Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, September 16, 2023

Futur, Suatu Keniscayaan

Futur, Suatu Keniscayaan
Bismillah...

Seorang ikhwah berkunjung ke rumah. Beliau mengatakan, "Seandainya ikhwah yang dulu-dulu itu tetap istiqamah menghadiri kajian, tentu sudah membludak ikhwah pengajian, jika ditambah dengan ikhwah yang baru. Namun sebagian ikhwah sudah tidak kelihatan batang hidungnya. Bahkan sebagian kembali seperti orang awam. Sehingga jamaah kajian tidak signifikan penambahan jamaahnya."

Begitulah dalam keHIDUPan, untuk istiqamah di dalam kebaikan itu tidaklah mudah, banyak godaan syahwat dan syubhat, sehingga kadang orang futur. Lemah, hilang semangat dan tidak bergairah. 

Mungkin dulu rajin kajian, tempat yang jauh pun ditempuh. Cerah ataupun hujan. Gelap dan dinginnya malam. Ada kendaraan atau pun tidak, tetap melangkahkan kaki ke tempat kajian. Namun sekarang malas, loyo dan hilang semangat. 

Bahkan dulu rajin ibadah, baik yang WAJIB maupun yang SUNNAH, shalat berjamaah di masjid ditegakkan, shalat malam tidak pernah ketinggalan, puasa senin kamis bahkan puasa daud rutin dikerjakan, membaca alquran disetiap harinya tidak pernah luput, namun sekarang, yang WAJIB pun kadang terlewatkan. 

Jenggot indah yang menghiasi wajahnya, celana di atas mata kaki senantiasa dijaganya, konsisten menundukkan pandangannya jika melihat wanita yang bukan mahram dan SUNNAH-SUNNAH lain dia tegakkan. Tetapi akhir-akhir ini tinggal kenangan. Jenggot sudah mulai dipangkas dipendekkan, bahkan sudah ada yang klimis bak gadis. Celana sudah menyapu tanah. Mata pun sudah jelalatan tidak terbendung. Begitu pula amalan ketaatan lainnya sudah banyak ditinggalkan. 

Futur memang sudah keniscayaan, namun janganlah berlarut-larut, segeralah kembali. Raihlah kenikmatan di atas SUNNAH yang dulu pernah dirasakan. Cucuran air mata taubat dan penyesalan yang pernah singgah dan menggugah. Semangat menegakkan SUNNAH dan menceramahi orang untuk HIDUP di atas SUNNAH yang pernah menggelora. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ

Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat memiliki masa futur (lemah semangat). Barangsiapa ketika futur ia kembali kepada SUNNAHku (ajaranku) maka beruntunglah dia. Dan barangsiapa ketika futur ia kembali kepada SELAIN ajaranku, maka binasalah dia. (HR. Ahmad. Sanad yang shahih).

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah, 

تَخَلَلْ الْفَتَرَاتِ لِلَّسالِكِيْنَ أَمْرٌ لَا بَدَّ مِنْهُ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى مُقَارَبَةٍ وَتَسْدِيْدٍ، وَلَمْ تُخْرِجْهُ مِنْ فَرْضٍ، وَلَمْ تُدْخِلْه فِيْ مُحَرَّمٍ؛ رُجِيَ لَهُ أَنْ يَعُوْدَ خَيْرًا مِّماَ كَانَ

"Terjadinya masa futur (lemah semangat) bagi orang yang menempuh jalan Allah adalah suatu keniscayaan. Siapa yang masa futurnya itu cenderung kepada usaha untuk lurus kembali, tidak mengeluarkannya dari keWAJIBan, dan tidak memasukkannya ke dalam perilaku yang haram, maka diharapkan ia akan kembali dalam keadaan lebih baik daripada sebelumnya." (Madarij as-Salikin, 3/126)

Agar rasa futur tidak membuat HATI MATI, maka tetaplah melaksanakan yang WAJIB-WAJIB, agar HATI tetap HIDUP. Setelah HATI HIDUP kembali dan rasa futur sudah mulai sirna, kerjakan yang SUNNAH-SUNNAH setelah yang WAJIB dikerjakan. 

Berkata Al-Imam Al-Hasan Al-Basri rahimahullah :

إن القلوب تموت وتحيا ؛ فإذا هي ماتت فاحمِلُوها على الفرائض ،فإذا هي أُحْيِيَتْ فأدبوها بالتطوع

Sesungguhnya HATI itu ada yang MATI dan ada yang HIDUP, dan apabila HATI itu MATI, maka bawalah ia kepada amalan-amalan yang WAJIB, dan apabila HATI itu telah HIDUP, maka didiklah ia dengan amalan-amalan SUNNAH.” (Az-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal (216)). 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0SHar7wLwAoSBLBn2LdT9euuaadDhLsUdxYY98apugzzPuwVJjc5gVL7E2SEpN3tMl&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive