Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, October 31, 2022

(Meski) Seribu Kali Ganti Presiden

(Meski) Seribu Kali Ganti Presiden
Bismillah...

Sebagian masyarakat mengeluhkan keadaan pemimpinnya, namun mereka tidak intropeksi keadaan dirinya.

Pemimpin yang baik, yang adil dan bijaksana terlahir dari masyarakat yang baik pula. Karena tidak mungkin pemimpinnya baik jika masyarakatnya sendiri tidak baik, karena pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya.

Seribu kali ganti presiden, tidak akan merubah keadaan kepada yang lebih baik, selama masyarakatnya bergelimang dengan kemaksiatan, kesyirikan dan kebid'ahan. 

Lihatlah di zaman Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma, berbeda dengan keadaan di zaman Utsman dan Ali radhiyallahu anhuma. 

Ubaidah As-Salmânîy berkata kepada Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu anhu, 

يَا أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ مَا بَالُ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرُ اِنْطَاعَ النَاسُ لَهُمَا، وَالدُّنْيَا عَلَيْهِمَا أَضْيَقُ مِنْ شِبْرٍ فَاتَّسَعَتْ عَلَيْهِمَا وَوُلِيْتَ أَنْتَ وَعُثْمَانُ الْخِلَافَةَ وَلَمْ يَنْطَاعُوا لَكُمَا، وَقَدْ اِتَّسَعَتْ فَصَارَتْ عَلَيْكُمَا أَضْيَقَ مِنْ شِبْرٍ؟ 

Wahai Amirul mukminin, apa gerangan yang membuat manusia taat kepada Abu Bakar dan Umar? Padahal dahulunya bagi mereka berdua dunia lebih sempit dari sejengkal tanah, kemudian menjadi luas. Sementara saat engkau dan Utsman menjadi khalifah, manusia tak menataati kalian berdua, dunia yang dahulunya luas menjadi lebih sempit dari sejengkal tanah bagi kalian berdua?

فَقَالَ: لِأَنَّ رَعِيَةَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ كَانُوا مِثْلِي وَمِثْلَ عُثْمَانَ، وَرَعِيَّتِي أَنَا الْيَوْمَ مِثْلُكَ وَشِبْهُكَ!

Maka Ali radhiyallahu anhu menjawab:

Karena rakyatnya dimasa Abu bakar dan Umar adalah seperti aku dan Utsman, sedangkan rakyatku sekarang ini seperti kamu dan orang-orang yang serupa dengan kamu.” (Siraj Muluk). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/31615/28916

Jika pemimpin zalim atau tidak adil, itu menunjukkan bahwa mayoritas masyarakatnya suka berlaku zalim atau suka berbuat tidak adil. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وكذلك نولي بعض الظالمين بعضا بما كانوا يَكسبون

"Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi penguasa bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (QS. Al An’aam: 129).

Ibnul-Munkadir, Manshuur bin Abil-Aswad rahimahumullah berkata, Aku pernah bertanya kepada Al-A’masy tentang firman Allah Ta'ala, 

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ مَا سَمِعْتَهُمْ يَقُولُونَ فِيهِ؟ 

Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan. (QS. Al-An’aam: 129). Apa yang engkau dengar dari mereka tentang ayat ini ?. 

قَالَ: ” سَمِعْتُهُمْ يَقُولُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ أُمِّرَ عَلَيْهِمْ شِرَارُهُمْ ”

Ia menjawab : “Aku mendengar mereka berkata : ‘Apabila manusia telah rusak, akan dijadikan pemimpin atas mereka orang yang paling buruk diantara mereka”. 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/32199/987

Berkata Al-Baghawiy rahimahullah, 

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ 

Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan’ (QS. Al-An’aam: 129). 

أي: نسلط بعضهم على بعض، فنأخذ من الظالم بالظالم، كما جاء: “من أعان ظالما سلطه الله عليه” .

Yakni : Kami berikan kuasa sebagian mereka atas sebagian yang lain, lalu Kami ambil (sesuatu) dari orang yang zalim tersebut melalui orang zalim yang lain, sebagaimana riwayat : ‘Barangsiapa yang menolong orang zalim, niscaya Allah akan kuasakan orang zalim tersebut atas dirinya’. (Tafsir Baghawy). 

Sumber : http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/baghawy/sura6-aya129.html

Berkata Syekh As Sa'di rahimahullah, 

ومن ذلك، أن العباد إذا كثر ظلمهم وفسادهم، ومنْعهم الحقوق الواجبة، ولَّى عليهم ظلمة، يسومونهم سوء العذاب، ويأخذون منهم بالظلم والجور أضعاف ما منعوا من حقوق الله، وحقوق عباده، على وجه غير مأجورين فيه ولا محتسبين.

Termasuk dalam hal ini adalah jika kezaliman manusia, kerusakan dan penolakan manusia untuk menunaikan hak-hak yang wajib telah memuncak, maka Allah akan memunculkan orang zalim yang menguasai mereka dan menimpakan azab yang buruk kepada mereka. Orang zalim akan memerintah mereka dengan kezaliman dan kesewenang-wenangan yang jauh lebih besar daripada hak-hak Allah dan hamba-hambaNya yang tidak mereka tunaikan dengan tidak diberi balasan dan pahala padanya.

كما أن العباد إذا صلحوا واستقاموا، أصلح الله رعاتهم، وجعلهم أئمة عدل وإنصاف، لا ولاة ظلم واعتساف. 

Sebagaimana para hamba, jika mereka baik dan lurus, maka Allah memperbaiki pemimpin mereka, menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang adil dan bukan pemimpin zalim lagi lalim. (Tafsir As Sa'di). 

Sumber : http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/saadi/sura6-aya129.html

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

وتأمل حكمته تعالى في ان جعل ملوك العباد وأمراءهم وولاتهم من جنس اعمالهم بل كأن أعمالهم ظهرت في صور ولاتهم وملوكهم 

Perhatikanlah hikmah-Nya tatkala Dia menjadikan para raja, penguasa dan pemegang tampuk pemerintahan sesuai dengan amalan yang dilakukan oleh para rakyat di dalam negeri tersebut. Bahkan, amalan dari para rakyat akan tercermin dari tingkah laku para penguasanya.

فإن ساتقاموا استقامت ملوكهم 

Apabila rakyat di dalam negeri tersebut komitmen dalam menjalankan syari’at, maka tentu penguasanya pun demikian.

وإن عدلوا عدلت عليهم 

Apabila mereka berlaku adil, maka para penguasa akan berlaku adil kepada mereka.

وإن جاروا جارت ملوكهم وولاتهم 

Apabila mereka suka berbuat kemaksiatan, maka para penguasa juga akan senantiasa berbuat maksiat.

وإن ظهر فيهم المكر والخديعة فولاتهم كذلك 

Apabila rakyat senantiasa berbuat makar dan tipu daya, maka tentulah penguasa demikian pula keadaannya.

وإن منعوا حقوق الله لديهم وبخلوا بها منعت ملوكهم وولاتهم ما لهم عندهم من الحق ونحلوا بها عليهم

Apabila para rakyat tidak menunaikan hak-hak Allah serta mengabaikannya, maka penguasa mereka pun juga akan berbuat hal yang sama, mereka akan melanggar dan tidak menunaikan hak-hak para rakyatnya.

 وإن اخذوا ممن يستضعفونه مالا يستحقونه في معاملتهم اخذت منهم الملوك مالا يستحقونه وضربت عليهم المكوس والوظائف وكلما يستخرجونه من الضعيف يستخرجه الملوك منهم بالقوة فعمالهم ظهرت في صور اعمالهم وليس في الحكمة الالهية ان يولى على الاشرار الفجار الا من يكون من جنسهم

Apabila rakyat sering melanggar hak kaum yang lemah dalam berbagai interaksi mereka, maka para penguasa akan melanggar hak para rakyatnya secara paksa, menetapkan berbagai pajak dan pungutan liar kepada mereka. Dan setiap mereka (yakni rakyat) mengambil hak kaum yang lemah, maka hak mereka pun akan diambil secara paksa oleh para penguasa. Sehingga para penguasa merupakan cerminan amal dari para rakyatnya.

Dengan demikian setiap amal perbuatan rakyat akan tercermin pada amalan penguasa mereka. Berdasarkah hikmah Allah, seorang pemimpin yang jahat dan keji hanyalah diangkat sebagaimana keadaan rakyatnya. 

ولما كان الصدر الاول خيار القرون وابرها كانت ولاتهم كذلك فلما شابوا شابت لهم الولاة فحكمه الله تأبى ان يولي علينا في مثل هذه الازمان مثل معاوية وعمر بن عبدالعزيز فضلا عن مثل ابي بكر وعمر بل ولاتنا على قدرنا وولاة من قبلنا على قدرهم وكل من الامرين موجب الحكمة ومقتضاها. أهـ. مفتاح دار السعادة (2/ 177 - 178) 

Ketika masa-masa awal Islam merupakan masa terbaik, maka demikian pula pemimpin pada saat itu. Ketika rakyat mulai rusak, maka pemimpin mereka juga akan ikut rusak. Dengan demikian berdasarkan hikmah Allah, apabila pada zaman kita ini dipimpin oleh pemimpin seperti Mu’awiyah, Umar bin Abdul Azis, apalagi dipimpin oleh Abu Bakar dan Umar, maka tentu pemimpin kita itu sesuai dengan keadaan kita.

Begitu pula pemimpin orang-orang sebelum kita tersebut akan sesuai dengan kondisi rakyat pada saat itu. Masing-masing dari kedua hal tersebut merupakan konsekuensi dan tuntunan hikmah Allah Ta’ala.(Miftah Daaris Sa’adah, 2/177-178). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/31886/6040

Oleh karena, kalau masyarakat ingin terlepas dan terbebas dari kezaliman penguasa, hendaklah mereka meninggalkan kezalimannya. Dan mereka bersegera bertaubat kepada Allah Ta'ala. 

Berkata Imam Al-Muzani (murid Imam Syafii) rahimahullah, 

وَالطَّاعَةُ لِأُولِي الْأَمْرِ فِيمَا كَانَ عِنْدَ اللهِ مَرْضِيًّا وَاجْتِنَابُ مَا كَانَ عِنْدَ اللهِ مُسْخِطًا ، وَتَرْكُ الْخُرُوجِ عِنْدَ تَعَدِّيْهِمْ وَجَوْرِهِمْ، وَالتَّوْبَةُ إِلَى اللهِ كَيْمَا يَعْطِفُ بِهِمْ عَلَى رَعِيَّتِهِمْ

Wajib taat kepada Ulul Amri (pemerintah) dalam hal-hal yang diridhai Allah dan meninggalkan ketaatan dalam hal-hal yang dimurkai Allah Wajib meninggalkan pemberontakan ketika mereka bersikap sewenang-wenang dan tidak adil. Bertaubat kepada Allah adalah solusi agar Allah menjadikan mereka bersikap lembut dan kasih sayang kepada rakyat mereka. (Syarhus Sunnah). 

Sumber : https://shamela.ws/book/6484/14

Berkata Imam Ibnu Abil Izz rahimahullah, 

فَإِذَا أَرَادَ الرَّعِيَّةُ أَنْ يَتَخَلَّصُوا مِنْ ظُلْمِ الأَمِيرِ الظَّالِمِ فَلْيَتْرُكُوا الظُّلْمَ

Apabila rakyat ingin keluar dari kezaliman penguasa yang zalim maka mereka harus meninggalkan kezaliman. (Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah: 2/543). 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/954/42


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid029jmuCTDK8UT854Fg991Ng21QCke8WajMrkixmAFmfiCVLzd7ivJzcFECXWwwY9E9l/

AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Banyak Cerita Yang Tanpa Sanad

Banyak Cerita Yang Tanpa Sanad
Bismillah...

-Candi ini atau itu dibuat dalam semalam.

-Masjid ini atau itu dibuat dalam satu malam, alias masjid tiban.

-Mayat mbah ini atau itu pindah sendiri ke tempat kuburan yang beliau kehendaki.

-Wali ini atau itu sudah ikut berperang kemerdekaan sejak dalam perut ibundanya. 

-Orang ini dianggap wali oleh habib fulan atau kyai anu karena berjalan di atas air.

-Membawa foto si anu atau si ono berguna menangkal sial, melariskan dagangan, atau menyegerakan jodoh dan lainnya.

-Kembang setaman mengusir setan dan mengundang malaikat, atau air sumur ini terkoneksi dengan sumur Zam Zam.

Dan masih banyak lagi…. Dongeng dongen karangan atau hoak yang dipropagandakan oleh sebagian tokoh panutan dan secara turun temurun, tanpa ada sanad alias data yang daoat dipertanggung jawabkan.

Anehnya tuh banyak saja yang percaya.

Nabi Ibrahim alaihissalam bersama putranya Nabi Ismail alaihissalam membangun Ka’bah dengan proses pembangunan yang wajar.

Nabi kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam membangun Masjid Nabawi juga dengan cara cara yang wajar, ndak dengan cara “tiban” alias ujug ujug.

Yuk ajak keluarga, tetangga dan kolega anda untuk berpikir dan beramal sewajarnya… dan sudah saatnya kita buang jauh jauh dongeng dongeng semisal yang tanpa sanad selain konon dan katanya.

Semoga bermanfaat.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0m6XJyNXRVBHsSRMgP6rdB5vLRoFhcxhYvsXPecfjBBDqwpEoXqHCqViJ3CJv7Gn7l&id=100044302190144

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Zaman Ahli Ilmunya Sedikit, Penceramahnya Banyak

Zaman Ahli Ilmunya Sedikit, Penceramahnya Banyak
Bismillah...

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata,

إنكم في زمان كثير فقهاؤه قليل خطباؤه قليل سؤاله كثير معطوه العمل فيه قائد للهوى 

Sungguh kalian saat ini hidup pada zaman ahli ilmunya banyak, penceramahnya sedikit, sedikit pula yang meminta-minta namun banyak yang memberi, pada masa seperti ini amalnya seseorang yang mengendalikan hawa nafsunya. 

وسيأتي من بعدكم زمان قليل فقهاؤه كثير خطباؤه كثير سؤاله قليل معطوه الهوى فيه قائد للعمل 

Dan kelak akan datang suatu zaman dimana ahli ilmunya sedikit, penceramahnya banyak, banyak yang meminta-minta tetapi sedikit yang memberi, pada masa seperti itu hawa nafsu yang mengendalikan amalnya. 

اعلموا أن حسن الهدي في آخر الزمان خير من بعض العمل

Ketahuilah oleh kalian bahwa baiknya petunjuk (ilmu dan pemahaman yang benar) di akhir zaman jauh lebih baik daripada melakukan sebagian amalan." 

(Riwayat Imam Malik "Al-Muwattha' 1/173, Al-Bukhari "Al-Adabul Mufrad" 785, Al-Hafidzh Ibnu Hajar Al-Asqalani "Al-Fath" 10/510 berkata, "Sanadnya shahih", "Shahih Al-Adabul Mufrad")


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0yi7zworYo2pHiBpXKPN2cqxjG77WvGbZ4WPvBan3x5AGQPXLHFGm2Haj7rF8pGYgl&id=100001764454087

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Bersama Yang Dicinta

Bersama Yang Dicinta di Surga
Bismillah...

Ditinggal pergi oleh orang yang dicintai itu menyakitkan, Yang tersisa hanyalah indahnya kenangan.

Mungkin terkadang sedikit penyesalan, Karena teringat pernah melakukan kesalahan.

Begitulah sifat dunia kawan, Bila ada pertemuan, pasti 'kan ada perpisahan.

Janganlah kau larut bersedih teman, Sungguh semua ini hanyalah sementara.

Tetap optimis dan berbahagialah sahabat.

Karena setelah ini masih ada akhirat, dimana para pencinta akan berkumpul selamanya.

Sungguh Nabimu pernah bersabda,

"Engkau akan bersama dengan orang-orang yang kau cintai..." (Bukhari 6171, Bukhari 3688, Muslim 2639)

Allah berfirman,

إِنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍ فَٰكِهُونَ

"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)".  [Yasin: 55]

هُمْ وَأَزْوَٰجُهُمْ فِى ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ

"Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan". [Yasin: 56]


https://www.facebook.com/1257341801/posts/pfbid026SDgtW8R6HUf6gngF7zTUTywMNAtXCGemQREbg9QohP5xRKoCMzCAY15AFWwd42Wl/

*****

When your loved one passed away

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sunday, October 30, 2022

Gunung Yang Keras Akan Hancur

Bismillah...

Gunung yang keras saja akan hancur apabila Al-Quran turun padanya, apalagi hanya hatimu..

Allah ﷻ berfirman,

لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّه

Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah".

```(QS. Al Hasyr: 21)```

Gunung yang keras saja akan hancur apabila Al-Quran turun padanya, tentu hati yang keras akan menjadi lembut dengan Al-Quran..

Maka mulailah dengan membaca Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an itu adalah kalamullah, perkataan Allah, Rabb pencipta langit dan bumi, bukan perkataan makhluk.. 

Selain dapat menenangkan hati dan melembutkannya, membaca Al Qur’an akan diganjar banyak pahala. Bayangkan saja, 1 huruf dari Al-Qur’an diganjar 1 pahala, dan 1 pahala akan dibalas dengan 10 kebaikan..

Namun syarat untuk menenangkan hati dan melembutkannya tidaklah hanya sekedar membaca, tapi di-tadabburi, direnungkan maknanya sehingga dapat diamalkan..

______

bimbinganislam.com | Follow IG, FB, TWT, TG, YT : Bimbingan Islam

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Ini Yang Dimaksud Dengan "Wahabi" Yang Mana Yaa?

Ini Yang Dimaksud Dengan Wahabi Yang Mana Yaa?
Bismillah...

Berita yang sedang panas adalah sebuah Ormas mengusulkan pemerintah untuk melarang penyebaran wahabi dengan alasan merupakan asal mula pemahaman Radikal dan ajarannya tidak sesuai dengan budaya Indonesia. 

Saya termasuk orang yang tidak paham dengan apa yang mereka sampaikan, karena orang-orang yang sering bilang wahabi sesat kalau diminta mendefinisikan atau menjelaskan apa itu wahabi bingung juga, maklum banyak definisi wahabi di Indonesia, selain seperti yang mereka sampaikan di banyak media wahabi paham Radikal dan sejenisnya, masih ada definisi lain dari wahabi, seperti dibawah ini. 

Wahabi versi Buya HAMKA

Buya Hamka menulis dalam buku "Perbendaharaan Lama Sejarah Islam Indonesia", 

Pada zaman Amangkurat IV, dengan kehendak Belanda diusirlah beberapa Muballigh Wahabi yang datang ke Jawa hendak mengajarkan Islam yang bersih kepada penduduk.

Bahkan Amangkurat sendiri pun tertarik pada ajaran itu. Begitu pun keturunannya Pangeran Abdul Hamid Diponegoro, terang-terang hendak mendirikan Kerajaan Islam, dengan beliau sendiri menjadi Amiril Mukminin di tanah Jawa.

Beliau ganti pakaian Jawa Lama dengan jubah dan serban. Maksud beliau niscaya akan berhasil, seandainya Kompeni tidak campur tangan.”

Lihat wahai buya, Pangeran Diponegoro adalah pengikut DAKWAH WAHABI..

Di halaman 62 beliau menulis tentang Tuanku Imam Bonjol:

Dia mencampungkan diri ke dalam gerakan Paderi, setelah sampai seruan Tuanku Nan Renceh dari Kamang ke Bonjol.

Dan Tuanku Nan Renceh menerima pula pelajaran itu daripada tiga Tuanku yang pulang dari Makkah, membawa pokok pelajaran Tauhid yang suci bersih, menurut pandangan Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahabi).

Lihat wahai buya, Imam Bonjol juga adalah pengikut DAKWAH WAHABI..

Di halaman 96 beliau menulis:

Ketakutan Belanda itu bertambah lagi karena abad ke 19 sudah datang gerakan agama Islam yang militan langsung dari Makkah, menggerakkan umat Islam dan membangkitkan semangat Tauhid di alam Minangkabau.

Belanda yang lebih tahu daripada orang Minangkabau sendiri apa artinya Islam yang murni, karena mendapat advis dari ahli-ahli Orientalis tentang semangat Islam, melihat bahwa kemajuan gerakan Islam yang timbul di Padang Darat itu akan sangat berbahaya bagi rencananya menaklukkan seluruh Sumatera.

Belanda telah mengetahui bahwa gerakan Wahabi di Tanah Arab, yang telah menjalar ke Minangkabau itu bisa membakar hangus segala rencana penjajahan, bukan saja di Minangkabau, bahkan di seluruh Sumatera, bahkan di seluruh Nusantara ini.”

Berdasarkan versi wahabi menurut Buya Hamka, kalau wahabi sesat bagaimana status pahlawan nasional yang disematkan kepada Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, KH. Ahmad Dahlan? 

Wahabi versi Bapak Soekarno Presiden RI pertama

Di buku yang berjudul “Dibawah Bendera Revolusi” (yaitu kumpulan tulisan dan pidato-pidato beliau) jilid pertama, cetakan kedua,tahun 1963. pada halaman 390, beliau mengatakan sebagai berikut :

((”Tjobalah pembatja renungkan sebentar “padang-pasir” dan “wahabisme” itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar : ia punja kemurnian, ia punja keaslian, – murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!

Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid’ah.

Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid’ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan! ….))

Wahabi versi negara Arab Saudi

Orang-orang yang sering berkoar-koar wahabi sesat sering mencap Arab Saudi sebagai negara wahabi, padahal Arab Saudi adalah lokasi dimana terletak Masjidil Haram dan Masjid Nabawi berada, kalau memang wahabi paham sesat bagaimana status sahnya haji orang Indonesia yang menunaikan umroh dan haji, karena mereka selama menjalankan ibadah umroh harus berdiri menjadi makmum dibelakang Imam shalat yang pahamnya wahabi? 

Juga bagaimana kelanjutan dan status bea siswa yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi mahasiswa asal Indonesia untuk menempuh pendidikan di sejumlah lembaga pendidikan tinggi di negri itu kalau paham negaranya sesat? 

Bagaimana juga status bantuan pemerintah Arab Saudi  kepada pemerintah Indonesia berupa dana jutaan dollar AS pertahun dan juga bantuan materiil lainnya? 

Dan banyak lagi pertanyaan yang sulit dijawab untuk menjelaskan mana wahabi yang dimaksud sesat dan terlarang di Indonesia versi mereka.

Allahua'lam.


Oleh Siswo Kusyudhanto


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02gf1ByngVH6pSEUzWWH9LbrRWGjm8wk1mytVTsjCPpeFKNHEJCKqNuv1YNvcgHpWjl&id=100081275976683

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Saturday, October 29, 2022

Baru Merasakan Manisnya Ibadah Setelah Meninggalkan Tiga Perkara

Bismillah...

Al-Imam Ahmad bin Harb berkata,

عبدت الله خمسين سنة فما وجدت حلاوة العبادة حتى تركت ثلاثة أشياء

"Aku beribadah kepada Allah selama 50 tahun maka tidaklah aku rasakan manisnya ibadah hingga aku tinggalkan tiga perkara.

تركت رضى النّاس حتى قدرت أن أتكلَم بالحقِ وتركت صحبة الفاسقين حتى وجدت صحبة الصالحين وتركت حلاوة الدنيا حتى وجدت حلاوة الآخرة

1). Aku tinggalkan keridhaan manusia sehingga aku mampu mengutarakan al-haq.

2). Aku tinggalkan persahabatan dengan orang-orang fasik sehingga aku jumpai persahabatan dengan orang-orang saleh.

3). Aku tinggalkan manisnya dunia sehingga aku dapati manisnya akhirat.

(Siyar A'lamin Nubala' 11/34)


Catatan: Ucapan di atas bersumber dari Al-Imam Ahmad bin Harb bin Fairuz wafat tahun 234 H, bukan dari Al-Imam Ahmad bin Hanbal seperti yang tersebar luas.


Rahimahumallah.


https://www.facebook.com/100001764454087/posts/pfbid02Ep6TYwJdZpKy25AozJ7bRVHtXdBZz1RUZ3nvZ3bsy9Xj58Bfr6vUVE8LZbrYqrHkl/

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Jalan Paling Ringkas Menuju Surga

Jalan Paling Ringkas Menuju Surga
Bismillah...

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Makna Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali:

Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.

Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.

Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.

Sebagaimana kata sebagian ulama kala suatu ilmu diamalkan,

مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ أَوْرَثَهُ اللهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Siapa yang mengamalkan suatu ilmu yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang tidak ia ketahui.”

Sebagaimana kata ulama lainnya,

ثَوَابُ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا

Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”

Begitu juga dalam ayat disebutkan,

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.” (QS. Maryam: 76)

Juga pada firman Allah,

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.” (QS. Muhammad: 17)

Keempat: Dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga yaitu saat melewati shirath (sesuatu yang terbentang di atas neraka menuju surga).

Sampai-sampai Ibnu Rajab simpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 297-298)

Semoga dengan ilmu agama, kita dimudahkan untuk masuk surga.


https://rumaysho.com/


Barakallahu fiikum 


SUNNAH STORI

@sunnahstori

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

(JANGAN PERNAH) Berdo'a Kepada Selain Allah

(JANGAN PERNAH) Berdo'a Kepada Selain Allah
Bismillah...

Sebagian orang, yang ingin terpenuhi hajat-hajatnya, mereka mendatangi kuburan-kuburan atau tempat-tempat yang dianggap keramat, lantas berdoa, "Ya Syaikh, Ya Wali, Ya Sunan, Ya Tuan Guru, Ya penjaga gunung, sungai atau laut, tolonglah kami, beri rizki kami, beri jodoh kami", dan permohonan hajat-hajat lainnya. 

Perbuatan seperti itu (berdoa kepada selain Allah), pelakunya kalau tidak bertaubat kepada Allah dengan sungguh-sungguh, kelak mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

من مات وهو يدعو من دون الله ندا دخل النار

"Barangsiapa yang mati sedang dia berdo’a kepada tandingan selain Allah, dia masuk NERAKA". (Riwayat Bukhari). 

Yang mereka seru selain Allah, tidak akan mendengar seruan dan tidak mendengar permohonan-permohonannya. Dan walaupun mereka mendengar doa-doanya, mereka pun (tandingan-tandingan selain Allah) tidak akan bisa memperkenankan doa-doa atau permohonan-permohonan mereka. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ. إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ.

"Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada MENDENGAR seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat MEMPERKENANKAN permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui". (Fathir ayat 13-14).

Doa mereka kepada selain Allah Ta'ala, seperti orang yang mengambil air dengan tangan terbuka, untuk dimasukan kedalam mulutnya, maka tidak akan sampai kemulutnya air tersebut. Seperti itulah doa kepada selain Allah, sia-sia belaka dan tidak akan sampai dan terkabulkan doanya.

Allah Ta'ala berfirman, 

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَال

"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka". (Ar Ro’du ayat 14).

Oleh karena itu janganlah berdoa kepada selain Allah yang tidak bisa memberikan manfaat dan tidak bisa memberikan mudharat. Berdoalah hanya kepada Allah semata. Karena sesungguhnya berdoa kepada selain Allah merupakan kezaliman (perbuatan kesyirikan) yang membuat pelakunya dimasukkan ke dalam neraka dan kekal di dalamnya. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذاً مِّنَ الظَّالِمِينَ

"Dan janganlah kamu berdo’a kepada selain Allah sesuatu yang tidak memberimu manfaat dan memberimu madharat; sebab jika kamu melakukan (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Surah Yunus : 106)


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0LTqQpNAT34RDDhyHa5jfA9tGyzkLA3qxbAnUfhp53jCmuiHjR63omR8pPn2RRwgSl&id=100009878282155

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/10/berdoa-kepada-selain-allah.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Saat Langit dan Bumi Menangis

Mutiara Salaf : Saat Langit dan Bumi Menangis
Bismillah...

🌴🌴🌴

Sa’iid bin Jubair rohimahullah berkata,

Seseorang mendatangi Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa lalu bertanya, ‘Wahai Ibnu ‘Abbas, apakah pendapatmu tentang firman Allah,

فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu..’ (QS. Ad-Dukhan/44: 29)

🌴🌴🌴

Apakah langit dan bumi itu akan menangisi seseorang..?’

Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhumaa berkata,

“Ya.. sesungguhnya tidak ada satupun dari makhluk kecuali memiliki pintu di langit yang menjadi tempat turunnya rezeki dan tempat naiknya amal perbuatan..

🌴🌴🌴

Apabila seorang mukmin itu meninggal dunia maka pintu langit tempat naiknya amal dan turunnya rezeki itu ditutup. Pada saat itulah langit merasa kehilangan dan ia pun menangis..

🌴🌴🌴

Demikian juga bumi, ketika tempat sholatnya yang ada di bumi yang sebelumnya dipakai untuk sholat dan berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla juga merasa kehilangan, maka bumi pun menangis..

🌴🌴🌴

Sementara itu Fir’aun dan kaumnya, karena tidak ada kebaikan yang mereka lakukan di bumi, serta tidak ada kebaikan dari mereka yang naik kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka langit dan bumi pun tidak menangis atas (kematiannya) mereka..

[ Al Misbaahul Muniir Fii Tahdziib Tafsiir Ibnu Katsiir – 1096 dan Tafsir Ath-Thobari 22/34 ]


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/59806

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

 

Share:

Baca Dzikir ini, Agar Tidak Menyesal

Bismillah...

Benarkah orang yang tidak berdzikir ketika duduk bersama kawannya, akan menjadi penyesalan baginya?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ، فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ، إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ

Siapa yang duduk bersama, dan disana banyak bicara laghat, kemudian sebelum dia bubar, dia membaca doa,

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.

Maka Allah akan mengampuni kesalahan yang dilakukannya di majlis itu. (HR. Ahmad 10415, Turmudzi 3433, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Keterangan:

Ada beberapa keterangan ulama tentang makna, ’banyak bicara laghat’. Di antaranya,

  • Bicara yang mengandung dosa
  • Bicara yang sama sekali tidak manfaat
  • Guyonan dan pembicaraan tidak penting

(Simak Mirqah al-Mafatih, 8/324).

Doa ini disebut sebagai doa Kaffaratul Majlis (penghapus dosa majlis) atau Khatimah Majlis (penutup majlis). Karena doa ini menjadi penghapus dosa bagi orang yang ikut duduk dalam majlis itu. Doa ini menjadi penghapus dosa, karena isinya pengakuan terhadap tauhid dan permohonan ampun kepada Allah.

Syaikhul Islam mengatakan,

وَهَذَا الذِّكْرُ يَتَضَمَّنُ التَّوْحِيدَ وَالِاسْتِغْفَارَ

Dzikir ini mengandung (pengakuan) tauhid dan istighfar. (al-Fatawa al-Kubro, 5/236).

Ibnu Rajab mengatakan,

كان النبي – صلى الله عليه وسلم – يختم مجالسه بكفارة المجلس ، وأمر أن تختم المجالس به، وأخبر أنه إن كان المجلس لغوا كانت كفارة له ، وروي ذلك عن جماعة من الصحابة

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri majlis beliau dengan doa kaffaratul majlis dan beliau perintahkan agar semua majlis diakhiri dengan doa itu. Beliau juga mengabarkan, bahwa jika majlis itu sia-sia maka doa ini menjadi kaffarah baginya. Doa ini juga diriwayatkan dari sekelompok sahabat. (Fathul Bari, 3/345).

Menjadi Penyesalan

Bagi mukmin, semua waktu itu berharga. Semua harus berorientasi manfaat. Ketika seorang mukmin melakukan tindakan sia-sia, tanpa diiringi dzikir, akan menjadi penyesalan baginya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللَّهِ تِرَةٌ

Barangsiapa yang duduk dan tidak menyebut nama Allah maka akan menjadi penyesalan di hadapan Allah. (HR. Abu Daud 4856 dan dishahihkan al-Albani).

Allahu a’lam.


Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Referensi: https://konsultasisyariah.com/24008-baca-dzikir-ini-agar-tidak-menyesal.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Jangan Dibalas, Biarkan Saja

Bismillah...

Orang yang mencaci, menghina dan membicarakan keburukanmu sejatinya ia sedang memberikan pahalnya kepadamu.

Maka jangan dibalas, biarkan saja, sebab ini keuntungan besar untukmu mendapatkan pahala tanpa susah payah.

Ada orang yang datang menemui Hasan al-Bashri, lalu orang ini memberikan info, “Bahwa si A telah meng-ghibahi anda.

Lalu Hasan al-Bashri mengirim satu kotak kurma basah ke A, beliau mengatakan,

Saya dapat info bahwa anda telah menghadiahkan pahalamu untukku. Maka saya ingin untuk membalasnya kepadamu. Mohon maaf, saya tidak mampu memberikan balasan yang setimpal”. (Tanbih al-Ghafilin, 1/176)

Dari Fudhail bin Iyadh beliau mengatakan,

Ada orang yang mengatakan kepada Fudhail, ‘Si A telah meng-ghibahku.’

Lalu Fudhail bin Iyadh mengatakan,

Berarti dia telah memberikan pahala untukmu”. (Hilyah al-Auliya, 8/108)

Dari Abdurrahman bin Mahdi, beliau mengatakan,

Andaikan bukan karena benci maksiat kepada Allah, (maka aku akan lakukan maksiat), dan sungguh aku ber-angan-angan andaikan semua penduduk kota ini meng-ghibahku. Tidak ada sesuatu yang lebih membahagiakan melebihi orang yang melihat pahala yang tertulis di catatan amalnya, sementara dia tidak pernah mengamalkannya.” (HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 5/305)

Dari Abdullah bin Mubarak, beliau mengatakan,

Andai saya boleh meng-ghibah orang lain, tentu saya akan meng-ghibah kedua orang tuaku. Karena mereka yang paling berhak untuk mendapatkan pahala dariku”. (Mawa'iz ash-Shalihin : 62)

Dari Abdullah bin Mubarak pernah berdiskusi dengan Sufyan at-Tsauri tentang Abu Hanifah,

Sungguh Abu Hanifah sangat menghindari ghibah. Belum pernah aku mendengar beliau meng-ghibah seseorang sampaipun musuhnya”.

Lalu Sufyan mengatakan,

Demi Allah, beliau sangat menyadari sehingga jangan sampai pahalanya hilang”. (Manaqib Abu Hanifah, 1/190)

Dari Ibrahim bin Adham beliau mengatakan,

Wahai manusia pembohong, kamu sangat bakhil terhadap dunia sehingga tidak kamu kasihkan ke sesama muslim, namun kalian begitu pemurah dalam memberikan pahala akhirat kalian kepada musuh kalian”. (Tanbih al-Ghafilin, 1/177)


https://www.instagram.com/p/CkEqX68BX7G/?igshid=YmMyMTA2M2Y=


✍ Habibie Quotes, 09/12/21

Ig - www.instagram.com/habibiequotes

Tg - https://t.me/habibiequotes

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Bid'ah Kecil Lambat Laun Membesar

Bid'ah Kecil Lambat Laun Membesar
Bismillah...

Al-Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Khalaf Al-Barbahari (329 H) berkata,

"Jauhilah setiap perkara bid'ah sekecil apapun karena bid'ah-bid'ah yang kecil itu lambat laun akan membesar.

Begitulah setiap kebid'ahan yang diada-adakan oleh umat ini mulanya dianggap remeh menyerupai kebenaran sehingga tertipulah orang yang terjatuh di dalamnya. 

Kemudian dia tak kuasa lagi untuk terlepas dari jeratannya dan bid'ah itu mendarah daging menjadi agamanya. Tanpa disadari dia menyimpang dari "ash-shirathal mustaqim" (jalan yang lurus) hingga membawanya keluar dari Islam."

(It-haful Qari bit Ta'liqat 'ala Syarhissunnah 1/81 - Syaikh Al-'Allamah Shalih Al-Fawzan)

Disebut bid'ah kecil karena kaitannya dengan bid'ah besar. Sama seperti pembagian syirik kecil dan syirik besar, meskipun kecil juga syirik.

Termasuk kategori bid'ah yang kecil dijelaskan para ulama seperti bid'ah amaliyyah atau bid'ah idhafiyyah yaitu amalan yang ada landasannya dalam syariat tetapi cara pengamalannya tidak mengikuti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun bid'ah amaliyyah yang dikerjakan secara terus-menerus maka ini termasuk bid'ah yang besar. Demikian pula bid'ah i'tiqadiyyah (keyakinan) itu termasuk bid'ah yang besar.

Para ulama ahlussunnah mengingatkan bahwa syaithan menjerumuskan anak Adam tidak sekali jadi, mulanya bid'ah-bid'ah yang kecil itu dikesankan baik pada pandangan manusia, kemudian terus dilakukan hingga menjadi bid'ah yang besar, kemudian menjadi keyakinannya dan membangun loyalitas di atasnya hingga syaithan menyeretnya kepada kekufuran membenci sunnah dan menjadikannya sebagai bahan olokan, wal-'iyadzubillah.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kesabaran dalam berpegang dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga menjumpai beliau di telaga.


https://www.facebook.com/100001764454087/posts/pfbid02n6HuqBgXxtVLRctKjYdJMYSgaRnXFQLXbZ5aXugUXmu5TcTYKChtczWZL93SSre7l/

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, October 28, 2022

Anakmu Sang Peniru Ulung

Anakmu Sang Peniru Ulung
Bismillah...

Sebuah ungkapan hikmah yg berbunyi:

مهما أكثرت على ابنك من النصائح ، فلن يأخذ إلا القليل من قولك والكثير من فعلك

"Tidak peduli berapa banyak nasihat yang engkau berikan kepada anakmu, dia hanya akan mengambil sedikit perkataanmu, Yang diambil banyak adalah prilakumu".

Demikianlah sebagaimana realitanya, bahwa sebagian anak akan cenderung mencontoh kebiasaan atau tingkah laku orang tuanya dari pada sekedar nasehatnya.

Maka itu hendaknya sebagai orang tua tidak hanya mencukupkan memerintah dan memberi nasihat saja kepada anaknya, namun ia juga harus bisa memberikan contoh dalam perbuatan atau tingkah laku:

Jika orang tua memerintahkan sang anak agar ngaji, maka orang tua juga harus ngaji.

Jika orang tua memerintahkan sang anak agar menutup auratnya, maka orang tua juga harus menutup auratnya.

Jika orang tua memerintahkan sang anak agar berbicara yg baik, maka orang tua juga harus berbicara yg baik.

Jika orang tua memerintahkan sang anak agar mengerjakan shalat, maka orang tua juga harus mengerjakan shalat.

Jika orang tua memerintahkan sang anak agar puasa, maka orang tua juga harus puasa,

Jika orang tua memerintahkan sang anak agar menonton sesuatu yg baik dan bermanfaat, maka orang tua juga harus memberi contoh melihat tontonan yg baik dan bermanfaat.

Pada intinya jika orang tua ingin sang anak menjadi baik dan melakukan yg baik, maka orang tua jg harus dapat melakukan dan memberi contoh yg baik pula.

Karena seorang anak itu akan lebih cenderung meniru tingkah laku orang tuanya dari pada sekedar ucapannya. Sebab melalui tindakan merupakan pendidikan praktek nyata yg dapat di lihat langsung dan dijadikan contoh oleh sang anak, dari pada hanya sekedar ucapan yg hanya di dengar dan menghasilkan teori.

Semoga Allah ta'ala memberi taufiq dan hidayah kepada kita para orang tua untuk memiliki akhlak yg baik, amalan yg baik, sehingga dapat menjadi contoh yg baik untuk anak-anak kita. Aamiin.


✍ Habibie Quotes, 27 Juni 21


https://t.me/joinchat/Ltl-rhyYdZhaGLkjsdivYg

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Semua Akan Berakhir Pada Waktunya

Bismillah...

Punya makanan enak berbagai macam, tetap saja yg dapat kita nikmati hanya sebatas isi perut.

Punya mobil banyak berjejer, tetap saja hanya satu mobil yg dapat kita pakai bepergian.

Punya rumah luas dan mewah, tetap saja hanya sepetak kamar yg kita perlukan untuk istirahat.

Punya baju di lemari berbagai model, tetap saja hanya sepasang yg dapat kita pakai.

Inilah kenikmatan dan kesenangan dunia, Semua tak mungkin kita raih, Semua terbatas, Semua sementara, semua tak ada yg abadi.

Harta, Pangkat, Jabatan, Popularitas, Gelar dan semua kemewahan yg melekat pada diri kita pada masanya pasti akan kita tinggalkan.

Dan pada akhirnya kita semua sama...

Saat usia 60 tahun.."CANTIK DAN JELEK, sama saja". Karena tak peduli seberapa cantiknya anda, di usia itu kerutan, darkspot, kulit kendur, tak bisa terus anda sembunyikan meski anda tutupi dengan Gincu dan Bedak

Saat usia 70 tahun "POSISI ATASAN DAN BAWAHAN sama saja". Karena setelah semua Pensiun, tak ada lagi Boss atau Bawahan

Saat usia 80 tahun "RUMAH BESAR DAN KECIL sama saja". Karena tulang sendi lutut dan kaki semakin renta, semakin sulit untuk bisa bergerak; sekarang anda cuma butuh ruang kecil untuk bisa duduk.

Saat usia 90 tahun (jika masih hidup) "PUNYA MAKAN ENAK DAN MAKANAN BIASA sama saja" Karena saat itu anda tak lagi bisa menikmati Steak yang lezat, gulai, rendang, dll, karena gigi mulai copot, makan banyak pantangannya, perut tak lagi bisa dimasuki banyak makanan, Lidah sudah tak punya rasa, dan anda tak bisa lagi ke tempat dimana Anda bisa menghabiskan uang anda selain lbh memilih duduk di rumah.

Dan saat ajal tiba "KAYA DAN MISKIN sama saja". Karena tak satupun dari harta benda yg kita miliki dapat kita bawa, Anda hanya akan memakai Kain Kafan dan tidur beralaskan tanah dengan ukurannya yang sama.

Oleh karena itu semasa hidup jangan SOMBONG atas apa yang kita MILIKI, karena kita akan berakhir SAMA, dan jangan terlalu lalai mengejar DUNIA, karena PADA AKHIRNYA anda tak akan membawa APA-APA.

Kecuali hanya amal shalih yang akan kita bawa sebagai bekal di akhirat nanti.


✍ Habibi Quotes, 23/11/2019

Ig - www.instagram.com/habibiequotes

Tg - https://t.me/habibiequotes

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sudahkah Merasa Diawasi?

Bismillah...

Jika mengerjakan sesuatu dengan anggota tubuhmu, maka ingatlah bahwa Allah itu Maha Mengetahui dan melihatmu..

Jika mengatakan sesuatu dengan lisanmu, maka ingatlah Allah itu Maha Mendengar segala ucapan dan perkataanmu..

Jika engkau diam atau menyembunyikan sesuatu, maka ingatlah pengetahuan dan pandangan Allah ﷻ kepada hatimu..

Allah ﷻ berfirman,

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ

"Tidaklah kamu berada di suatu keadaan, dan tidaklah kamu itu membaca suatu ayat dari al-Quran, dan tidaklah kamu itu mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami pun menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya...". (QS. Yunus : 61)

Seseorang yang mampu menghindarkan dirinya dari dosa dan kemaksiatan ketika di hadapan orang lain, namun justru dia terjerumus dalam dosa dab maksiat ketika sedang bersendirian merupakan seorang yang akan merugi dan juga tercela..

Tidakkah merasa takut akibatnya, nanti semua amal kebaikan yang dilakukan di hari Kiamat Allah ﷻ jadikan bagaikan debu yang beterbangan !??

Rasulullah ﷺ bersabda (yang artinya),

"Sungguh aku mengetahui ada beberapa kaum dari umatku yang akan datang dihari Kiamat dengan membawa kebaikan yang sangat banyak bagaikan bukit Tihamah yang berwarna putih, kemudian Allah pun jadikan seperti debu yang beterbangan".

Tsauban bertanya, "Wahai Rasulullah, sifatilah mereka dan terangkanlah mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi bagian dari mereka, sementara kami pun tidak mengetahuinya".

Kemudian beliau ﷺ menjawab,

"Adapun mereka itu merupakan saudara-saudara kalian yang warna kulitnya sama dengan warna kulit kalian, dan mereka beribadah di waktu malam seperti kalian (sahabat). Namun mereka itu adalah orang-orang yang apabila sedang bersendirian dengan apa yang diharamkan oleh Allah, maka mereka pun melanggarnya". (HR. Ibnu Majah no. 4245, ath-Thabraani di dalam Kitab al-Mu'jam ash-Shaghiir I/396 no. 662 dan al-Mu'jam al-Aushath V/46 no. 4632, lihat ash-Shahiihah II/32 no. 505 dan Shahiihul Jaami' no. 5028)

Barangsiapa yang yakin bahwa Allah ﷻ itu mengetahui gerak-gerik hatinya, maka ia akan malu untuk berbuat riyaa', karena ia tahu Allah sedang mengawasi hatinya..

Imam al-'Utsaimin رحمه  الله تعالى berkata,

من علامات الرياء كون الإنسان يعصي الله في السر حين لا يطلع إلا الله، ويظهر خشية الله في العلانية

"Diantara tanda riyaa' adalah seseorang bermaksiat kepada Allah secara sembunyi-sembunyi ketika tidak ada yang melihatnya kecuali Allah, tapi dia menampakkan rasa takut kepada Allah ketika berada di hadapan orang lain". (Adh-Dhiyaa'ul Laami’ 221)

اَللّٰهُمَّ اِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِى الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rasa takut kepada-Mu dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan".


✒️Ustadz Najmi Umar Bakkar حفظه الله تعالى


https://telegram.me/najmiumar

Instagram : @najmiumar_official

Youtube : najmi umar official

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Al-Qur'an Terpelihara dari Kerancuan

Al-Qur'an Terpelihara dari Kerancuan
Bismillah...

Allah ta'ala berfirman,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجًا

"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikan didalamnya 'iwaj (kebengkokan)." (Al-Kahf: 1)

Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari menjelaskan, 

"Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah mengutus Nabi-Nya Muhammad ﷺ untuk menyampaikan risalah-Nya dan menurunkan kepadanya Al-Qur'an sebagai petunjuk yang lurus yang tiada kebengkokan di dalamnya.

Ibnu Abbas rodhiyallahu 'anhuma berkata yang dimaksud 'iwaj (kebengkokan) adalah kerancuan, Allah tidak menjadikan ayat-ayat Al-Qur'an mengandung kerancuan."

(Jami'ul Bayan 8/173-174)

Al-Qur'an kitab paling sempurna dari segala sisinya, memuat kabar gembira dan peringatan, keadilan dan keseimbangan, dan tidak mengandung ucapan dusta dan sia-sia. 

Diturunkannya Al-Qur'an adalah kenikmatan yang besar yang patut kita syukuri dengan selalu membacanya dan mentadabburinya. Karena di dalamnya ada keberuntungan yang besar, membersihkan hati, mensucikan jiwa.

Adapun bagi orang-orang yang zalim maka tidaklah menambah kepadanya selain kerugian.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02hsSfaoZpZUraskgsquU4wpnaL55ML2bBJH7gfHq3NQRcZ2UjyLwWZ6gSuCyigYY9l&id=100001764454087

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

11 Pertanyaan Seputar Perayaan Maulid Nabi

11 Pertanyaan Seputar Perayaan Maulid Nabi
Bismillah...

Ijma ulama dan MUI indonesia telah menetapkan bahwasanya syiah bukanlah islam. lantas apa kaitannya dengan maulid Nabi?, kita kaum muslimin hanya memiliki 2 perayaan yaitu idul fitri dan idul adha. Lantas adakah maulid Nabi masuk dalam perayaan islam?.

Banyaknya mucul perayaan termasuk maulid Nabi berawal dari kerajaan fatimiyyah yang beraqidah syiah.

Tidaklah pantas seorang muslim mengatakan kepada saudaranya yang tidak merayakan maulid disebut “wahabi”, apa yang salah dengan dakwah syeikh muhammad bin abdil wahhab at-tamimi ?

Wahai saudaraku sesama muslim, renungi 11 pertanyaan dibawah ini, jika antum memang cinta Nabi, tentu antum akan mengutamakan mengamalkan apa yang Beliau perintahkan dari pada membela mati-matian dan ikut merayakan maulid yang tidak ada tuntunan dari Beliau shallahu alahi wasallam

1. Berapa kali Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam merayakan hari kelahirannya/mengadakan acara maulid Nabi?

2. Berapa kali Keluarga Nabi dan Khulafa' Rasyidin (Abu Bakr, Umar, Usman dan Ali) melaksanakan acara maulid Nabi?

3. Dimanakah pertama kali para sahabat Nabi -radhiyallahu 'anhum- melaksanakan maulid Nabi? Dan kapan? Harap sebutkan dalilnya!

4. Nasyid apakah yang selalu disenandungkan oleh para sahabat dalam acara maulid Nabi?

5. Apakah Para Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in seperti Imam Syafii dan lainnya juga melaksanakan maulid Nabi?

6. Apa perbedaan antara peringatan maulid nabi dan acara natal yang dilaksanakan oleh kaum nasrani sebagai peringatan kelahiran Isa (sebagaimana yang mereka klaim)? Apakah di acara maulid nabi dan acara natal di gereja ada acara bernyanyi?

7. Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengetahui keutamaan merayakan hari kelahirannya? atau Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sebenarnya mengetahuinya tapi beliau tidak menyampaikan kepada kita? Mungkinkah itu?

8. Jika Khulafa' Rasyidin dan para sahabat lainnya tidak pernah melakukannya, apakah karena mereka tahu hukumnya atau tidak mengetahui hukumnya?

9. Jika Khulafa' Rasyidin dan para sahabat lainnya mengetahui hukumnya tapi mereka tidak mengerjakannya, apakah karena mereka tidak mencintai Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam?

10. Pada abad keberapa diadakan maulid Nabi & siapakah pencetus perayaan ini, apakah shalahuddin al-ayyubi atau raja fatimiyyah yang beraqidah syiah?

11. Adakah hadits shohih tentang keutamaan merayakan maulid nabi?

Jika anda tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas, kalau begitu dari mana anda dapatkan amalan yang baru ini (Maulid Nabi), yang tak pernah dikerjakan oleh Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak pula Khulafa' Rasyidin, dan tidak pula para sahabat???!!! Atau anda lebih tahu dari mereka???!!! Karena agama Islam ialah apa-apa yang diajarkan oleh Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam dan diamalkan oleh para sahabatnya radhiyallohu 'anhum.

Demikian beberapa pertanyaan ini diutarakan, semoga ini lebih memantapkan kita untuk berilmu sebelum beramal. Memang sulit meninggalkan sesuatu yang telah lama kita jalani, namun adanya kemauan, insyaa Allah, Allah akan mudahkan jalan.

Mari....berdiri diatas tauhid, hidupkan sunnah Nabi semampu kita. Salam ukhwah islamiyyah


Pertanyaan 1-9 ini dikutip dari :ust muhammad elvi syam

© 11 pertanyaan seputar perayaan maulid Nabi ?

Selengkapnya: https://www.dakwahpost.com/2014/01/11-pertanyaan-seputar-perayaan-maulid.html?m=1


Kamis 27 Oktober 2022 Masehi | 1 Rabiul Tsani 1444 Hijriah   

By dakwahpost.com at 2/01/2014

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Berlindunglah Dari Da'i-da'i Penyeru Neraka Jahannam

Berlindunglah Dari Da'i-da'i Penyeru Neraka Jahannam
Bismillah...

Syubhat memang samar bagi penuntut 'ilmu, tapi tidak kepada ahli 'ilmu (para 'ulama).

Merekalah para da'i yang mengajak kepada Neraka Jahannam dengan membawa kesesatan dan penyimpangan di dalam Islam berupa syirik, bid'ah dan lain-lainnya

Da'i penyeru ke neraka jahannam

Dari Hudzaifah bin al-Yamaan رضي الله تعالىٰ عنه berkata,

"Orang-orang (para Shahabat) bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang (perkara) kebaikan, dan aku bertanya kepada beliau ﷺ tentang (perkara) kejelekan (keburukan), khawatir kejelekan tersebut menghampiri (menimpaku)."

Aku berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami berada dalam kejahiliyahan dan kejelekan (keburukan), kemudian Allah سبحانه و تعالىٰ mendatangkan kebaikan kepada kami, lalu apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?"

Rasulullah ﷺ menjawab, "Ya."

Aku bertanya, "Apakah setelah keburukan tersebut ada kebaikan?"

Beliau ﷺ menjawab, "Ya, tapi didalamnya ada asap (kekeruhan)."

Aku bertanya, "Apa kekeruhan itu?"

Beliau ﷺ menjawab, "Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku (berbuat bid'ah), dan memberi petunjuk bukan dengan petunjukku. Engkau mengetahui mereka dan engkau mengingkarinya."

Lalu aku bertanya, "Apakah setelah kebaikan tersebut ada keburukan?"

Beliau ﷺ menjawab, "Ya, akan muncul para da'i-da'i ('ulamaa penyeru) yang menyeru ke Neraka Jahannam, siapa yang menjawab (mengikuti) seruan (ajakannya) maka mereka akan melemparkan orang itu ke dalamnya."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, terangkan ciri-ciri (sifat-sifat) mereka kepada kami."

Beliau ﷺ menjawab, "Ya (mereka adalah) suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit (kaum kita) dan mereka berbicara dengan bahasa kita."

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai hal itu?"

Beliau ﷺ menjawab, "Engkau harus tetap komitmen (istiqomah) terhadap jama'ah kaum muslimin dan imam mereka."


By.Dakwah post.com

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Allah Yang "Membeli"

Allah Yang "Membeli"
Bismillah...

Menggunakan hitung-hitungan yang rasional dalam dunia bisnis, tentu menjadi hal yang penting untuk menunjang keberlangsungan usaha seseorang. Sebab selain secara logika, bisnis itu harus untung, agama kita juga mengajarkan kita menghitung, menganalisa sebab akibat dan menimbang maslahat dan mafsadat.

Tetapi kalkulasi matematis tidak selalu menjadi acuan dalam bertransaksi dan melakukan deal-deal bisnis. Ada kalanya kita menyediakan ruang untuk tidak untung secara finansial atau bahkan rugi, namun hakikatnya kita untung dengan benefit yang berbeda. Bahkan, keuntungan seperti ini seringkali berlipat-lipat dibandingkan kalkulasi kita secara matematis dalam transaksi yang normal.

Katakanlah, sebagai pedagang buku, saya menjual satu produk kitab kepada seorang ustadz dengan harga HPP atau bahkan di bawah itu. Maka tentu hitungan matematisnya saya rugi dong. Tapi ada suatu kebahagiaan tersendiri yang disisipkan oleh Allah di dalam hati ketika kita dapat membuat orang lain bahagia. Nah, itulah yang disebut BERKAH. Sampai di sini nikmatnya sudah begitu terasa. Belum lagi jika kostumer tersebut melirihkan doanya sambil berucap Barokallahu lakum, maka pada detik-detik setelah itu berlipat benefit akan Allah hadirkan dari jalur yang lainnya.

Dalam Sirah Nabawiyah, ada satu episode ketika kata berkah ini terucap dari sosok lelaki yang belum lagi beriman ketika itu, al-Harits bin Abd al-'Izz, suami dari Halimah as-Sa'diyyah. Ibnu Ishaq meriwayatkan kisah yang panjang bagaimana Halimah beserta rombongannya datang ke Mekkah untuk menjual jasa penyusuan untuk bayi-bayi Mekah. Saat itu musim paceklik, tak ada tanaman yg tampak hijau di desa mereka. Ternak-ternak kurus kering tanpa setetes susu yang dapat diperah. Bahkan selama berada di mekah pun, Halimah dan suaminya dibuat tidak dapat tidur oleh bayinya yang tidak henti-henti menangis karena kekurangan ASI.

Setelah beberapa hari di Mekah, semua perempuan yang datang bersama Halimah, sudah mendapatkan bayi yang akan dibawa pulang untuk disusui dengan imbalan yang sudah disepakati dengan orang tua mereka, kecuali Halimah. Sampai rombongan akan berangkat, dia belum kunjung mendapatkan sesosok bayi yang akan dibawa pulang ke Bani Saad. 

Akhirnya, dia terpikir untuk membawa bayi yatim bernama Muhammad. Bayi yang oleh perempuan-perempuan lain ditolak karena mereka berpikir tidak ada keuntungan finansial yang akan mereka dapatkan dari menyusui bayi yatim itu. Halimah berkata kepada suaminya, "Demi Allah, saya tidak mau pulang bersama rombongan tanpa membawa bayi susuan. Bagaimanapun, saya akan bawa bayi yatim itu" Suaminya menimpali, "Tak mengapa engkau ambil saja bayi itu. Siapa tahu Allah menghadirkan BERKAH buat kita padanya."

Begitu bayi mulia itu berada dalam dekapan Halimah, keberkahan itu mulai terasa. Air susunya mulai keluar deras. Begitu juga dengan hewan ternak mereka, berisi dan melimpah susunya. Kendaraan mereka yang awalnya berjalan tertatih-tatih, berubah gesit dan melaju kencang. Kampung halaman mereka yang tadinya tandus, dengan kehadiran Muhammad saw menjadi hijau. Itulah berkah. Selain ia adalah karena sosok mulia yang kelak diangkat menjadi Nabi, ia juga hadir karena harapan luhur bahwa Allah lah yang akan "membeli".


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02zmpgTPTkNaFz9hVA6Xnm2SFpLosYHnYd6Wc17USHQQVc7wT8VtXK1PtPP1Gd5N1Zl&id=1043963826

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Tiga Prinsip Kaidah Seorang Muslim

Tiga Prinsip Kaidah Seorang Muslim
Bismillah...

Para ulama sering menjelaskan tiga prinsip akidah yang harus jadi pegangan setiap muslim. Jika prinsip ini dipegang, barulah ia disebut muslim sejati.

Para ulama mengatakan, Islam adalah:

الاستسلام لله بالتوحيد والانقياد له بالطاعة والبراءة من الشرك وأهله

Berserah diri pada Allah dengan mentauhidkan-Nya, patuh kepada-Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.

Prinsip pertama: Berserah diri pada Allah dengan bertauhid

Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, tidak pada yang lainnya. Siapa yang tidak berserah diri kepada Allah, maka ia termasuk orang-orang yang sombong. Begitu pula orang yang berserah diri pada Allah juga pada selain-Nya (artinya: Allah itu diduakan dalam ibadah), maka ia disebut musyrik. Yang berserah diri pada Allah semata, itulah yang disebut muwahhid (ahli tauhid).

Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Sesembahan itu beraneka ragam, orang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah: 31).

Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).

Dalam ayat lain, Allah menyebutkan mengenai Islam sebagai agama yang lurus,

إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 40). Inilah yang disebut Islam. Sedangkan yang berbuat syirik dan inginnya melestarikan syirik atas nama tradisi, tentu saja tidak berprinsip seperti ajaran Islam yang dituntunkan.

Prinsip kedua: Taat kepada Allah dengan melakukan ketaatan

Orang yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah itu diesakan dalam ibadah) tanpa ada amal.

Prinsip ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik

Tidak cukup seseorang berprinsip dengan dua prinsip di atas. Tidak cukup ia hanya beribadah kepada Allah saja, ia juga harus berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik. Jadi prinsip seorang muslim adalah ia meyakini batilnya kesyirikan dan ia pun mengkafirkan orang-orang musyrik. Seorang muslim harus membenci dan memusuhi mereka karena Allah. Karena prinsip seorang muslim adalah mencintai apa dan siapa yang Allah cintai dan membenci apa dan siapa yang Allah benci.

Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam di mana beliau dan orang-orang yang bersama beliau[1] berlepas diri dari orang-orang musyrik. Saksikan pada ayat,

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah.” (QS. Al Mumtahanah: 4). Ibrahim berlepas diri dari orang musyrik dan sesembahan mereka.

كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al Mumtahanah: 4).

Dalam ayat lain disebutkan pula,

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (QS. Al Mujadilah: 22).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آَبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At Taubah: 23).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1).

Demikianlah tiga prinsip agar disebut muslim sejati, yaitu bertauhid, melakukan ketaatan dan berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.

Semoga Allah memudahkan kita menjadi hamba-hambaNya yang bertauhid.

Dikembangkan dari tulisan Syaikhuna -guru kami- Dr. Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan hafizhohullah dalam kitab Durus fii Syarh Nawaqidhil Islam”, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahun 1425 H, hal. 14-16.


Footnote:

[1] Ada yang mengatakan yang bersama beliau yang sama-sama berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya adalah para nabi. Sebagian lainnya maknakan orang beriman. Demikian dua pendapat yang disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir.


Oleh : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc 

Sumber : https://rumaysho.com/2778-3-prinsip-akidah-seorang-muslim.html

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/10/menantang-neraka.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Menantang Neraka

Bismillah...

Seseorang mengatakan, 

"Lagian gue kan juga udah bilang, gua nggak tergila-gila sama surga, say. Gue mah di neraka juga nggak apa-apa. Gue happy," ujarnya kembali dengan mimik ceria.

"Gue mending masuk neraka aja, banyak ketemu artis-artis. Bukan artis Indonesia ya. Males banget," tuturnya. 

Orang yang memiliki iman, mesti merasa takut dengan ancaman Allah Ta'ala berupa neraka. Dimana neraka adalah tempat yang paling buruk untuk menetap, yang panasnya 70 kali lipat panas api di dunia. 

Allah Ta’ala berfirman,

إنها سآءت مستقراً ومقاماً

Sesungguhnya neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman” (QS. Al-Furqan: 66).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

نَارُكم هذِه ما يُوقدُ بنُو آدمَ جُزْءٌ واحدٌ من سبعين جزءاً من نار جهنَّم

Api yang dinyalakan oleh Ibnu Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya api Jahannam” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Didalamnya tidak ada kesejukan, tidak ada minuman, kecuali air yang mendidih dan nanah yang bisa menghancur leburkan usus-usus. 

Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

"Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah” (QS. An Naba’: 24-25).

Dan Allah Ta’ala juga berfirman,

وَسُقُوا مَاء حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءهُمْ

Mereka (penghuni neraka) diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka” (QS. Muhammad: 15). 

Siksaan neraka yang paling ringan saja membuat otak mendidih, bagaimana lagi dengan yang lebih dari itu. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ أهْوَنَ أهل النارِ عذاباً مَنْ لَهُ نَعْلانِ وشِرَاكانِ من نارٍ يَغلي منهما دماغُه كما يغلي المِرْجَل ما يَرَى أنَّ أحداً أشدُّ منهُ عَذَاباً وإنَّهُ لأهْونُهمْ عذاباً

Penduduk neraka yang paling ringan siksaannya di neraka adalah seseorang yang memakai dua sandal neraka yang memiliki dua tali. Kemudian otaknya mendidih karena panasnya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Orang tersebut merasa tidak ada orang lain yang siksanya lebih pedih dari siksaannya. Padahal siksaannya adalah yang paling ringan diantara mereka” (HR. Muslim no. 213). 

Para penghuni neraka berteriak kepada Allah Ta'ala penuh penyesalan minta dikembalikan ke dunia untuk beramal shaleh dan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ (37)

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun. (Fathir 37.)

Berita terbaru orang yang menantang neraka ini berteriak-teriak menangis karena akan dimasukkan kedalam sel. Itu baru sel di dunia sudah berteriak-teriak, bagaimana lagi kalau dijebloskan ke dalam neraka. 

Ya Allah, ancaman nerakaMu sangat mengerikan kepada orang-orang yang berbuat dosa, namun diri-diri ini masih terus lalai dan terjatuh berulang kali dalam perbuatan dosa.

نستغفر الله ونتوب اليه


https://www.facebook.com/100009878282155/posts/pfbid02ZkdxssGJX6r3JMWXn4nCBMPV4LcoxRxeY9KLwzsSGwrMniU7bgCQV49U3R3aJZCTl/

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/10/menantang-neraka.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Iman Akan Mendatangkan Aman

Iman Akan Mendatangkan Aman
Bismillah...

● Jika ingin merasa aman, maka kuatkan iman.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ

Orang-orang yang BERIMAN dan tidak mengotori imannya dengan kedzaliman (kesyirikan), mereka itulah orang-orang yang mendapatkan KEAMANAN..” (QS. Al-An’am: 82)

● Itu juga yang ditunjukkan dalam firman-Nya,

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ () الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Ingatlah, sungguh para wali (kekasih) Allah, tidak ada KETAKUTAN sedikitpun pada mereka, dan mereka tidak akan bersedih yaitu: orang-orang yang BERIMAN dan bertaqwa..” (QS. Yunus: 62-63)

Oleh karenanya, di saat-saat genting, hanya orang yang imannya sangat kuat yang masih tenang dan merasa aman..

● Lihatlah jawaban Nabi ﷺ kepada sahabat Abu Bakar saat di goa Tsaur dan musuh sudah di depan mata, beliau dengan rasa aman dan tenang mengatakan,

مَا ظَنُّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا

Apa anggapanmu wahai Abu Bakar, terhadap dua orang yang Allah adalah orang ketiganya..” (HR. Bukhari dan Muslim)

● Lihat pula jawaban Nabi ﷺ ketika dikagetkan dari tidur beliau ﷺ oleh seorang musuh yang telah menghunuskan pedangnya di hadapan beliau, dan mengatakan,

مَنْ يَمْنَعُكَ مِنِّي؟

“Siapa yang bisa menghalangiku membunuhmu..?!”

Dengan sangat tenang, beliau menjawab, “Allah..

Dan dengan jawaban ini, orang tersebut gemetar sampai pedang yang di tangannya jatuh sendiri. Lalu pedang itu diambil oleh Nabi ﷺ..”. (HR. Ahmad: 14929, shahih)

● Lihatlah, Kekuatan Iman Yang Sangat Istimewa. Oleh Karenanya, mari pupuk iman dengan ilmu yang lurus dan amal yang shahih. Semoga kita Bisa Meraihnya, Aamiin.

Semoga bermanfaat dan Allah berkahi, aamin..


✒️Ustadz DR Musyaffa' Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى

(Dewan Pembina Yayasan Risalah islam).

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Popular Posts

Blog Archive