Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, August 28, 2022

Syarah Rukun Iman - Iman Kepada Allah (5/13)

Syarah Rukun Iman - Iman Kepada Allah
Bismillah...

Lanjutan dari Bagian-4...

Awal Mula Muncul Bid’ah dalam Al-Asma’ wa ash-Shifat

Kullabiyah

Di akhir-akhir zaman sahabat dan di awal-awal zaman Tabiin, banyak orang ‘Ajam (luar Arab) yang berbondong-bondong masuk Islam. Seiring berjalannya waktu, mulailah pemerintahan-pemerintahan dipegang oleh orang-orang ‘Ajam, lalu mereka berinisiatif untuk menerjemahkan buku-buku dari Yunani ke dalam Bahasa Arab, sehingga buku-buku tersebut dibaca oleh orang-orang Arab dan perlahan-lahan pemikiran-pemikiran Filsafat tersebut merasuk ke dalam tubuh umat Islam. Mulailah mereka berani untuk berbicara dalam masalah akidah dengan akal mereka dan meletakkan fondasi bid’ahnya dengan asas yang mencocoki akal dan hawa nafsunya, mereka berkata Allah ﷻ seperti ini dan seperti itu dan lama-lama mulai menolak sifat Allah ﷻ.

Oleh karena itu, sebagaimana yang telah berlalu sebelumnya bahwa awalnya Muktazilah tidak berbicara dalam permasalahan al-Asma’ wa ash-Shifat, akhirnya mereka terpengaruh pemahaman Jahmiyah. Sehingga Muktazilah dalam akidah al-Asma’ wa ash-Shifat mereka mencocoki Jahmiyah, karenanya Imam Ahmad menulis sebuah kitab berjudul “Ar-Radd ‘alal Jahmiyah waz Zanadiqah” yang sebenarnya ditujukan kepada kaum Muktazilah. Kemudian setelah Muktazilah, muncullah sekte lain yang dinamakan dengan Kullabiyah yang dipelopori oleh Ibnu Kullab.

Adapun Ibnu Kullab beliau adalah Abdullah bin Sa’id bin Kullab Al-Qatthan, Abu Muhammad Al-Basri. Salah seorang ahli kalam di zaman pemerintahan Al-Ma’mun. Di antara karya tulisnya adalah Ash-Shifat, Khalq al-Af’al, dan Ar-Radd ala al-Muktazilah. Disebutkan pula bahwa di antara murid-murid Beliau adalah Al-Harits Al-Muhasibi dan Daud Adz-Dzahiri. Diperkirakan wafatnya sebelum tahun 240H. ([20]) Sekte Kullabiyah menetapkan sebagian sifat-sifat Allah ﷻ yaitu sifat-sifat dzatiyah.


Bersambung ke Bagian-6...


Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Rukun Iman Karya Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

https://bekalislam.firanda.com/syarah-rukun-iman

---------------

Footnote:

([20]) Al-Fahrasat karya An-Nadim (230), Siyar A’lam an-Nubala’ (11/174), Thabaqat asy-Syafi’iyyah al-Kubra karya As-Subki (2/299), dan Lisan al-Mizan (4/486).

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive