูุฐَุง ِูู ุณَุจِِูู ุงَِّููู َُْูููุชَُู، ุซُู َّ َูุชُูุจُ ุงَُّููู ุนََูู ุงَْููุงุชِِู َُููุณْุชَุดَْูุฏُ
“ALLAH TERTAWA kepada dua orang yang salah satunya membunuh yang lain, sedangkan kedua-duanya (akhirnya) masuk Surga. Orang yang satu berperang di jalan Allah, lantas ia terbunuh (oleh orang kedua). Kemudian Allah menerima tobat si pembunuh (karena masuk Islam). Lalu si pembunuh tadi akhirnya juga mati syahid (di jalan Allah)” [HR. Al-Bukhariy no. 2614, Muslim no. 3504, An-Nasaa’iy no. 3115, Ahmad no.9597]
๐ด๐ด๐ด
Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฅِِّูู ูุฃَุนَْูู ُ ุขุฎِุฑَ ุฃَِْูู ุงَّููุงุฑِ ุฎُุฑُูุฌًุง ู َِْููุง َูุขุฎِุฑَ ุฃَِْูู ุงْูุฌََّูุฉِ ุฏُุฎُููุงً ุงْูุฌََّูุฉَ ุฑَุฌٌُู َูุฎْุฑُุฌُ ู َِู ุงَّููุงุฑِ ุญَุจًْูุง ََُُููููู ุงَُّููู ุชَุจَุงุฑََู َูุชَุนَุงَูู َُูู ุงุฐَْูุจْ َูุงุฏْุฎُِู ุงْูุฌََّูุฉَ ََููุฃْุชَِููุง َُููุฎََُّูู ุฅَِِْููู ุฃَََّููุง ู َูุฃَู ََููุฑْุฌِุนُ ََُُููููู َูุง ุฑَุจِّ َูุฌَุฏْุชَُูุง ู َูุฃَู. ََُُููููู ุงَُّููู ุชَุจَุงุฑََู َูุชَุนَุงَูู َُูู ุงุฐَْูุจْ َูุงุฏْุฎُِู ุงْูุฌََّูุฉَ – َูุงَู – ََููุฃْุชَِููุง َُููุฎََُّูู ุฅَِِْููู ุฃَََّููุง ู َูุฃَู ََููุฑْุฌِุนُ ََُُููููู َูุง ุฑَุจِّ َูุฌَุฏْุชَُูุง ู َูุฃَู ََُُููููู ุงَُّููู َُูู ุงุฐَْูุจْ َูุงุฏْุฎُِู ุงْูุฌََّูุฉَ َูุฅَِّู ََูู ู ِุซَْู ุงูุฏَُّْููุง َูุนَุดَุฑَุฉَ ุฃَู ْุซَุงَِููุง ุฃَْู ุฅَِّู ََูู ุนَุดَุฑَุฉَ ุฃَู ْุซَุงِู ุงูุฏَُّْููุง – َูุงَู – ََُُููููู ุฃَุชَุณْุฎَุฑُ ุจِู – ุฃَْู ุฃَุชَุถْุญَُู ุจِู – َูุฃَْูุชَ ุงْูู َُِูู » َูุงَู ََููุฏْ ุฑَุฃَْูุชُ ุฑَุณَُูู ุงَِّููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู - ุถَุญَِู ุญَุชَّู ุจَุฏَุชْ ََููุงุฌِุฐُُู. َูุงَู ََููุงَู َُููุงُู ุฐَุงَู ุฃَุฏَْูู ุฃَِْูู ุงْูุฌََّูุฉِ ู َْูุฒَِูุฉً
“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.
Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”
Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.” (HR. Bukhari no. 6571, 7511 dan Muslim no. 186).
๐ด๐ด๐ด
Bila melihat sikap para salafusshalih mengenai tertawanya Allah ta`alaa, maka sikap ahlussunnah waljamaah menetapkan sifat tersebut tanpa menyerupakan dengan sifat makhlukNya.
Sehingga Penetapan sifat “tertawa” bagi Allah ๏ทป yang merupakan salah satu dari sifat tsubutiyah, fi’liyah, ditetapkan sebagaimana zahirnya, sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya, tanpa menyerupakan atau menyamakan dengan mahluk, dan tidak menanyakan kaifiyahnya. Ditetapkan berdasarkan Alquran dan Assunnah.
Allah Ta’ala berfirman:
َْููุณَ َูู ِุซِِْูู ุดَْูุกٌ ََُููู ุงูุณَّู ِูุนُ ุงูุจَุตِูุฑ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah. Dia Zat Yang Maha mendengar lagi Maha Melihat” (Asy Syuura:11).
ََููู ْ َُููู َُّูู ًُُูููุง ุฃَุญَุฏٌ
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (Al Ikhlas:4).
Mau mempelajari lebih mendalam tentang sifat sifat Allah jauh dari takwil filsafat atau rumus ilmu kalam yunani kuno ? Daftar saja di sini: https://pmb.stdiis.ac.id/
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.






