Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, December 15, 2023

Zaman Yang Mesti Banyak Bersabar

Zaman Yang Mesti Banyak Bersabar
Bismillah...

Sebagian orang mengompori dan memanas-manasi masyarakat tentang masalah kezaliman penguasa, seakan-akan penguasa sekarang lebih zalim dari Al Hajjaj bin Yusuf yang membunuh para ulama, melempari dan membakar kabah. 

Coba baca sejarahnya Hajaj Bin Yusuf, kezaliman dan kekejamannya super luar biasa, diantara kezalimannya banyak menyiksa dan membunuh kaum muslimin, termasuk yang dibunuhnya adalah Abdullah Bin Zuber radhiyallahu anhu, cucu dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu anhu dan dia pun yang melempar kabah dengan sejenis granat.

Berkata Hisyam bin Hassan rahimahullah :

Mereka menghitung jumlah manusia yang dibunuh oleh Al Hajjaj secara zhalim (dibunuh dengan cara tidak diberi makan dan minum), maka jumlahnya mencapai sebanyak 120.000 orang manusia.” (Sunan At Tirmidzi, no. 2220. Dinilai hasan oleh At Tirmidzi dan Al Hafizh Ibnu Hajar, Tahdzib At Tahdzib, 2/211).

Berkata Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullah :

Kalau sekiranya setiap umat datang dengan para penjahatanya manakala kita pula datang dengan membawa Al Hajjaj, niscaya kita akan mengalahkan semua penjahat tersebut.” (Ibnu Katsir, Al Bidayah wa An Nihayah, 6/267, 9/158).

Atau penguasa di zaman Imam Ahmad yang menyiksa Imam Ahmad, para ulama dan masyarakat umum yang tidak mengimani alquran adalah makhluk.

Lihatlah bagaimana sikap para sahabat di zaman al hajjaj dan Imam Ahmad seorang ulama besar yang pengikutnya ribuan orang ketika itu? Beliau menyuruh untuk bersabar ketika sebagian orang mendorong untuk memberontak.

Berkata Az Zubair rahimahullah :

أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الْحَجَّاجِ فَقَالَ « اصْبِرُوا ، فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِى بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ » . سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ – صلى الله عليه وسلم 

'Kami pernah mendatangi Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Kami mengadukan tentang (kekejaman) Al Hajjaj pada beliau. Anas pun mengatakan, “Sabarlah, karena tidaklah datang suatu zaman melainkan keadaan setelahnya lebih jelek dari sebelumnya sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian. Aku mendengar wasiat ini dari Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari).

Berkata Imam Ahmad Bin Hanbal rahimahullah :

الصبر على ما نحن فيه خير من الفتنة يسفك فيها الدماء ، ويستباح فيها الأموال ، وينتهك فيها المحارم

Bersabar pada keadaan kita saat ini jauh lebih baik dari pada fitnah. Ditumpahkannya darah, dihalalkannya harta dan dijatuhkannya kehormatan. (As Sunnah Lil Hilali 123/1-89).

Seorang murid beliau, Ahmad Abul Harist bertanya kepada Imam Ahmad :

يا أبا عبد الله ، ما تقول في الخروج مع هؤلاء القوم 

"Wahai Abu 'Abdillah (Imam Ahmad), apa pendapat anda jika aku memberontak bergabung bersama kaum tersebut ?"

Maka beliau mengingkari hal tersebut, dan beliau berkata :

سبحان الله ! الدماء الدماء ! لا أرى ذلك ، ولا آمر به ، الصبر على ما نحن فيه خير من الفتنة يسفك فيها الدماء ، ويستباح فيها الأموال ، وينتهك فيها المحارم ، أما علمت ما كان الناس فيه ، يعني أيام الفتنة . 

قلتُ : والناس اليوم، أليس هم في فتنة يا أبا عبد الله ؟ 

قال : وإن كان ، فإنما هي فتنة خاصة ، فإذا وقع السيف عمَّت الفتنة ، وانقطعت السبل ، الصبر على هذا ، ويسلم لك دينك خير لك

ورأيته ينكر الخروج على الأئمة ، وقال: الدماء ! لا أرى ذلك ، ولا آمر به 

Subahanallah! Darah ! Darah !, saya tidak sependapat dengan hal tersebut dan tidak pula menganjurkannya. Bersabar pada keadaan kita saat ini jauh lebih baik dari pada fitnah dan ditumpahkannya darah, dihalalkannya harta dan dijatuhkannya kehormatan. Apakah anda tidak mengatahui apa yang telah terjadi pada manusia masa silam (yaitu fitnah) ? 

"Maka aku menjawab : Bukankah saat ini pun manusia sudah berada didalam fitnah wahai Abu 'Abdillah ?" 

"Kemudian beliau menjawab : Walaupun demikian, namum ini adalah fitnah yang khusus. Apabila pedang telah terhunus, fitnah telah meluas dan jalan jalan telah tertutup, maka sabar dalam keadaan seperti saat ini dan menyelamatkan agamamu adalah lebih baik bagimu !" 

"Saya melihat beliau mengingkari memberontak terhadap para penguasa (pemerintah), dan beliau berkata : ' Darah, saya tidak sependapat dengan hal tersebut dan tidak pula memerintahkannya." (As Sunnah Lil Hilali 123/1-89).

Maka bersabar dengan kondisi sekarang yang tidak lebih parah dari pada di zaman dulu itu lebih baik. Dan salah satu pokok akidah ahlussunnah wal jamaah adalah bersabar atas kezaliman penguasa. Maka dengan demikian, jika ada sekelompok orang yang tidak sabar dengan kezaliman penguasa, mereka telah melepaskan diri dari prinsip dasar ahlussunnah wal jamaah.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :

الصبر على جور الأئمة أصل من أصول أهل السُنة والجماعة

"Sabar terhadap kezaliman penguasa adalah salah satu pokok Ahlussunnah wal Jama’ah” (Majmu’ Al Fatawa, 28/179).

Diantara bentuk ketidaksabaran adalah mereka mencela dan menghina penguasa, tidak taat kepada perkara yang makruf, bahkan sampai tingkat memberontak. Kalau sudah demikian keadaannya, mereka sudah jatuh kepada akidah khawarij.

Berkata Al Barbahari rahimahullah :

من خرج على إمام من أئمة المسلمين فهو خارجي قد شق عصا المسلمين وخالف الآثار وميتته ميتة جاهلية ، ولا يحل قتال السلطان ولا الخروج عليه وإن جار

Orang yang memberontak kepada pemimpin kaum Muslimin, maka ia adalah seorang Khawarij yang telah merusak tonggak Islam dan menyelisihi atsar dan jika ia mati, ia mati jahiliyyah. Dan tidak halal memerangi penguasa, dan juga tidak boleh memberontak walaupun penguasa tersebut zalim” (MatanSyarhus Sunnah).

Sezalim apapun penguasa, selama dia muslim dan tidak tampak pembatal keislamannya, maka haram untuk memberontak. Sekalipun sudah tampak kekafirannya, maka pertimbangkanlah kekuatan yang ada, baik pasukan dan persenjataan, jangan modal nekat, karena kerusakannya akan lebih parah.

Berkata Imam Ath Thahawi rahimahullah :

ولا نرى الخروج على أئمتنا وولاة أمورنا وإن جاروا ولا ندعوا عليهم ولا ننزع يداً من طاعتهم ونرى طاعتهم من طاعة الله فريضة ما لم يأمروا بمعصية وندعوا لهم بالصلاح والمعافاة

"Kami berpandangan tidak diperbolehkan memberontak pada para imam dan ulil amri walaupun mereka zalim. Dan tidak boleh mendoakan keburukan atas mereka. Dan tidak boleh melepaskan ketaatan dari mereka. Dan kami berpendapat bahwa taat kepada ulil amri merupakan bentuk taat kepada Allah dan hukumnya wajib. Selama bukan dalam perkara maksiat. Dan kita hendaknya mendoakan kebaikan dan kesehatan kepada ulil amri” (Matan Al Aqidah Ath Thahawiyah).


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0qrBTvuTpmK8Apf5SKMGHtdYo2bx4yWwofSEvmWQA39UhqoJtwHgziVTVnKzykyNyl&id=100063495759389


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive