Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, December 5, 2022

Thalabul Ilmi, Intel atau Paparazi!?

Thalabul Ilmi, Intel atau Paparazi!?
Bismillah...

Ada sebagian orang, hadir dalam majlis ilmu, bukan berniat untuk menambah ilmu, menghilangkan kebodohan dan menambah pahala. Namun hadirnya layaknya seperti intel. Dia tulis, dia rekam dan mencari-cari kesalahan si ustadz atau para jamaah yang bukan linknya. Atau dia seperti paparazi, foto sana foto sini. Setelah itu lapor dengan bosnya. Lantas bosnya beberkan kesalahan-kesalahan atau ketergelinciran si ustadz atau jamaah yang hadir, di majlis-majlis ghibah mereka.

Berkata Ibnu Hazm rahimahullah:

إِذا حضرت مجْلِس علم فَلا يكن حضورك إِلا حُضُور مستزيدٍ علمًا وَأَجرًا

"Apabila kamu hadir dalam majlis ilmu, maka jangan jadikan kehadiranmu, kecuali hadir untuk menambah ilmu dan pahala".

لا حُضُور مستغنٍ بِمَا عنْدك طَالبًا عَثْرَة تشيعها أَو غَرِيبَةً تشنِّعها، فَهَذِهِ أَفعَال الأرذال الَّذين لا يفلحون فِي الْعلم أبدًا

"Bukan hadir orang yang merasa cukup dengan apa (ilmu) yang ada pada dirimu untuk mencari-cari ketergelinciran yang akan engkau sebarkan atau kekeliruan yang akan engkau jelek-jelekkan. Maka ini perbuatan orang-orang rendahan yang tiada akan pernah beruntung dalam ilmu untuk selama-lamanya".

فَإِذا حضرتها على هَذِه النِّيَّة فقد حصَّلت خيرًا على كلِّ حَالٍ، وَإِن لم تحضرها على هَذِه النِّيَّة فجلوسك فِي مَنْزِلك أروح لبدنك وَأكْرم لخُلُقك وَأسلم لدينك».[«مداواة النفوس» لابن حزم (٩٢)]

"Maka apabila engkau menghadirinya dengan niatan yang benar tersebut, maka engkau telah mendapatkan kebaikan betapa pun keadaannya.

Namun jika engkau menghadirinya bukan dengan niatan itu, maka diamnya engkau di rumah lebih nyaman bagi tubuhmu, lebih terhormat untuk akhlakmu dan lebih selamat untuk agamamu". (Mudawatun Nufus 92). https://ferkous.com/home/?q=fawaiid-130 

Mencari-cari kesalahan seorang muslim terlarang dalam syariat islam. Jangan samakan mencari-cari kesalahan dengan tahdzir. Tahdzir (memperingatkan umat dari kesalahan individu atau kelompok dan membantah kesalahan tersebut; dalam rangka menasehati mereka dan mencegah agar umat tidak terjerumus ke dalam kesalahan serupa) adalah disyariatkan. 

Mencari-cari kesalahan seorang muslim semua orang bisa, namun tahdzir mesti orang yang memiliki ilmu (apa kesalahan dan penyimpangannya dan dijelaskan dan diterangkan bagaimana yang benarnya menurut dalil) dan ini semua memerlukan ilmu luas dan pemahaman yang benar. 

Sama dengan orang yang baru belajar nahwu lantas mengkritisi bacaan kitab seorang ustadz atau seorang ulama, lantas disebarkan ke khalayak bahwa ustadz pulan, ulama pulan tidak becus membaca kitab, sering salah bacaannya, tidak layak diambil ilmunya, jangan hadiri majlisnya dan seabrek tuduhan lainnya, karena dia tahu darimana kalau sang ustadz atau ulama itu salah bacaannya, sedangkan dia Jurumiyyah saja belum tamat, apalagi memahami. Kecuali ustadz atau ulama yang menguasai ilmu nahwu dan sharaf secara terperinci dan detail.

Allah Ta’ala berfirman, 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari KESALAHAN orang lain” (Al-Hujurat : 12). 

Berkata Syekh As Sa'di rahimahullah, 

وَلَا تَجَسَّسُوا أي: لا تفتشوا عن عورات المسلمين، ولا تتبعوها... 

“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain,” yakni, janganlah kalian mengorek KESALAHAN kaum Muslimin dan jangan mencari-carinya..." (Tafsir As Sa'di). 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari BERITA KEJELEKAN orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara". (HR. Bukhari). 


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid0hRh7uByJiHqvS9dJu7jt4STVJifKtJeFM7u8dH74hCm3jjAg6MLwzjVYsRSx1VdMl/

AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive