Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Thursday, September 28, 2023

Menteladani Atau Mencontoh Para Sahabat Dalam Beragama

Menteladani Atau Mencontoh Para Sahabat Dalam Beragama
Bismillah...

Slogan kembali kepada alquran dan assunnah di dalam berislam agar tidak sesat dan menyimpang, sudah sangat populer dan familiar, kelompok-kelompok islam terdahulu pun mendengungkannya. 

Dan memang benar, kalau tidak kembali kepada alquran dan assunnah akan sesat dari jalan yang lurus dan akhirnya akan terlempar ke dalam neraka jahim.

Allah Ta'ala berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى.  وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ٰ

Maka jika datang dariku petunjuk kepada kalian,  maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (QS. Thaha 123).

Petunjuk yang datang kepada nabiNya berupa kitabullah dan sunnaturrasul untuk membimbing umatnya agar tidak tersesat dari jalan yang benar.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه الموطأ مالك).

Aku tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan sesat selama-lamanya selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yakni kitab Allah (alquran) dan sunnah NabiNya (al hadits). (HR. Imam Malik - Al Muwaththo).

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah:

وكل طريق لم يصحبها دليل القرآن و السنة و هي من طرق الجحيم و الشيطان الرجيم

Setiap jalan yang tidak berlandaskan padanya dalil alquran dan as sunnah maka dia adalah diantara jalan-jalan (yang menuju) neraka jahim dan jalan-jalan syaitan yang terkutuk. Madarijus Salikin 2/439.

Berkata As Syaikh Rabie hafidzahullah :

"دليلنا هو القرآن والسنة فمن فقدهما في أي ميدان من الميادين ضل" مرحباً يا طالب العلم ٢٤٥

"Dalil kami adalah Al Qur'an dan Sunnah, maka barangsiapa yang menghilangkan keduanya di salah satu bidang dari semua bidang (agama) maka dia sesat" ( kitab marhaban yaa thalibin ilmi: halaman 245).

Namun slogan kembali kepada alquran dan assunnah belumlah cukup membuat seseorang terhindar dari penyimpangan dan kesesatan. Karena yang menjadi masalah berikutnya adalah di pemahaman. Salah dalam memahami dan menafsiri, bisa keliru dan sesat dari jalan kebenaran.

Kalau memahami keduanya (alquran dan assunnah) dengan akal, perasaan dan hawa nafsunya sendiri, atau dengan akal, perasaan dan hawa nafsu gurunya, maka akan menyimpang dari jalan yang lurus.

Untuk itu, agar pemahamannya benar, maka hendaklah memahami alquran dan assunnah sebagaimana yang dipahami para salaf terdahulu, dari tiga generasi terbaik dalam islam (sahabat, tabiiin dan tabiut tabiin) dan para ulama yang mengikuti mereka dengan baik.

Allah Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An Nisa 115).

Berkata Syekh As Sa'di rahimahullah :

أي: ومن يخالف الرسول صلى الله عليه وسلم ويعانده فيما جاء به { مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى ْ} بالدلائل القرآنية والبراهين النبوية. { وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ ْ} وسبيلهم هو طريقهم في عقائدهم وأعمالهم { نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى ْ} أي: نتركه وما اختاره لنفسه، ونخذله فلا نوفقه للخير، لكونه رأى الحق وعلمه وتركه، فجزاؤه من الله عدلاً أن يبقيه في ضلاله حائرا ويزداد ضلالا إلى ضلاله. كما قال تعالى: { فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ْ} 

Maksudnya, barangsiapa yang menyelisihi Rasulullah dan membangkang terhadap apa yang dibawa olehnya, “sesudah jelas kebenaran baginya” dengan dalil-dalil ALQURAN dan penjelasan ASSUNNAH, “dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin (para sahabat),” jalan mereka adalah cara mereka dalam berakidah dan beramal, “Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu,” yaitu Kami membiarkannya dengan apa yang dipilih untuk dirinya dan Kami menghinakannya, Kami tidak membimbingnya kepada kebaikan, karena ia telah menyaksikan kebenaran dan mengetahuinya, namun tidak mengikutinya, maka balasan baginya dari Allah adalah sebuah keadilan yaitu membiarkannya tetap dalam kesesatannya dengan kondisi bingung hingga kesesatannya bertambah di atas kesesatan, sebagaimana Allah berfirman, " Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (Ash-Shaff:5). (Tafsir As Sa'di).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.

Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556)

Dan Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

نعم،من خالف الكتاب المستبين والسنة المستفيضة او ما أجمع عليه سلف الأمة خلافا لا يعذر فيه فهذا يعامل بما يعامل به اهل البدع"(الفتاوى:٢

Na'am, siapa saja yang menyelisihi Al-Kitab (alquran) yang sangat jelas dan As-Sunnah yang terperinci atau apa yang menjadi kesepakatan salaf, maka tidak ada udzur padanya dan dia disikapi seperti menyikapi ahli bid’ah.” (Majmu’ Al-Fatawa 24/172).

Dan Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

مَنْ عَدَلَ عَنْ مَذَاهِبِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَفْسِيرِهِمْ إلَى مَا يُخَالِفُ ذَلِكَ كَانَ مُخْطِئًا فِي ذَلِكَ بَلْ مُبْتَدِعًا وَإِنْ كَانَ مُجْتَهِدًا مَغْفُورًا لَهُ خَطَؤُهُ.

Siapa yang berpaling dari madzhab Shahabat dan Tabi’in serta berpaling dari tafsir mereka kepada hal-hal yang menyelisihinya, maka dia salah dalam hal tersebut, bahkan dia menjadi mubtadi’ walaupun dia seorang mujtahid yang jika berijtihad pada perkara-perkara yang jika salah akan diampuni kesalahannya.” (Majmu’ Al-Fatawa 13/361).

Contoh pemahaman terhadap ayat-ayat  alquran yang tidak sesuai dengan pemahaman salaf.

Allah Ta'ala berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Surah Thaha 14).

Orang-orang shufi ekstrim dan para pemimpinnya menafsirkan dan memahami ayat ini, bahwa kalau sudah ingat Allah atau istilah jawa sudah ILING, tidak perlu lagi shalat, yang masih shalat itu masih tingkatkan syariat, tingkatan paling rendah menurut mereka.

Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surah Albaqarah 115).

Orang-orang yang menyimpang menafsirkan ayat ini,  bahwa shalat menghadap kemana pun tidak masalah berdasarkan ayat ini yang mereka pahami.

Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيّٗا

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Surah Maryam, Ayat 33).

Orang liberal memahami bahwa ayat ini sebagai dalil bolehnya ucapan selamat natal.

Dan Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan amal shaleh, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Surah Al-Baqarah 62).

Orang liberal memahami ayat ini bahwa orang-orang Nasrani dan Yahudi diterima amal shalehnya.

Dan masih banyak ayat dan hadits yang lain yang dipahami atau ditafsiri yang tidak sesuai dengan yang dipahami para salaf. Sehingga mereka menyimpang dan tersesat dari jalan kebenaran.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1462278620778067&substory_index=1242703309697445&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive