Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, October 13, 2023

Pelita di Tengah Gulita

Ulama adalah Pewaris Para Nabi
Bismillah...

Para ulama di tengah manusia laksana pelita di tengah malam gelap gulita. Mereka membawa petunjuk ilmu dan kebaikan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan. 

Sebagian ulama salaf berkata, “Kalau bukan karena keberadaan para ulama -setelah taufik dari Allah- niscaya manusia sama persis kelakuannya dengan binatang…

Pewaris Para Nabi

https://www.al-mubarok.com/pewaris-para-nabi/

Para ulama memiliki tugas mulia melanjutkan perjuangan dakwah para nabi untuk mengajarkan tauhid dan menyucikan jiwa manusia. Membersihkan akal dan perasaan manusia dari kotoran fitnah syubhat dan syahwat. 

Allah berfirman :

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ

Dan tidaklah Kami utus sebelum kamu seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya; bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Aku, maka sembahlah Aku.” (al-Anbiya’ : 25)

Para ulama membawa misi perbaikan umat dengan mengedepankan pembenahan aqidah dan pemurnian ibadah kepada Allah. Sebagaimana para rasul terdahulu menyebarkan dakwah tauhid dan pemberantasan syirik. 

Allah berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَٰلَةُ ۚ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ

"Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)" (an-Nahl : 36)

Allah berfirman :

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan dalam beragama untuk-Nya dengan hanif, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah : 5)

Para ulama mengajak kepada ketakwaan. Ketakwaan kepada Allah dan rasa takut terhadap adzab akhirat. Oleh sebab itu para ulama disifati dengan rasa takut kepada Allah. 

Allah berfirman :

إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟

Sesungguhnya yang paling merasa takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah para ulama.” (Fathir : 28)

Semakin dalam pengenalan seorang hamba kepada Allah maka semakin besar rasa takutnya kepada Allah. Rasa takut yang dilandasi dengan kecintaan dan pengagungan. Rasa takut yang menghalangi seorang dari berbagai perkara yang diharamkan Allah. Oleh sebab itu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, 

ليس العلم بكثرة الرواية ولكن العلم الخشية

Bukanlah ilmu dengan banyaknya riwayat -yang dihafalkan atau disampaikan, akan tetapi hakikat ilmu -yang bermanfaat- adalah yang membuahkan rasa takut kepada Allah…

Imam Syafi’i memiliki nasehat berharga di mana beliau berkata,

العلم ما نفع، ليس العلم ما حفظ

Ilmu adalah yang bermanfaat dan bukan hanya dihafalkan” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 89).

Ibadah kepada Allah adalah amalan yang tegak di atas rasa takut dan harapan. Keduanya ibarat kedua belah sayap seekor burung. Tidak akan terbang burung kecuali dengan kedua sayapnya. Dan yang menjadi penggerak utama adalah kecintaan kepada Allah. Modal yang telah tertanam di dalam hati manusia. Sebagaimana disebutkan dalam sebagian riwayat, ”Bahwa hati-hati manusia tercipta dalam keadaan mencintai Dzat Yang berbuat baik kepada dirinya.

Para ulama menjelaskan kepada manusia apa tujuan hidup mereka di dalam dunia. Sebagaimana yang telah diterangkan Allah di dalam kitab-Nya. 

Allah berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Para ulama bangkit untuk menyadarkan manusia dari kebodohan dan kelalaiannya. Mereka tegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar dengan penuh hikmah dan berlandaskan ilmu yang jelas dan gamblang. Menasihati manusia untuk mengikuti kebenaran dan bersabar di atasnya.

Allah berfirman : 

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Para ulama menebarkan hidayah dan memberikan motivasi serta peringatan kepada masyarakat. Hidayah berupa ilmu dan keterangan terhadap ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hidayah untuk membimbing manusia kepada jalan-jalan kebaikan. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk mengikuti jalan para ulama, mencintai mereka dan membantu perjuangan dakwah mereka di jalan Allah yang mulia…


===🌴🌴🌴===

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02zWcwde1N5UehNrB1wbkKhAkhffgDe4nPRpj82eEVkVrL7bu9gVQT6CgdkR3SWMaFl&id=100069715205483

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive