Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, July 31, 2018

Saudaraku, Untuk Anda Yang Telah Mencapai Usia 40 Tahun

umur 40 tahun
Allah telah mempersiapkan doa untuk Anda wahai saudara-saudaraku yang telah berumur mencapai 40 tahun...

Surah Al-Ahqaf (15):

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Ayat-ayat Allah Azza Wa Jalla Dan Cukong 9 Naga

kafirun 9 naga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Saudaraku mari kita renungi bersama...entah ini kebetulan atau apa, atau entah anda pernah dengar atau belum tentang para cukong keturunan yang dikenal dengan sebutan 9 Naga yang sempat ramai diperbincangkan di medsos...kok mirip dengan ayat-ayat Allah dibawah ini...

Qs. An Naml.

وَكَانَ فِى ٱلْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ ﴿٤٨﴾

"Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (Q.S.27:48)

Mereka hendak berbuat makar..

وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٥٠﴾

"Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari." (Q.S.27:50)

Bagaimana kesudahannya mereka beserta pengikutnya...

فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَٰهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٥١﴾

"Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya." (Q.S.27:51)

فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةًۢ بِمَا ظَلَمُوٓا۟ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ﴿٥٢﴾

"Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui." (Q.S.27:52)

Sesungguhnya Allah membela orang beriman...

وَأَنجَيْنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ ﴿٥٣﴾

"Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa." (Q.S.27:53)

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari firman Allah ini...Tidak perlu ragu lagi bahwa pertolongan Allah pasti datang dan terbukti hadir pada saat aksi-aksi umat Islam beberapa waktu lalu (dan akan terus berjuang hingga akhir zaman)...

Mari kita renungi ayat2 ini, agar kita bisa hati2 dalam melangkah kedepan...ini sebagai peringatan...

Wa’alaikumus Salam Warahmatullahi Wabarakatuh

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Tadabur Al-Qur'an, Surah Al-Mumtahina (5)

Tadabur Al-Qur'an, Surah Al-Mumtahina (5)
Surah Al-Mumtahina, 5:

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Saudaraku seiman, mari kita pergiat membaca ayat diatas. Kondisi saat ini sangat tepat dengan ayat diatas

Wallahu a'lam bishawab.

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Tadabur Al-Qur'an, Surah Al-Anaam (68-70)

Tadabur Al-Qur'an, Surah Al-Anaam (68-70)
Surah Al-Anaam,  68:

وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).

Surah Al-Anaam,  69:

وَمَا عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَيْءٍ وَلَٰكِن ذِكْرَىٰ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.

Surah Al-Anaam,  70:

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَن تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.

Silakan disebarluaskan tanpa merubah isinya. Semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita.

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Ketika Anda Ditanya, Berapa Wajah Anda?

Wouw, ya jelas saja hanya satu, demikian barang kali jawab anda.

Tenang sobat, ketika anda bercermin, ada berapakah wajah anda saat itu? Coba pikirkan! Dan ketika anda ketemu dengan binatang buas, samakah wajah anda ketika ketemu dengan orang yang anda cintai ?

Jadi sebenarnya wajah anda ada berapa?

Kalau saya sih, berusaha untuk merasa wajah saya tetap satu, apapun yang saya hadapi dan dimanapun saya berada, adapun perubahan itu hanya sekedar ekspresi natural dari suasana hati, wajah mengekspresikan isi hati. Demikianlah idialnya orang yang beriman, jujur; sehingga lahir dan batinnya sama.

Berbeda dengan orang munafik, ia terbiasa bermain wajah, memasang wajah kawan kepada lawan, dan memasang wajah budak di depan atasan, dan wajah pengkhianat di belakangnya, demikian seterusnya.

Anda tahu, apa sebabnya mereka berbuat demikian ?

Sederhana, sebabnya mereka tidak punya harga diri, karena ia telah menjualnya dengan kepentingan dunia, harta, jabatan, wanita, dan lainnya, padahal kepentingan dunia terus berubah dan berpindah pindah, ya jadinya gitu itu, amit amit deh.

Adapun orang yang beriman, jiwa mereka teguh dengan imannya, hanya ada satu kepentingan baginya, yaitu mengabdi, takut, mengharap dan cinta hanya kepada Allah.

Dimanapun orang beriman berada, maka baginya hanya ada satu yang ia takutkan, murka Allah, hanya ada satu yang ia harapkan, ridha Allah, dan hanya ada satu yang ia harapkan, kasih sayang Allah. Allah Taala berfirman:

(يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا)

Mereka merasa perlu untuk bersembunyi dari manusia, namun mereka tidak merasa perlu untuk bersembunyi dari Allah, padahal Allah bersama mereka di saat mereka merencanakan ucapan ucapan yang tidak Allah ridhai, sedangkan Allah benar benar mengetahui apa yang mereka lakukan.” [Surat An-Nisa’ 108]

Jadi, sekarang anda merasa ada berapa wajah anda ?

Oleh Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA,  حفظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Ketika Anak Bersin, Inilah Doanya

Doa Ketika Anak Bersin
Jika anak kecil bersin, namun tidak membaca hamdalah, apakah kita dianjurkan mengucapkan yarhamukallah…? Mohon penjelasannya..

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Kita diperintahkan untuk mendoakan orang yang bersin, yang mengucapkan hamdalah seusai bersin. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,

عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ فَقِيلَ لَهُ فَقَالَ؛ “هَذَا حَمِدَ اللَّهَ ، وَهَذَا لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ”

Ada 2 orang yang bersin di dekat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang satu beliau doakan, dan yang satu tidak beliau doakan. Ketika beliau ditanya alasannya, jawab beliau,

Dia membaca hamdalah, sementara yang ini tidak membaca hamdalah.” (HR. Bukhari 6221 & Muslim 2991)

Dalam hadis lain, dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتُوهُ، وَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَلَا تُشَمِّتُوهُ

Apabila ada diantara kalian bersin dan dia memuji Allah (membaca hamdalah) maka doakan dia. Dan jika dia tidak membaca hamdalah, maka jangan doakan dia. (HR. Ahmad 19696 & Muslim 2992).

Yang dimaksud mendoakan di sini adalah mengucapkan “yarhamukallah…

An-Nawawi mengatakan,

هذا تصريح بالأمر بالتشميت إذا حمد العاطس وتصريح بالنهي عن تشميته إذا لم يحمده فيكره تشميته إذا لم يحمد فلو حمد ولم يسمعه الإنسان لم يشمته وقال مالك لايشمته حتى يسمع حمده

Ini penegasan bahwa perintah mendoakan orang yang bersin, berlaku jika dia membaca hamdalah. Dan berisi penegasan larangan mendoakan orang yang bersin, yang tidak memuji Allah. Karena itu, makruh mendoakan orang yang bersin, yang tidak membaca hamdalah. Jika orang yang bersin itu membaca hamdalah, namun tidak didengar orang, maka dia tidak diperintahkan mendoakannya. Imam Malik mengatakan, “Tidak perlu mendoakannya sampai dia mendengar yang bersin membaca hamdalah.” (Syarh Sahih Muslim, 18/121).

Bagaimana Jika Anak Kecil Bersin?

Hukumnya sama seperti orang dewasa. Jika dia membaca hamdalah, maka orang yang mendengarnya harus mendoakan yarhamukallah… sebaliknya, jika anak itu tidak mengucapkan hamdalah, tidak didoakan yarhamukallah…

Ar-Ruhaibani dalam kitab Mathalib Ulin Nuha dinyatakan,

(ويقال لصبي عطس وحمد: بورك فيك أو) يقال له: (جبرك الله أو) يقال له: (يرحمك الله) قاله الشيخ عبد القادر

Untuk anak yang bersin dan membaca hamdalah, kita doakan ‘buurika fiik…’ (semoga kamu diberkahi) atau ‘Jabarakallah…’ (semoga Allah menyempurnakanmu), atau ‘yarhamukallah…’ (semoga Allah merahmatimu), demikian yang dinyatakan Syaikh Abdul Qadir. (Mathalib Ulin Nuha, 1/945).

Beliau juga mengatakan,

(وكره تشميت من لم يحمد) ، لحديث أبي موسى… (ويعلم صغير وقريب عهد بإسلام الحمد لله) وكذلك يعلم من نشأ ببادية بعيدة، لأنه مظنة الجهل بذلك

Makruh mendoakan untuk orang bersin yang tidak membaca hamdalah, berdasarkan hadis dari Abu Musa… sementara anak kecil atau orang yang baru masuk islam diajari hamdalah. Demikian pula orang yang tinggal di pelosok jauh. Karena kemungkinan besar mereka tidak tahu. (Mathalib Ulin Nuha, 1/945).

Ketika anak kecil bersin

Memahami hal ini, jika ada anak kecil yang bersin, dan dia bisa diajari, maka sebaiknya dia diajak untuk membaca hamdalah. Misalnya, ditanya, “Kalau bersin membaca apa?” setelah dia menjawab ‘Alhamdulillah’, selanjutnya orang tuanya atau siapapun di dekatnya bisa mendoakan, “yarhamukallah…”

Sementara jika yang bersin anak kecil yang belum bisa diajari, misalnya masih bayi, apakah bisa diwakili orang tua atau walinya?

Dalam Adab Syar’iyah Ibnu Muflih dinyatakan,

وإن كان طفلا حمِدَ اللهَ وَلِـيُّه أو مَن حَضَره وقيل له: نحو ذلك

Jika dia bayi, maka yang membaca hamdalah adalah walinya atau orang yang ada di tempat, lalu didoakan seperti itu (yarhamukallah…). (al-Adab as-Syar’iyah, 2/343).

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

3 (Tiga) Sifat Khawarij (Teroris) Yang Terjadi Di Zaman Ini

3 (Tiga) Sifat Khawarij (Teroris) Yang Terjadi Di Zaman Ini
يقول هل يوجد في هذا الزمان من يحمل فكر الخوارج؟

"Apakah di zaman ini masih ditemukan adanya pemikiran khawarij?"

Jawab:

يا سبحان الله والموجود هذا ماهوبفعل الخوارج؟!

"Ya Subhanallah, apakah yang ada saat ini terus tidak dianggap sebagai khawarij ?! (Keheranan).

تكفير المسلمين هذا مذهب الخوارج، وأشد من ذلك قتل المسلمين والاعتداء عليهم هذا مذهب الخوارج، الخروج على ولي الأمر

Mengkafirkan muslimin ini merupakan madzhabnya khawarij. Lebih ekstrim dari itu ialah pembunuhan kaum muslimin dan memeranginya, ini madzhab khawarij. Madzhab khawarij ini adalah keluar memberontak kepada penguasa.

Tiga diantara sifat mereka:

أولا تكفير المسلمين هذا من مذهب الخوارج

Pertama, mengkafirkan muslimin. Ini merupakan madzhab khawarij.

ثانيا الخروج عن طاعة ولي الأمر هذا من مذهب الخوارج

Kedua, keluar dari ketaatan kepada penguasa. Ini merupakan madzhab khawarij.

ثالثا استباحة دماء المسلمين هذا من مذهب الخوارج، هذه  مذاهب الخوارج حتى لو اعتقد بقلبه ولا تكلم ولا عمل شيء

Ketiga, menghalalkan darah kaum muslimin. Ini merupakan madzhab khawarij. Meskipun dia hanya meyakininya dalam hati dan tidak pernah melafadzkan, tidak pula dia melakukannya.

لو اعتقد بقلبه صحة مذهب الخوارج صار خارجيا صار من الخوارج بعقيدته ورأيه الذي ما أفصح عنه.

Andaikan dia hanya sekedar meyakini kebenaran madzhab khawarij, maka ia telah menjadi seorang khawarij. Ia adalah khawarij, karena sebab keyakinan dan pemikiran yang ia sendiri tidak memahaminya.

-------------------------

Al-Allamah Shalih Fauzan bin Abdillah al-Fauzan hafizhahullah
Kunjungi : http://forumsalafy.net/tiga-sifat-khawarij-di-zaman-ini/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Saudaraku Ketahuilah, Satu Kali Sujudmu Lebih Baik Dari Dunia Dan Seisinya..!

sujud, sholat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا وَ إِمَامًا عَدْلاً فَيُكْسِرُ الصَّلِيْبَ وَ يَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ وَ يَضَعُ الْجِزْيَةَ وَ يَفِيْضُ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ وَ حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا

Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, Telah dekat turunnya putra Maryam kepada kalian sebagai pengadil dan imam yang adil...Lalu ia menghancurkan salib...Membunuh babi...Menghapus upeti dan harta begitu melimpah sehingga tidak ada seorang pun yang menerimanya...Sampai-sampai SATU kali sujud lebih baik dari dunia dan seisinya"

HR Ahmad dan At-Tirmidzi dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7077

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Monday, July 30, 2018

Pelajaran Sangat Berharga Dari Genosida Umat Islam Bosnia

islam bosnia
Refleksi Terhadap Toleransi Beragama...

Pada abad ke-13, Bosnia adalah negara dengan mayoritas Muslim. Mereka hidup damai dengan kaum minoritas. Pada masa itu, setidaknya ada 45 persen dari 4,7 juta warga Bosnia memeluk agama Islam. Sisanya adalah Kristen Ortodoks, Katolik, Protestan, dan lainnya.

Arus modernisasi membuat penduduk Bosnia mengikuti gaya Eropa pada umumnya. Identitas agama tidak lagi terlihat mencolok. Semua hidup berdampingan dengan damai dalam bingkai kerukunan antarumat beragama.

Kehidupan Muslim dengan nilai-nilai Islamnya lambat laun pudar di negeri Balkan. Diskotek dan bar muncul di setiap sudut kota. Tak ada lagi jarak antara Muslim dan non-Muslim. Mulai dari cara berpakaian, bergaul, hingga merayakan hari-hari besar keagamaan. Semuanya membaur atas nama besar toleransi.

Dalam diary yang ditulis Zlatan Filipovic - seorang gadis Muslim yang terlahir dalam keluarga terhormat di Sarajevo yang menjadi ibu kota Bosnia - diceritakan bagaimana sekulernya warga Muslim sebelum 1992. Pada masa itu, tak ada lagi wanita Muslim yang memakai kerudung. Kaum lelaki juga hampir sama dengan para lelaki non-Muslim lainnya.

Ketika hari raya agama, seperti Natal dan Lebaran Muslim, hampir seluruh warga Bosnia merayakannya. Tak peduli dia Muslim atau bukan. Anak-anak Bosnia juga terbiasa dengan tradisi barat, seperti Valentine, April Mop, tahun baru, Halloween, dan sejenisnya. Sementara, shalat tak lagi dilakukan.

Muslim Bosnia - seperti Muslim Indonesia yang hijrah dari kepercayaan awalnya Hindu, Buddha, dan animisme - berasal dari pengikut Bogomil, pewaris keturunan Heretis. Keyakinan ini lenyap setelah Islam dari Ottoman Turki masuk dan menawarkan persamaan derajat. Sementara, Bosnia sendiri beridentitas sebagai penduduk mayoritas Muslim, pascaterpecahnya negara federal Yugoslavia (Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, Montenegro, dan Makedonia) pada 1990.

Di tengah keterlenaan mendalam umat Muslim Bosnia terhadap gaya hidup sekularisme dan toleransi agama yang berlebihan, bangsa Serbia yang mayoritas memeluk Kristen Ortodoks menyimpan api dalam sekam. Dengan dalih penyatuan kembali Yugoslavia dalam Republik Srpska, Serbia melakukan pembantaian terhadap Bosnia dan/atau pemeluk Islam.

Sejarah mencatat aksi Serbia kepada umat Muslim Bosnia itu sebagai genosida terbesar pada masa modern. Pembunuhan dilakukan secara sistematis. Tujuannya menghapus sebuah bangsa dan etnik. Sekuler dan bergaya non-Muslim tak menyelamatkan Muslim Bosnia. Mereka dilenyapkan dan dibantai karena menyandang identitas agama Islam.

Di atas kertas, Komisi Federal Bosnia untuk Orang Hilang mencatat ada 8.373 lelaki dan remaja Muslim Bosnia yang dibunuh dan terbuang dalam ratusan kuburan massal. Pada Juli 2012, 6.838 nama korban teridentifikasi dari galian kuburan massal.

Zlatan Filipovic, gadis 13 tahun (saat mulai peperangan) yang selamat dari pembantaian yang berlangsung hingga 1995 tersebut menulis kesaksiannya. Muslim Bosnia yang tadinya tidak begitu memedulikan nilai-nilai Islam tersentak kaget mendapat serangan yang dimulai pada April 1992.

Teman, saudara, dan anggota keluarga yang beragama lain yang tadinya akrab, natalan bersama, dan merayakan Valentine bersama, kini meninggalkan mereka, bahkan berbalik menyerang dan membunuh mereka bersama tentara Serbia.

Di tengah-tengah puing bangunan yang hancur terdengar desingan peluru yang menggema, ledakan mortir, dan tangis pilu wanita Muslim korban pemerkosaan. Dalam kegetiran, Muslim Bosnia mulai sadar dan kembali kepada identitas keislaman mereka.

Kesadaran muncul. Kaum perempuan kembali menggunakan kerudung, para lelaki sambil menenteng senjata untuk bertahan mulai kembali melakukan shalat. Azan mulai bergema di sela-sela gedung yang roboh. Kitab suci Alquran yang telah lama tersimpan di lemari-lemari dibuka kembali. Namun, mereka terlambat. Mereka sedang diburu peluru dan ujung belati yang haus darah Muslim.

Gempuran yang terjadi membuat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica menjadi salah satu kamp terbesar. PBB menyatakan Srebrenica sebagai zona aman bagi pengungsi. Namun, zona itu hanya dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Belanda, versi lain bahkan menyatakan hanya 100 personel. Tidak ada yang menjamin nyawa Muslim yang mengungsi aman.

Medan pembantaian terbesar umat Muslim abad modern ini bahkan membuat Indonesia tersentak. Pada awal Maret 1995, Presiden Soeharto dan rombongan terbang langsung ke Eropa dan merangsek ke wilayah yang membara, Sarajevo. Memimpin negara Muslim terbesar menjadikan Soeharto melakukan operasi "berani mati" walau PBB menyatakan tak bisa menjamin keamanan kunjungannya.

Pada 6 Juli 1995, pasukan Serbia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica dan berhasil memasuki Srebrenica lima hari setelahnya. Anak-anak, wanita, dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 tahun. Mereka dibawa dengan dalih untuk interogasi. Sehari setelah itu, pembantaian terjadi di gudang dekat Desa Kravica.

Malang tak terbendung. Kabar yang berembus menyebut 5.000 Muslim Bosnia yang berlindung diserahkan kepada pasukan Serbia karena Belanda meninggalkan Srebrenica. Muslim Bosnia pun sendirian di antara negara-negara Eropa yang hebat.

Dalam waktu lima hari, 8.000 orang terbunuh di Srebrenica. NATO turun tangan setelah pembantaian, memaksakan perdamaian yang sangat terlambat. Di Sarajevo, 11 ribu orang dibantai tanpa ampun selama tiga tahun penyerangan. Diperkirakan, keseluruhan korban perang Bosnia mencapai 100 ribu orang.

Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina ditegakkan. Namun, negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51 persen wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Bosnia dan Herzegovina) dan 49 persen Serbia. PBB juga berjanji mengadili para penjahat perang dalam serangan yang kemudian disebut genosida pertama di dunia.

Mantan presiden Republik Srpska (Serbia) Radovan Karadzic ditangkap pada 21 Juli 2008. Tiga bulan lalu, 23 Maret 2016, Karadzic diganjar 40 tahun penjara oleh International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY). Dia terbukti bersalah atas pembantaian 8.000 Muslim Bosnia.

"Karadzic juga melakukan kejahatan kemanusiaan lain selama Perang Bosnia 1992-1995,'' demikian bunyi amar putusan ICTY. Sementara, pemimpin serangan Srebrenica, Jenderal Ratko Mladic, ditangkap pada Mei 2011. Kini dia sedang diadili di Mahkamah Internasional.

Pembantaian Muslim Bosnia dengan dalih penyatuan negara menjadi pelajaran bagi umat Islam di luar semenanjung Arab, khususnya Indonesia. Cerita pilu yang mendera Bosnia sepatutnya mengingatkan Indonesia agar tidak terlena dalam penghambaan pada sekulerisme. Sebab, sekulerisme memiliki banyak wajah. Salah satunya adalah untuk menghilangkan warna, pengaruh, dominasi, dan hak-hak yang mayoritas.

Ketika Muslim mayoritas lemah karena krisis identitas, akan sangat mudah dipecah dan diadu domba. Di Indonesia sendiri, upaya agar Muslim meninggalkan identitas agama dalam kehidupan berbangsa dan negara telah ada sejak dulu.

Belakangan, gerakan itu mulai tampak di permukaan dengan sangat masif dan sistematis, bahkan oleh lembaga legal sekali pun. Karena itu, jangan heran jika ada Muslim yang sangat ngotot menghina agamanya demi membela kebebasan versinya.

Jangan heran jika ada Muslim yang ikut menghina ulamanya hanya karena ulama tersebut tak sepaham dengannya. Tidak heran jika banyak Muslim tak suka dengan tulisan-tulisan yang membahas penolakan Islam terhadap sekularisme. Inilah yang terjadi di Indonesia masa kini, negara yang masih dihuni oleh mayoritas umat Islam.

Sementara, tidak ada yang salah dalam toleransi, sepanjang yang diberi toleransi tidak berlebihan, apalagi sampai menindas yang memberi toleransi. Di al-Ludd (kini Tel Aviv), Palestina pada 1903, beberapa Yahudi datang menawarkan persaudaraan dan hidup damai dengan warga Arab dan Palestina.

Namun, hari-hari setelah deklarasi berdirinya Negara Israel pada 1948 oleh Eropa, warga Yahudi berubah menjadi buas bersama kedatangan para tentara Israel. Juli 1948, warga Arab Palestina dibantai, termasuk ribuan orang yang dimasukkan ke dalam masjid kemudian diberondong dengan peluru antitank.

Malamnya, sekitar 35 ribu orang Arab Palestina berduyun-duyun meninggalkan kota kelahiran mereka, yang kemudian menjadi pusat pembantaian berikutnya: Tel Aviv. Hari berganti, warga Yahudi datang dengan gelombang eksodus setiap saat. Jadilah Palestina yang terjajah hingga saat ini. Sederhana, tapi sangat ekstrem dan kejam.

Dunia juga mencatat betapa kejam perlakuan kepada pemeluk Islam yang menjadi minoritas. Hanya PBB dan bantahan dari Myanmar sendiri yang menyatakan pembunuhan terhadap Muslim Rohingya bukan sebuah genosida. Jauh dari itu, kenyataan menceritakan bagaimana genosida dilakukan dengan cara brutal dan terbuka oleh Buddha Myanmar kepada Rohingya yang tak berdaya.

Belajar dari Muslim Bosnia yang mayoritas, saat ini mereka menjadi lebih agamais. Di tengah toleransi, perbedaan, dan kerukunan antarumat beragama, mereka tetap memperhatikan nilai-nilai Islam sebagai identitasnya. Kenyataan pahit 1992-1995 telah mengajarkan kepada mereka bagaimana dunia berdetak, bahwa keburukan hanya beberapa helai di balik kebaikan.

Kini Muslim Bosnia tak lagi merayakan tahun baru. Mereka lebih banyak menjaga diri dari melecehkan akidah Islam. Meski begitu, Bosnia tetap menjadi satu-satunya tempat di Eropa, di mana terdapat gereja, masjid, dan sinagoge yang berdiri berdampingan.

Mungkin 1,8 juta Muslim Bosnia mulai sadar bahwa apa yang dikatakan menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ali bin Abi Thalib, "Kejahatan yang terorganisasi akan mampu mengalahkan kebaikan yang tak terorganisasi," benar adanya. Wallahualam.

Penulis : Ilham Tirta (Wartawan Republika Online)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Hanya 1 (satu) Malam, Anda Bisa Menjadi Penganut 3 Agama Sekaligus!

Anda Bisa Menjadi Penganut 3 Agama Sekaligus
Peringatan keras untuk semua umat Islam...

1. Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.

2. Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.

3. Majusi menggunakan api untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.
Dan pada jam 00.00 WIB malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya dalam satu waktu.
  1. Lonceng berbunyi,
  2. Terompet berbunyi,
  3. Kembang api dinyalakan.
Maka malam itu menjadi penganut tiga agama, Nasharani, Yahudi & Majusi.

Malam itu terompet-terompet ditiup oleh bibir-bibir muslimin sebagai tanda kemenangan bagi kaum kufar.
Na'udzubullah .....

Maka benarlah apa yg telah disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 14 abad yg lalu,

Dari Abu Sa‘id Al Khudri,ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya."

Mereka (para sahabat) bertanya: Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani ? Lalu beliau berkata, Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara". (Majmu’ Al Fatawa, 27:286)

Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka". (HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami. " (HR.Tirmidzi no.2695)

"GERAKAN JUTAAN UMMAT MUSLIM" tidak keluar rumah saat menyambut Tahun Baru  Masehi...SETIAP TAHUN...!!!

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Fenomena Masjid Dhirar

Fenomena Masjid Dhirar
Berada di Masjid Quba di Kota Madinah ini, mengingatkan saya kepada sosok mulia kekasih Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam..

Sekaligus juga mengingatkan saya kepada berita HEBOH di Indonesia, tentang berdirinya sebuah YAYASAN, yang konon katanya Yayasan ini PEDULI untuk membantu PESANTREN PESANTREN di seluruh Indonesia.

Dan yayasan ini  didirikan oleh seorang non Muslim

Lho ?

Lantas Apa hubungan Masjid Quba Yang dibangun MANUSIA MULIA Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Dengan Yayasan yang PEDULI PESANTREN  namun dibangun oleh seorang non muslim ?

Secara langsung , memang tidak ada hubungan !

Namun, jika membuka sejarah terkait MASJID QUBA di kota Madinah,

MAKA...
sebagai muslim , Kita wajib mengambil PELAJARAN terkait Hikmah apa yang terkandung dari  SEJARAH  masjid Quba dan yang berkaitan erat dengannya  ?

Apalagi, dari sana nantinya  kita  akan tahu, bahwa Allah menurunkan Surat AtTaubah ayat  107, 108 dan 109 berkaitan erat dengan Masjid Quba dan pernak perniknya

Begini cerita singkatnya ,

Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali  dibangun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  pada masa 15 abad yang lalu ketika beliau baru hijrah ke Kota Madinah

Atau

Tepatnya pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriyah .

Sejak dibangun 15 abad yang lalu  hingga hari ini, Masjid Quba  telah mengalami beberapa kali renovasi, hingga akhirnya masjid tersebut mengalami perluasan, dan sampai hari ini setelah berusia 15 abad, masjid Quba dapat menampung jamaah  sekitar 20 ribu orang.

Dalam A-Quran, di Surat AtTaubah ayat 108, Allah menjelaskan bahwa Masjid Quba dibangun atas dasar Ketaqwaan kepada Allah  dan didirikan oleh Nabi Allah yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

"... Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS. At-Taubah: Ayat 108)

Sementara ...

Selang tidak berapa lama, setelah masjid Quba’ berdiri dan menjadi pusat kegiatan umat Islam  di Kota Madinah, dibangunlah Masjid tandingan yamg letaknya tidak terlalu jauh dari Masjid Quba. Nama masjid tandingan tersebut adalah MASJID DHIRAR .

Masjid Dhirar ini dibangun oleh orang orang Munafik atas prakarsa seorang kafir Nasrani bernama Abu Amir Ar Rahib.

Abu Amir mendapat suntikan  dana besar dari kerajaan Romawi kala itu, sehingga masjid yang mereka bangun lebih megah dan bagus dibanding masjid Quba yang sederhana.

Setelah masjid Dhirar berdiri, orang orang Munafik mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjelaskan tujuan mereka membangun masjid Dhirar  adalah untuk membantu orang orang lemah dan orang sakit atau orang tua yang tidak mampu datang ke Masjid Quba untuk tetap dapat ibadah dengan adanya masjid tersebut.

Mereka juga  mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dapat  hadir shalat di masjid Dhirar .

Mendengar alasan mereka seperti itu, awalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memenuhi undangan mereka setelah pulang dari peperangan Tabuk.

Namun dalam perjalanan pulang dari peperangan, sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bermaksud memenuhi undangan  untuk shalat di Masjid Dhirar, Allah  membocorkan  TIPU DAYA dan MAKSUD BUSUK  orang Kafir  dan kaum Munafik yang telah membangun Masjid Dhirar tersebut , dengan turunnya surat At Taubah ayat 108  :

"Janganlah engkau melaksanakan sholat dalam masjid itu  selama-lamanya. (Maksudnya Masjid Dhirar yang dibangun oleh orang kafir dan orang Munafik) sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. 
Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS. At-Taubah: Ayat 108)

Allah melukiskan MOTIVASI BUSUK dibalik pembangunan masjid Dhirar tersebut didalam firman-Nya QS. At-Taubah : 107

Begitu Mengetahui siasat buruk orang-orang munafik seperti dalam ayat 107 tsb, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya memerintahkan para sahabat untuk meruntuhkan masjid tersebut.

Kemudian lokasi bangunan masjid Dhirar dijadikan tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang.

Demikian akhir dari masjid yang didirikan atas dasar kemunafikan dan niat yang tidak baik, niat untuk memecah belah umat Islam, melakukan propaganda-propaganda yang memicu permusuhan di antara sesama muslim

KESIMPULAN :
Dari sejarah Masjid Quba dan Masjid Dhirar sampai kepada SEBAB turunnya ayat 107, 108 dan 109 dari  surat AtTaubah.

Para Ulama ahli Tafsir dan Shirah sepakat bahwa ayat tersebut berlaku tidak saja bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat di masa itu,

Tetapi ayat dan peringatan Allah tersebut berlaku sepanjang masa bagi seluruh umat  Islam agar tidak mudah terkecoh dengan FENOMENA MASJID DHIRAR ;

Entah itu berupa berdirinya Masjid, LEMBAGA PENDIDIKAN, LEMBAGA SOSIAL,

Atau apapun yang berkaitan dengan AQIDAH umat Islam dan disana ada CAMPUR TANGAN bantuan kaum KAFIR ,

Maka umat Islam tidak boleh mengabaikan PERINGATAN ALLAH dalam Alquran.

Sehingga umat Islam hendaknya waspada terhadap  FENOMENA MASJID DHIRAR "

Hendaknya umat islam  hanya PERCAYA dan mentaati  para Ulama shalih dalam hal ini MUI yang patut kita ikuti , bukan orang yang mengaku ngaku ulama namun bekerjasama dengan kaum kafir dalam membangun basis AQIDAH umat ( baca : Pendidikan, lembaga Sosial  dan sejenisnya )

Termasuk , dalam memilihkan SEKOLAH , PESANTREN ,  BEASISWA,  dan sejenis itu
untuk anak anak kita, sebaiknya jangan mudah tergiur dengan megahnya fasilitas dan iming iming uang yang besar ,

Terutama jika Pesantren atau Lembaga Pendidikan tersebut ber afiliasi kepada komunitas Kaum kafir atau PENDUKUNG kaum kafir, maka buka kembali Alquran kita,

Bahwa disana Allah yang memperingatkan kepada kita untuk waspada dan menghindari berada disana , Agar AQIDAH anak kita  SELAMAT.

Wallahu a'lam..

-------------------------

*Ud Titus,
Madinah , 11 Rabiul Awal 1438 H/
Bertepatan dengan 10 Desember 2016 ,
Ditulis  selepas   ziarah ke Masjid Quba, masjid Qiblatain, Bukit Uhud  dll

*Silakan di share agar menjadi Reminder
Bagi sesama muslim karena banyak
Yang belum  tahu akan isi AtTaubah: 107-109 dan
Sejarah Masjid yang dibangun atas dasar taqwa maupun sebaliknya.

Alya Vidarani
dr Piprim Basarah Yanuarso
Ust Bachtiar Nasir
Kumil Lee
Ust Salim A. Fillah Tiga-full
Tiny Sayono

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Anak yang dekat dengan Allah

doa anak yang dekat dengan Allah
#Yang Lebih Tulus Mendoakan Adalah Anakmu...

Yang menyayangi-mu sejatinya
Orang tua, saudara, istri/suami dan anak-anakmu
Merekalah pahit-manis berbagi
Semua saling tulus mendoakan

Jika kau renungkan
Umur orangtua tidaklah lebih panjang darimu
Saudara-mu bisa jadi tersibukkan oleh keluarganya
Pasanganmu bisa jadi nyawanya mendahulu
Terlebih ia menikah lagi

Tersisalah anak-anakmu
Dalam gelapnya kubur
Penantian panjang hari kebangkitan
Harapanmu
Harta dan kesuksesan anakmu
Ataukah doa mereka

Saudaraku
Didiklah, perbanyaklah dan berdoalah
Anak-anak yang shalih
Bermanfaat bagi manusia dan berakhlak

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Rabbi hablii minash shaalihiin”

Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku anak-anak yang shalih”. (Ash Shaffaat: 100)

Pernahkah anda mendengar
Orang yang terheran-heran di Akhirat?
Terheran dari mana datangnya
Kedudukannya yang tinggi ini
Padahal ia sadar di dunia
Amal tidaklah banyak

Datanglah jawabannya: “Karena Istigfar anak-anakmu

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

Sungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istighfar anakmu untukmu.’” [Sunan Ibnu Majah ]

Penyusun: Raehanul Bahraen
https://muslimafiyah.com/yang-lebih-tulus-mendoakan-adalah-anakmu.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

7 (Tujuh) Perbuatan Manusia Dengan Pahalanya Yang Terus Mengalir

Perbuatan Manusia Dengan Pahalanya Yang Terus Mengalir
Tujuh hal yang pahalanya mengalir kepada hamba sementara hamba itu di dalam kuburnya setelah ia meninggal dunia:

(سبع يجري للعبد أجرهنّ وهو في قبره بعد موته)

عن أنس رضي الله عنه،قال:

Dari Anas semoga Allah meridhoinya:

قال رسولُ الله صلى الله عليه و سلم:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرهُنَّ،وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ:

Tujuh hal yang pahalanya mengalir kepada hamba sementara hamba itu di dalam kuburnya setelah ia maninggal dunia:

مَنْ عَلَّمَ عِلْماً،

Orang yang mengajarkan satu ilmu,

أَوْ أَجْرَى نَهراً،

Atau yang mengalirkan satu sungai,

أَوْ حَفَرَ بِئْراً،

Atau yang menggali sumur,

أَوْ غَرَسَ نَخْلاً،

Atau yang menanam sebatang korma,

أَوْ بَنَى مَسْجِداً،

Atau membangun sebuah masjid,

أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً،

Atau mewariskan (membagi) sebuah mushhaf alquran,

أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ)).

Atau meninggalkan seorang anak yang akan mendoakannya setelah ia meninggal.

[حسّنه العلاّمة الألباني رحمه الله،في صحيح الجامع ٣٦٠٢]

Hadis dihasankan oleh al Allamaj al Albani, di shahih al Jami’ 3602

كُنْ مِفْتَاحاً لِلْخَيرِ وَانْشُر

Jadilah anda sebagai pembuka kebaikan dan sebarkanlah…

Ustadz Muhammad Elvi Syam, MA,  حفظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Memaknai Kehidupan Dunia Yang Sangat Sebentar

Kehidupan Dunia Yang Sangat Sebentar
Pernahkah anda merenungkan atau dahulu pernah terucap:

Perasaan, baru kemaren aku masuk SMA, sekarang sudah mau kuliah

Perasaan, baru kemaren aku menghabiskan masa kecilku di kampung ini, sekarang aku sudah siap akan menikah dengan teman sekampung

Bang, perasaan baru aja kemaren anak kita maen-maen dan kita gendong-gendong, sekarang udah minta nikah ya bang

Perasaan, baru kemaren anak nikah, sekarang aku sudah punya banyak cucu

Perasaan baru kemaren aku bertemu dengan sahabat-sabahatku, sekarang satu-persatu mereka mulai menghadap Allah, di usiaku yang sudah 65 tahun ini.“

Demikianlah, dunia ini terasa sangat sebentar, sedangkan akhirat adalah kampung abadi, kekal, kekal dan dikekalkan selama-lamanya,  tetapi mengapa kita selalu melupakan akhirat?

Dunia ini sangat singkat, jika dibandingkan dengan kehidupan satu hari di akhirat yang menyamai 1000 tahun di bumi.

Allah berfirman,

ﻭَﺇِﻥَّ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻚَ ﻛَﺄَﻟْﻒِ ﺳَﻨَﺔٍ ﻣِﻤَّﺎ ﺗَﻌُﺪُّﻭﻥَ

Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47).

Umur manusia rata-rata adalah 60-70 tahun,

Sebagaimana dalam hadits,

ﺃَﻋْﻤَﺎﺭُ ﺃُﻣَّﺘِـﻲ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺴِّﺘِّﻴْﻦَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺴَّﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻭَﺃَﻗَﻠُّﻬُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳَﺠُﻮﺯُ ﺫَﻟِﻚَ

Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampui umur tersebut ” (HR. Ibnu Majah: 4236, hasan shahih)

Jika satu hari akhirat 1000 tahun

Umur manusia 60-70 tahun (rata-rata= 65)

Maka kehidupan di dunia kurang lebih HANYA 1,5 jam saja hari di akhirat.

Karenanya berbagai kesenangan dunia yang melalaikan kita akan akhirat adalah kesenangan yang sangat sebentar.

Allah berfirman,

 ﻗُﻞْ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻗَﻠِﻴﻞٌ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓُ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ 

Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. An NIsa’:77)

 ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ 

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)

Semoga kita selalu ingat kampung abadi kita akhirat dan dunia tidak melalaikan kita.

Penyusun Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

9 Adab Terhadap Allah Azza Wa Jalla Yang Harus Kita Ketahui

Adab Terhadap Allah Azza Wa Jalla
Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari

Sesungguhnya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hambaNya sangat banyak, tidak terhitung jumlahnya. Kemana saja seorang hamba mengarahkan pandangannya, dia akan melihat nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dihadapannya. Kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah diperoleh hamba-Nya semenjak dia berupa setetes air mani yang bercampur dengan sel telur yang bergantung di dalam rahim ibunya. Kemudian selalu mengiringinya sampai ajal menjemputnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. [an-Nahl/16:53]

Bahkan jika manusia hendak menghitung nikmat-Nya, maka dia tidak akan mampu menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [an-Nahl/16:18]

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki hak yang menjadi kewajiban para hamba-Nya. Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut harus diutamakan daripada hak-hak sesama makhluk. Diantara yang menjadi hak Allah Azza wa Jalla dan menjadi kewajiban para hamba yaitu memiliki adab yang baik kepada Allah Azza wa Jalla . Maka wajib bagi seorang hamba memiliki adab-adab sebagai berikut:

1. Iman Dan Tidak Kufur..
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beriman kepada-Nya dan kepada perkara-perkara yang wajib diimani. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [an-Nisâ’/4:136]

Maka sepantasnya seorang hamba beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, meyakini kebenaran firman-Nya dan tunduk terhadap perintah dan larangan-Nya. Sungguh tidak beradab ketika ada seorang hamba yang ingkar dan menentang-Nya. Allah Azza wa Jalla mencela orang-orang yang ingkar kepada-Nya dengan celaan yang keras, sebagaimana firman-Nya:

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? [al-Baqarah/2: 28]

Termasuk beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah meyakini keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, dan mengimani nama-nama dan sifat-sifat-Nya sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.

Demikian juga termasuk syarat iman adalah menjauhi syirik, karena syirik itu menghapuskan amal. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. [az-Zumar/39:65]

2. Syukur Dan Tidak Kufur Nikmat.
Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hambanya sangat banyak, oleh karena itu kewajiban seorang hamba untuk mensyukurinya adalah dengan mengakui bahwa nikmat itu datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala , memuji-Nya dengan lidah, dan mempergunakan nikmat-nikmat tersebut untuk keridhaan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [al-Baqarah/2:152]

Sungguh tidak beradab, perbuatan mengingkari kenikmatan dan keutaman dari Rabb pemberi kebaikan.

3. Mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dan Tidak Melupakan-Nya.
Manusia hendaklah selalu mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak melupakan-Nya. Karena kewajiban hamba adalah mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kecintaan yang paling tinggi. Seseorang yang mencintai sesuatu, dia akan selalu mengingat dan menyebutnya serta tidak melupakannya. Orang yang melupakan Allah Azza wa Jalla , Allah Subhanahu wa Ta’ala pun akan melupakannya; Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membiarkannya dalam kesusahan. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. [al-Hasyr/59:19]

4. Taat Dan Tidak Bermaksiat
Yaitu selalu berusaha mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, dan mengembalikan segala perkara yang diperselisihkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri (ulama dam umarâ’) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’ân) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [an-Nisâ’ / 4:59]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hambanya agar mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengulangi kata kerja (yakni: ta’atilah!) sebagai pemberitahuan bahwa mentaati Rasul-Nya wajib secara mutlak, yaitu dengan tanpa meninjau apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan terhadap Al-Qur’an. Jika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan, wajib mentaatinya secara mutlak, baik apakah yang beliau perintahkan itu ada dalam Al-Qur’an atau tidak ada di dalamnya. Karena sesungguhnya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi al-Kitâb dan yang semisalnya bersamanya”. [I’lâmul Muwaqqi’în 2/46, penerbit: Dârul Hadîts, Kairo, th: 1422 H /2002 H]

Oleh karena itulah seorang mukmin akan selalu tunduk terhadap keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) dari urusan mereka. Barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. [al-Ahzâb / 33: 36]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ayat ini umum, mencakup semua perkara, yaitu jika Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu, maka tidak ada hak bagi siapapun untuk menyelisihinya, dan di sini tidak ada pilihan bagi siapapun, tidak ada juga pendapat dan perkataan (yang menyelisihi ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya)”. [Tafsîr Ibnu Katsîr, Surat al-Ahzâb /33:36]

Sungguh tidak beradab, jika ada seorang hamba yang lemah berani menentang Penguasanya Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa dengan perbuatan maksiat dan kezhaliman.

5. Tidak Mendahului Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dan Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [al-Hujurât /49:1]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Maksudnya : ‘Janganlah kamu berkata sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, janganlah kamu memerintah sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah, janganlah kamu berfatwa sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berfatwa, janganlah kamu memutuskan perkara sebelum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memutuskan perkara padanya dan melangsungkan keputusannya.” [I’lâmul Muwaqqi’în, 2/49), penerbit: Dârul Hadîts, Kairo, Th: 1422 H /2002 H]

6. Takut Terhadap Siksa-Nya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. [al-Mâidah/5: 44]

Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Takut itu ada beberapa macam: Pertama : Takut karena ibadah, merendahkan diri, pengagungan, dan ketundukan. Inilah yang dinamakan khauf sirr. Ini tidak pantas kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Barangsiapa menyekutukan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan takut ini-pen) dia adalah orang yang melakukan syirik akbar. Contoh : Orang yang takut kepada patung, orang yang telah mati, atau orang-orang yang mereka sangka sebagai wali dan mereka yakini bisa mendatangkan manfaat dan bahaya bagi mereka, sebagaimana dilakukan oleh sebagian penyembah kubur, dia takut kepada penghuni kubur melebihi takutnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala “. [al-Qaulul Mufîd, 2/166; penerbit: Dârul ‘ Âshimah]

7. Malu Kepada-Nya
Seorang muslim akan selalu menyadari bahwa ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengawasan-Nya itu meliputi segala sesuatu, termasuk semua keadaannya. Oleh karena itu hatinya penuh dengan rasa hormat dan pengagungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dia malu berbuat maksiat dan menyelisihi keridhaan-Nya. Karena bukanlah merupakan adab, ketika seorang hamba menampakkan perbuatan maksiatnya kepada tuannya atau membalas kebaikannya dengan keburukan-keburukan, padahal tuannya selalu mengawasinya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan para sahabatnya agar benar-benar merasa malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam hadits:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَحْيُوا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالْحَمْدُ لِلَّهِ قَالَ لَيْسَ ذَاكَ وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى وَالْبَطْنَ وَمَا حَوَى وَلْتَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلَى وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ

Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd, dia berkata: “Rasulullah n bersabda: “Hendaklah kamu benar-benar merasa malu terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala !” Kami menjawab: “Wahai Rasulullah, al-hamdulillah kami malu ( kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala )” Beliau bersabda: “Bukan begitu (sebagaimana yang kamu sangka-pen). Tetapi malu terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya adalah engkau menjaga kepala dan apa yang dikumpulkannya, menjaga perut dan apa yang dikandungnya, serta mengingat kematian dan kebinasaan. Dan barangsiapa menghendaki akhirat, dia akan meninggalkan perhiasan dunia. Barangsiapa telah melakukan ini, maka dia telah malu terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya [HR. Tirmidzi, no. 2458; Ahmad, no. 3662; Syaikh Al-Albâni menyatakan ‘Hasan lighairihi, dalam kitab Shahîh at-Targhîb, 3/6, no. 2638, penerbit. Maktabah al-Ma’ârif]

Disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ahwâdzi Syarh Tirmidzi pada penjelasan hadits ini: “Maksudnya adalah menjaga kepala dari penggunaannya untuk selain ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , yaitu engkau tidak sujud kepada selain-Nya, tidak shalat karena riya’, engkau tidak menundukkan kepala untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan engkau tidak mengangkatnya karena sombong. Dan menjaga apa yang dikumpulkan oleh kepala maksudnya adalah menjaga lidah, mata serta telinga dari perkara yang tidak halal.

Menjaga perut maksudnya menjaganya dari makanan yang haram, dan menjaga apa yang berhubungan dengannya maksudnya yaitu kemaluan, kedua kaki, kedua tangan, dan hati. Karena semua anggota badan ini berhubungan dengan rongga perut. Adapun cara menjaganya adalah dengan tidak menggunakannya untuk berbuat maksiat, tetapi digunakan dalam keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mengingat kematian dan kebinasaan, maksudnya yaitu engkau mengingat keadaanmu dalam kubur yang sudah menjadi tulang dalam kehidupanmu. Dan barangsiapa menghendaki akhirat, dia akan meninggalkan perhiasan dunia. Karena keduanya tidak akan berkumpul dalam bentuk yang sempurna, walaupun bagi orang-orang yang kuat, sebagaimana dikatakan oleh al-Qâri. Adapun al-Munâwi mengatakan: “Karena keduanya seperti dua madu, jika salah satunya dijadikan ridha, yang lain dijadikan marah”

8. Bertaubat Kepada-Nya
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa di antara sifat manusia adalah banyak berbuat dosa dan kesalahan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Semua anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang-orang yang banyak berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat. [HR. Tirmidzi, no. 2499; Ibnu Mâjah; Ahmad; ad-Dârimi. Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni]

Oleh karena itu sepantasnya seorang manusia agar selalu memperbanyak taubat dan tidak putus asa dari rahmat dan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mendorong orang-orang musyrik yang bergelimang dengan dosa-dosa untuk bertaubat kepada-Nya dengan firman-Nya:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala . Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [az-Zumar/39:53]

9. Husnuzhan (Berbaik Sangka) Kepada-Nya.
Termasuk adab kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah berbaik sangka kepada-Nya. Karena merupakan adab dan prasangka yang buruk, ketika seseorang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dia menyangka bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengawasinya dan tidak akan membalasnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya:

وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَٰكِنْ ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ وَذَٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu, namun kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Rabbmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka kamu menjadi termasuk orang-orang yang merugi. [Fushshilat/41: 22-23]

Demikian juga termasuk buruk sangka, ketika seorang hamba melakukan ketaqwaan dan ketaatan, lalu dia menyangka bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan membalas amal baiknya.

Inilah sedikit tulisan mengenai sebagian adab terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala , semoga Allah Azza wa Jalla selalu membimbing kita dalam kebaikan. Amin.

RUJUKAN:
1. Minhâjul Muslim, Syaikh Abû Bakar Jâbir al-Jazâiri
2. I’lâmul Muwaqqi’ în, penerbit: Dârul Hadîts, Kairo, th: 1422 H / 2002 H
3. Tafsîr Ibnu Katsîr, penerbit: Dârul Jail, Beirut, tanpa tahun.
4. al-Qaulul Mufîd, karya Syaikh al-‘Utsaimin, penerbit: Dârul ‘Ashimah.
5. Shahîh At-Targhîb, karya Syaikh al-Albâni, penerbit Maktabah Al-Ma’ârif.
6. Tuhfatul Ahwâdzi Syarh Tirmidzi, dll.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIII/1430H/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Sumber: https://almanhaj.or.id/3444-adab-kepada-allah-azza-wa-jalla.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Mengenal Sabar Yang Hakiki

Sabar Yang Hakiki
Sabar yang hakiki adalah tatkala pertama kali terkena musibah..

Adapun bersabar setelah esok hari...minggu depan...bulan depan..., maka hewanpun bisa melakukannya.

Lihatlah seekor induk ayam tatkala anaknya dimangsa kucing, maka iapun akan gelisah kebingungan dan berteriak-teriak.

Akan tetapi keesokan harinya, kondisi induk ayam tersebut sudah normal kembali seperti tidak terjadi apa-apa.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallah bersabda :

إِنَّماّ الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى

"Hanyalah kesabaran tatkala di awal benturan..."

Latihlah diri kita tatkala tertimpa musibah apa saja untuk langsung berkata:

Alhamdulillah 'alaa kulli haal (Segala puji bagi Allah pada seluruh keadaan).

Kita mengucapkannya dengan penuh keyakinan bahwa Allah memiliki hikmah yang tinggi di balik musibah yang menimpa kita...

Tapi...teori memanglah mudah...yang sulit adalah mempraktekkannya...kecuali bagi orang yang beriman kepada Allah dengan penuh keyakinan.

Oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Keutamaan Memberi Maaf Pada Saudaramu

Keutamaan Memberi Maaf
Sudahlah...Maafkan Saja Saudaramu...

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Hendaknya mereka memaafkan dan berlapang dada. Tidakkah kalian suka Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nuur:22)

Imam Ahmad rahimahullah berkata,

مَاذَا يَنْفَعُكَ أَنْ يُعَذَّبَ أَخُوكَ المسلم بسببك؟ وقد قال تَعَالَى (فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ أنه لا يحب الظالمين)

"Apa untungnya bagimu bila saudaramu muslim mendapatkan adzab karena sebab (do'a)mu? Padahal Allah Ta'ala telah berfirman,

"Barangsiapa memaafkan dan berbuat kebaikan maka pahalanya atas Allah, Dia tidak menyukai orang-orang zhalim." (QS. Asy-Syuro:40) (Lihat al-Bidayah wa an-Nihayah 10/335)

Seandainya kamu tidak ridha dengan kesalahan saudaramu, lalu kamu do'akan kejelekan baginya, kemudian Allah mengabulkan do'amu sehingga saudaramu mendapatkan musibah dan malapetaka di Dunia, atau adzab di akhirat. Kira-kira apa untungnya bagimu?

Tidakkah sebaiknya kamu memaafkannya dan mengharapkan pahala yang besar di sisi Allah subhanahu wa Ta'ala.

Demikianlah yang dimaksudkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.

Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Seuntai Do'a Di Hari Jum'at

Seuntai Do'a Di Hari Jum'at
Yaa Allah...
Yaa Rahman...
Yaa Rahim...

Bila hari ini masih menjadi bagian hidup kami...
Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk menjalaninya...

Bila kelopak mata kami masih dapat terbuka...
Bimbinglah penglihatan kami untuk senantiasa melihat kebaikan dan kebenaran...

Bila mulut kami masih diizinkan berucap...
Tuntunlah agar senantiasa mengatakan kejujuran...

Bila kaki kami masih diberi kemampuan untuk melangkah...
Hantarkanlah ke tempat-2 yang menjadi ibadah kami...

Bila tangan kami masih dapat digerakkan...
Gerakkanlah untuk memberikan kebaikan  bagi orang lain...

Bila Matahari masih diperkenankan menyentuh  raga ini...
Sempurnakanlah cahaya-nya di pagi hari untuk menyehatkan  tubuh kami...

Bila udara masih menjadi bagian dari nafas kami...
Lapangkanlah rongga dada ini untuk menghirupnya...

Bila dari rezeki yang diturunkan di muka bumi ini masih ada bagian haq kami...
Datangkanlah dalam jumlah yang banyak bagi kami, yang halalan thoyiban dari segala arah...
Agar kami dapat memberi manfaat bagi orang lain yang membutuhkan...

Yaa Allah...
Yaa Rabb...

Bila keluarga dan saudara-2ku disini masih diperkenankan mewarnai kehidupan kami...
Jadikanlah mereka sebagai warna-warni yang penuh keindahan, penuh kasih sayang, rukun dan damai selalu...

Angkat dan hilangkanlah segala penyakit keluarga dan saudara-2ku ini...
Gantikanlah dgn kesehatan yang sempurna...

Serta berikanlah  sisa usia yang penuh manfaat dan barokah...

Yaa Allah...

Dengan segala yang telah diperlihatkan pada kami untuk menjadikan ini semua sebagai pelajaran hidup kami...

Karuniakanlah kepada kami, sejak  hari ini sampai Kau utus malaikat-Mu untuk mengangkat ruh ini dari jasad kami...
Dengan Limpahan Nikmat dan Kasih Sayang-Mu...

Di akhir hayat kami, kami mohon karunia-Mu untuk husnul khatimah...


آمِيْنَ... آمِيْنَ...  يَارَبَّ الْعَـــالَمِيْنَ...!

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Keselamatan di Alam Barzakh

Keselamatan di Alam Barzakh
Keselamatan di Alam Barzakh (Kubur) akan Menghantarkan pada Keselamatan di Tahapan Akhirat Berikutnya

عَنْ هَانِئٍ مَوْلَى عُثْمَانَ قَالَ كَانَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ يَبْكِي حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تَذْكُرُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ وَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

Dari Hani’ maula Utsman ia berkata: Utsman bin Affan radhiyallahu anhu jika berdiri di kuburan menangis hingga membasahi jenggotnya. Dikatakan kepada beliau: Anda ketika mengingat Surga dan Neraka tidak menangis, tapi anda menangis dalam kondisi ini (di kuburan)? Utsman berkata: Sesungguhnya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya kuburan adalah awal tahapan akhirat. Jika seseorang selamat darinya, tahapan yang setelahnya lebih ringan dari itu. Tetapi jika ia tidak selamat darinya, tahapan setelahnya lebih berat dari itu (H.R Ibnu Majah, dihasankan Syaikh al-Albaniy)

Salah satu upaya untuk terhindar dari adzab kubur adalah dengan membaca surat al-Mulk setiap malam:

Sahabat Nabi Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu menyatakan:

مَنْ قَرَأَ {تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ} كُلَّ لَيْلَةٍ مَنَعَهُ اللهُ بِهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَكُنَّا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُسَمِّيهَا الْمَانِعَةَ

Barangsiapa yang membaca Tabarokalladzi bi yadihil mulku (surat al-Mulk) tiap malam, Allah akan mencegahnya dari adzab kubur. Kami (para Sahabat) di masa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menamakannya (surat) al-Maani’ah (yang mencegah dari adzab kubur). (H.R anNasaai, dihasankan oleh al-Albany dalam lafadz yang lain dishahihkan oleh al-Hakim dan adz-Dzahaby)

Disunnahkan pula meminta perlindungan kepada Allah dari 4 hal dalam sholat sebelum salam, di antaranya berlindung dari adzab kubur:

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ التَّشَهُّدِ الْآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Jika salah seorang dari kalian selesai dari tasyahhud akhir mintalah perlindungan kepada Allah dari 4 hal: adzab  Jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan kematian, keburukan al-Masih ad-Dajjal (H.R Muslim dari Abu Hurairah)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمْ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يُعَلِّمُهُمْ السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ قُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Dari Ibnu Abbas –semoga Allah meridhainya- bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada mereka (para Sahabat) doa ini, sebagaimana beliau mengajarkan surat dalam al-Quran: Beliau bersabda: Ucapkanlah: Allaahumma Inna Na’udzu bika min ‘Adzaabi Jahannam wa a’udzu bika min ‘adzaabil qobri wa a’udzu bika min fitnatil masiihid Dajjaal wa ‘audzu bika min fitnatil Mahyaa wal mamaati (Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam, dan aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur, dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal, dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian (H.R Muslim)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Umat Islam Perlu Tahu : Rekam Kejahatan Syiah - Iran Pada Musim Haji

Rekam Kejahatan Syiah - Iran Pada Musim Haji
Apabila antum masih merasa sebagai Umat Islam, maka antum PERLU TAHU beberapa catatan kejahatan Syiah - Iran terutama pada Musim Haji beberapa tahun yang lalu.

JANGAN PERNAH MELUPAKAN SEJARAH...!!!

Syiah memiliki rekam jejak sangat buruk dan kelam dalam sejarah pelaksanaan Ibadah Haji, mereka kerap kali melakukan kekacauan yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dari kaum muslimin yang sedang khusyu' menunaikan Ibadah Haji.

Berikut beberapa peristiwa berdarah dari sekian banyak kekacauan yang dilakukan Syiah dalam sepanjang sejarah:


Tahun 312 H, 
PEMBANTAIAN JAMA'AH HAJI OLEH SYI'AH QARAMITHAH
Di bawah pimpinan Abu Thahir al-Qaramithi pemeluk Syiah menyerang kafilah yang baru saja pulang dari menunaikan Ibadah haji di Makkah. Mereka membunuhi kaum lelaki dan menawan kaum wanita. Merampas harta mereka yang lebih dari 1 juta dinar. (Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir al-Syafi’i 9/149).


Tahun 317 H,
Abu Thahir al-Qaramithi memasuki Masjidil Haram pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah).
Dia dan tentaranya :
  • MEMBANTAI para jamaah haji dan mu’tamirin di sekitar Ka’bah, baik mereka yang sedang thawaf, maupun mereka yang bergelantungan di kiswah Ka’bah.
  • Merampas harta mereka.
Tidak sampai di situ, Abu Thahir al-Qaramithi kemudian :
  • Memerintahkan jasad-jasad jama'ah haji yang mereka bunuh itu untuk DIMASUKKAN KE DALAM SUMUR ZAM-ZAM!!!  Lahaulaa walaa Quwwata illa billah
  • Melepas Kiswah dan pintu Ka'bah, dan
  • dengan pongah mencuri Hajar al-Aswad dari Ka’bah, dan membawanya ke Kerajaan mereka, dan tetap berada di sana sampai tahun 339 H ( selama ± 22 tahun!!). (Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir al-Syafi’i 9/160).

Tahun 1406 H/ 1986 M: 
Jama’ah haji Iran turun di Jeddah. Setelah melalui pemeriksaan, ternyata kebanyakan jama’ah yang berjumlah 500 orang itu, menyembunyikan bahan peledak jenis C4 pada bagian bawah tas mereka.
Ketika disita petugas,  kemudian bahan peledak tersebut dikumpulkan dan mencapai berat 150 Kg!!


Tahun 1407 H/ 1987 M. 
Hizbullah bekerja sama dengan Garda Revolusi Iran, dan didukung oleh Jama’ah haji Syiah dari Saudi, mengadakan demonstrasi besar-besaran di Makkah al-Mukarramah, pada musim haji 1407 H.
  • Mereka MENGKAFIRKAN dan MENGANCAM Negara Saudi Arabia,  sambil membawa gambar-gambar poster Khomeini!!! 
  • Hasilnya, 402 orang wafat, 85 di antaranya adalah para petugas keamanan.
Kerusuhan ini menyebabkan puluhan bangunan hancur, ratusan wanita, anak-anak, dan orang tua terinjak-injak , dan ratusan ribu jama’ah haji terhambat melaksanakan manasik.


Tahun 1409 H. 
Anggota Hizbullah-Saudi bekerjasama dengan Syi’ah Kuwait melakukan aksi peledakan bom di Kota Makkah.

Bahan peledak mereka peroleh dari pejabat Kedubes Kuwait di Saudi yang ternyata seorang Syiah.
Para pelaku dalam peristiwa itu oleh disebut-sebut sebagai syuhada dan dinobatkan sebagai para wali.


Tahun 1410 H
Kejahatan Syi'ah dalam bentuk menyemprotkan gas BERACUN kepada para Jama'ah Haji di al-'Mu'aishim,  yang menyebabkan RIBUAN jama'ah haji meninggal dunia.

Masih BANYAK LAGI rentetan peristiwa KEJAHATAN Syiah di Tanah Haram pada musim haji.

========================

Itu sekedar rekaman singkat peristiwa berdarah yang dilakukan oleh Syiah di Tanah Haram,  pada bulan Haram,  ketika musim haji.

Karena memang bagi Syi'ah,  Makkah sudah tidak ada kehormatannya.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Friday, July 27, 2018

Belajarlah Untuk Selalu Bersyukur

Belajarlah Untuk Selalu Bersyukur
Wahai saudaraku, ketahuilah dengan belajar untuk selalu bersyukur dengan 3 (tiga) hal ini.

Dari Shahabat *Nu’man bin Basyir rodhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda di atas mimbar:

« مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ. التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللَّهِ شُكْرٌ، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ»


  1. ”Barangsiapa belum mampu mensyukuri nikmat yang sedikit,* maka ia belum mampu mensyukuri nikmat yang banyak.
  2. ”Barangsiapa belum bisa berterima kasih kepada manusia,* maka ia belum bisa bersyukur kepada Allah _–Ta’ala-._
  3. ”Membicarakan nikmat Allah* _-Ta’ala-_ *merupakan satu bentuk rasa syukur,* meninggalkannya adalah satu bentuk kufur nikmat.


[HR. Ahmad* no. 18449, 18450, *Al-Baihaqi* dalam * “Asy-Syu’ab” * no.4105, 8698, *Ibnu Abid Dunia* dalam * “Asy-Syukr”* no.64. Lafadz di atas diambil dari *"Musnad Ahmad".* ] , 📎 Derajat Hadits: *Hasan.*

Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Shohih At-Targhib”no.976, “Ash-Shohihah” pada pembahasan hadits no.667.

========

Senantiasa kita meminta pertolongan kepada Allah _-Ta'ala-_ agar bisa menjadi hamba-hamba Nya yang bersyukur, _Aamiin. _

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive