Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, November 11, 2022

Jangan Sebut Usaha Tidak Mengkhianati Hasil

Jangan Sebut Usaha Tidak Mengkhianati Hasil
Bismillah...

Sejak dahulu kala orang kaya sudah ada di muka bumi ini. Contohnya: Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam dengan bala tentara dan istananya yang legendaris. Juga Qarun sang triliuner yang hidupnya berakhir tragis.

Kedua orang ini sama-sama super kaya. Yang membedakan antara keduanya adalah: Nabi Sulaiman namanya harum di dunia dan kelak di akhirat akan masuk surga. Sedangkan Qarun, di dunia, ia dan seluruh hartanya dibenamkan oleh Allah ke perut bumi dan kelak bakal dijebloskan ke neraka. 

Bukti nama Nabi Sulaiman harum dan nama Qarun jelek adalah tidak ada anak yang dinamakan Qarun. Namanya tercemar dengan prilakunya. Berbeda dengan nama Sulaiman yang banyak dipakai, hal ini karena namanya harum.

Apa yang membuat Qarun bernasib tragis, dan apa yang membuat Nabi Sulaiman namanya begitu harum?

Nabi Sulaiman dan Qarun berbeda dalam menyikapi siapa yang memberi karunia tersebut. Nabi Sulaiman dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa semua karunia yang dimilikinya itu dari Allah Ta’ala semata. Kata beliau, “Ini adalah karunia dari Rabbku.” (QS. An-Naml [27]: 40)

Adapun Qarun, maka ia mengklaim bahwa kekayaannya itu semata-mata bersumber dari kecerdasannya dalam mengelola harta. Dia berkata, “Sesungguhnya harta ini kuperoleh semata-mata karena kepandaianku dalam berusaha.” (QS. Al-Qasas [28]: 78)

https://www.radiorodja.com/52348-pamer-harta/

Nabi Sulaiman senantiasa bersyukur kepada Allah atas karunia tersebut [QS. An-Naml (27): 19]. Sedangkan Qarun sebaliknya, ia kufur kepada Allah dan senantiasa memamerkan serta menyombongkan kekayaannya kepada khalayak. Sebagaimana yang diceritakan Allah dalam firman-Nya,

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ

Ia keluar (dari rumahnya) mendatangi kaumnya dengan kemegahan (yang dipamerkannya).” (QS. Al-Qasas[28]: 79)

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa saat keluar rumah, Qarun memamerkan pakaiannya yang mewah, kendaraannya yang megah, disertai puluhan ribu pengiring.

Jadi, memamerkan harta -entah itu di dunia nyata maupun di dunia maya (medsos)- adalah virus jahat yang harus diwaspadai dan diobati. Sebab akibat buruknya akan dirasakan bukan hanya di dunia, namun juga kelak di akhirat. Di dunia akan memunculkan hasad atau iri dari orang lain, juga berpotensi terkena dampak buruk pandangan jahat ‘ain, serta menyakitkan hati orang-orang yang tak mampu. Adapun di akhirat terancam siksa neraka. Sebab kesombongan walaupun sebesar debu akan mengakibatkan seseorang gagal masuk surga. Sebagaimana disebutkan dalam HR. Muslim.

Seluruh keterangan di atas bukan berarti menyuruh orang-orang kaya berpenampilan lusuh dan kotor. Sebab Allah senang bila karunia nikmat-Nya nampak terlihat dari penampilan seseorang. Tentu dengan catatan tidak berlebihan dan tujuannya bukan untuk menyombongkan diri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ

Sesungguhnya Allah suka manakala nikmat yang dikaruniakan pada hamba-Nya terlihat dari penampilannya”. HR. Tirmidziy (no. 2819) 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” (H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ {18}

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)


https://www.facebook.com/69419873083/posts/pfbid02XDkyhywSewnuGyvKs7wr4TEN5yE9qM1dReSpsMRBbuwjpgqYQpmsc8dTrM6BRQQkl/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive