Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, October 9, 2023

Jalan Iman

Jalan Iman
Bismillah...

Iman mencakup ucapan, keyakinan, dan perbuatan. Ia bertambah kuat dengan ketaatan dan berkurang akibat maksiat. 

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah perkataan di lisan, keyakinan dalam hati, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Al-Bukhari rahimahullah (wafat tahun 256 H) mengatakan,

وَهُوَ قُوْلٌ وَفِعْلٌ وَيَزِيْدُ وَيَنْقُصُ

Iman itu terdiri dari ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.” (Sahih al-Bukhari, Maktabah al-Iman hal. 14).

Firman Allah ta’ala,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang yang ketika disebutkan -nama- Allah maka takutlah hati mereka, dan ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan (mereka). Dan mereka bertawakal hanya kepada Rabb mereka. Orang-orang yang mendirikan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang mukmin yang sesungguhnya” (QS. al-Anfal [8]: 2-4).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).

Dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ

Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan juga karena Allah, maka sungguh dia telah menyempurnakan keimanan (pada dirinya).” (HR. Abu Dawud, as-Shahihah [380]


Baca juga

- https://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/aqidah/353-iman-jalan-menuju-keselamatan.html

- https://muslim.or.id/72023-faktor-internal-perusak-iman-bag-1.html

- https://muslim.or.id/72066-faktor-internal-perusak-iman-bag-2.html

- https://muslim.or.id/72264-faktor-eksternal-perusak-iman.html


Iman harus dijaga dari segala perusak. Iman dilindungi dari segala pengotor yang mengganggu kemurnian penghambaan kepada Allah.

Para Rasul diutus untuk mengajarkan iman. Menanamkan aqidah tauhid sebagai pondasi kehidupan. Inilah misi para pejuang kebaikan di sepanjang zaman.

🖥 Pesan motivasi ini dibagikan oleh Channel Telegram Keluarga Alumni Al-Atsari


Bersama merawat dakwah

Bersama menuju Jannah...


📽 Yuk subscribe!

https://t.me/alumniypia

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive