Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, September 14, 2022

Orang-orang Yang di Doakan Buruk Oleh Malaikat (4)

Orang-orang Yang di Doakan Buruk Oleh Malaikat
Bismillah...

Lanjutan dari Bagian-3...

Orang yang mengaku nasab palsu.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ، أَوِ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيهِ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ الْمُتَتَابِعَةُ، إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barang siapa menisbahkan dirinya kepada selain ayahnya, atau berafiliasi kepada selain tuannya, maka atasnya laknat Allah berturut-turut hingga hari kiamat.” ([17])

Barang siapa yang mengaku sebagai anak Fulan, padahal dia bukan anak Fulan, atau mengaku berasal dari suku Fulan, padahal berasal dia tidak dari suku Fulan, atau dia mengaku berafiliasi kepada orang yang bukan orang yang memerdekakannya, padahal sejatinya tidak, maka atasnya laknat Allah ﷻ, malaikat dan seluruh manusia, dan Allah ﷻ tidak menerima ibadah wajib dan sunah yang dia kerjakan.

Inilah bahayanya bagi orang yang mengaku-ngaku berasal dari suku atau keturunan tertentu, padahal sama sekali bukan. Dia mengaku berasal dari satu keturunan, darah biru, orang saleh atau suku tertentu, padahal bukan, sedangkan dia sendiri tahu bahwa dia bukan berasal darinya. Orang yang berbuat semacam ini, sejatinya dia terlaknat.

Kenapa orang yang berbuat demikian ini terlaknat? 

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,

لِمَا فِيهِ مِنْ كُفْرِ النِّعْمَةِ وَتَضْيِيعِ حُقُوقِ الْإِرْثِ وَالْوَلَاءِ وَالْعَقْلِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مَعَ مَا فِيهِ مِنْ قَطِيعَةِ الرَّحِمِ وَالْعُقُوقِ

Karena perbuatan tersebut termasuk kufur nikmat dan menghapuskan hak-hak waris, wala’ dan akal dan lain sebagainya termasuk memutus hubungan kekerabatan dan durhaka kepada orang tua.” ([18])

Barang siapa yang mengaku dengan nasab palsu, maka dia telah melakukan perbuatan yang terlaknat. Hal itu, dikarenakan orang tersebut sejatinya kufur terhadap nikmat, ketika dia mengakui nasabnya yang sebenarnya, seakan-akan dia berasal dari keturunan yang buruk, sehingga berat baginya untuk mengakuinya. Oleh karenanya, Imam An-Nawawi rahimahullah menggolongkannya sebagai perbuatan kufur nikmat.

Sejatinya yang menjadikan seseorang mulia bukanlah nasabnya, tetapi karena ketakwaannya. Dari suku mana pun dia berasal, berkulit apa pun dia, jika dia bertakwa kepada Allah ﷻ, maka dia akan menjadi mulia di sisi Allah ﷻ.

Oleh karenanya, barang siapa yang tidak mengakui nasabnya yang sebenarnya, maka dia telah kufur terhadap nikmat Allah ﷻ. Perbuatannya menggambarkan seakan-akan apa saja yang telah Allah ﷻ berikan kepadanya, dia tidak mengakuinya dan tidak menganggapnya, sehingga dia harus mengaku-ngaku dari orang lain, keluarga yang lain atau suku yang lain. Tentu saja, perkara ini termasuk dosa besar yang dilaknat oleh Allah ﷻ  dan para malaikatnya.

Bayangkan, jika ada orang tua yang memiliki anak, namun anak tersebut tidak mau mengakuinya sebagai orang tuanya sendiri, maka siapa yang tidak sedih dengan kondisi seperti ini? Tentu saja, ini adalah perbuatan durhaka. Oleh karenanya, orang yang seperti ini berhak untuk mendapatkan laknat malaikat dan didoakan oleh para malaikat agar dijauhkan dari rahmat Allah ﷻ.


Bersambung ke Bagian-5...

Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

https://bekalislam.firanda.com/4819-orang-orang-yang-di-doakan-buruk-oleh-malaikat-iman-kepada-malaikat-5.html

-------------------------

Footnote:

([17])  HR. Abu Dawud No. 5115. 

Di dalam riwayat yang lain disebutkan, sebagai berikut:

فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

Maka atasnya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya.” HR. Ibnu Hibban, No. 417

([18]) Al-Minhaj Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim, (9/144).

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive