Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, December 31, 2022

Mengharmonikan Akidah dan Akhlak

Mengharmonikan Akidah dan Akhlak
Bismillah...

Akidah merupakan suatu kemestian yang harus dipelajari oleh setiap muslim sebagaimana akhlak, adab, etika. 

Keduanya akidah dan akhlak memiliki hubungan yang sangat erat, keadaannya saling melengkapi satu sama lain, jika akidah diibaratkan raja maka akhlak mahkotanya.

Akidah atau i'tiqad adalah keyakinan hati yang terjaga di dalam batin dan yang paling fundamental adalah tauhid. Sedangkan akhlak artinya perangai yang tampak pada lahir atau perilaku sikap. Baik akhlak kepada Allah, kepada Rasul-Nya, maupun kepada sesama.

Pembekalan ilmu akidah dan akhlak akan memberi pengaruh pada diri seseorang yang tercermin pada keteguhan imannya, tawakkalnya, kualitas ibadahnya dan taqarrubnya kepada Allah, baiknya interaksi kepada sesama.

Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. At-Tirmidzi 1162 beliau berkata hasan shahih)

Syaikh Al-'Allamah bin Baz rahimahullah ketika mensyarh hadits ini beliau menjelaskan, 

"Termasuk kesempurnaan iman seseorang adalah baik akhlaknya ketika berinteraksi dengan orang tua, keluarga, saudara, guru, tetangga, teman duduk, dan selain mereka, ucapannya tidak kasar atau berlaku yang tidak semestinya."

Inilah manhaj salaf yang paling mendasar. Siapa yang sungguh-sungguh mempelajari manhaj salaf dia akan menaruh perhatian yang besar kepada masalah akidah dan akhlak. 

Jangan seperti dua sisi mata uang yang saling berlawanan, kecenderungan kepada perkara akidah mengabaikan sisi akhlak atau kecenderungan kepada perkara akhlak mengabaikan sisi akidah. Tentu yang demikian itu menjadi timpang tidak sempurna.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02qh91AukHD8frc3BwAM7BzHaJ4SWQ17tqjL5fDkUK2W8SbVMwMoLehTLdyyX1APNUl&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Manfaatkanlah Umur Yang Singkat Ini

Manfaatkanlah Umur Yang Singkat Ini
Bismillah...

🎙️Al-Imam al-Muwaffaq Muhammad as-Safarainy رحمه الله تعالى mengatakan,

فاغتنم رحمك الله حياتك النَّفيسة، واحتفظ بأوقاتك العزيزة، واعلم أن مدَّة حياتِك محدودةٌ، وأنفاسك معدودةٌ، فكلُّ نفسٍ ينقص به جزء منك

"Manfaatkanlah -semoga Allah merahmatimu- hidupmu yang berharga dan jagalah sebaik-baiknya waktumu yang mahal..

Ketahuilah bahwa masa hidupmu terbatas, sedangkan setiap nafasmu bisa dihitung. Oleh karena itu, setiap nafasmu akan mengurangi bagian dirimu.."

والعمر كله قصير، والباقي منه هو اليسير، وكل جزءٍ منه جوهرةٌ نفيسةٌ لا عدل لها، ولا خُلف منها، فإنَّ بهذه الحياة اليسيرة خلودُ الأبد في النَّعيم، أو العذاب الأليم

"Umur itu semuanya pendek, sedangkan yang tersisa darinya hanya sedikit. Setiap bagian darinya merupakan permata yang sangat berharga, tidak ada bandingannya dan tidak tergantikan. Sebab, dengan hidup yang pendek ini, bisa jadi akan diraih kekekalan abadi dalam kenikmatan atau azab yang pedih.."

وإذا عادلتَ هذه الحياة بخلود الأبد علمتَ أنَّ كلَّ نَفَسٍ يعدلُ أكثر من ألف ألف ألف عام في نعيم لا خطر له، أو خلاف ذلك، وما كان هكذا فلا قيمة له

"Jika engkau membandingkan kehidupan ini dengan kekekalan abadi, engkau akan mengetahui bahwa setiap nafas lebih berharga dibandingkan dengan semiliar tahun dalam kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan (surga), atau bisa jadi yang engkau dapat sebaliknya. Tentu, apabila keadaannya demikian, umur tidak ternilai harganya.."

فلا تُضَيِّع جواهرَ عُمركَ النَّفيسة بغير عملٍ، ولا تذهبهَا بغير عوضٍ، واجتهد أن لا يخلو نَفسٌ من أنفاسك إلاَّ في عَمَلِ طاعةٍ أو قربةٍ تتقرب بها

"Oleh karena itu, jangan engkau sia-siakan permata umurmu yang sangat berharga tanpa amal. Jangan habiskan umurmu tanpa mendapatkan ganti. Bersungguh-sungguhlah agar jangan sampai satu nafasmu kosong dari amalan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah.."

فإنَّك لو كانت معك جوهرةٌ من جواهر الدُّنيا لَسَاءَكَ ذهابها فكيف تُفَرِّطُ في ساعاتك وأوقاتك، وكيف لا تحزن على عُمرك الذَّاهب بغير عوض

"Sungguh, seandainya engkau memiliki salah satu permata dunia, pasti kehilangannya akan membuatmu sangat bersedih. Jika demikian, bagaimana bisa engkau menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan dan waktu-waktumu? Bagaimana bisa engkau tidak bersedih terhadap umurmu yang berlalu tanpa mendapatkan ganti?"

📚 (Sumber : Ghadza` al-Albab Syarh Manzhumah al-Adab, 2/448--449)


🌐 https://t.me/alilmoe

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Akibat Mencela Ulama Tabi'in (Setelah Sahabat Nabi ﷺ)

Akibat Mencela Ulama Tabi'in (Setelah Sahabat Nabi ﷺ)
Bismillah...

(1). Pernah terjadi perang mulut antara Mutharrif dengan seseorang. Akhirnya, orang tersebut pun memfitnah Mutharrif. Mutharrif lalu berdoa : "Ya Allah, apabila ucapannya itu bohong, maka matikanlah dia". Lantas orang tersebut seketika mati tersungkur di tempatnya" (Siyar IV/189)

(2). Dari Abdul Waahid bin Zaid berkata :

"Kami pernah bersama Malik bin Dinar, Muhammad bin Waasi', dan Habib Abu Muhammad. Lalu datanglah seseorang, lantas berbicara dengan Malik bin Dinar secara kasar, mempersoalkan tentang pembagian yang dilakukan oleh Malik. 

Lantas orang itu berkata : "Kamu sudah membagikan itu tidak pada tempatnya. Dan kamu hanyalah mencari orang2 di majelismu serta yang dekat denganmu, supaya semakin banyak orang yang akan mengelilingimu dan untuk mendapatkan popularitas"

Kemudian Malik bin Dinar pun menangis dan dia berkata : "Demi Allah, aku tidak pernah menginginkan seperti itu". Orang itu berkata : "Bahkan, demi Allah itu yang kamu inginkan"

Kemudian dia telah menjadikan Malik kembali menangis, & orang itu pun terus menerus berkata-kata kasar kepadanya. Kejadian berlangsung cukup lama. Maka Habib (Abu Muhammad) mengangkat kedua tangannya ke langit, lalu berdoa : 

"Ya Allah, sungguh dia telah sibukkan kami dari berdzikir kepada-Mu, maka istirahatkan kami darinya dengan cara apapun yang Engkau kehendaki"

Abdul Waahid pun berkata : "Maka orang tersebut jatuh, demi Allah pas tepat di hadapan Malik dalam kondisi mati". Lalu jenazahnya dibawa kepada keluarganya di atas keranda. Dan ada yang berkata : "Sesungguhnya Abu Muhammad Habib doanya itu mustajab" (Tahdziibul Kamaal V/391-2)


Ustadz Najmi Umar Bakkar

https://telegram.me/najmiumar

Instagram : @najmiumar_official

Youtube : najmi umar official

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Nabi-nabi Palsu (5)

Nabi-nabi Palsu (5)
Bismillah...

5. Sajah binti Al-Harits (Wanita yang Mengaku Nabi) (1)

Dia adalah seorang wanita yang mengaku sebagai nabi. Ketika pasukan Khalid bin Al-Walid datang membawa pasukannya untuk menyerang Musailimah Al-Kadzdzab, ternyata Sajah juga datang membawa pasukannya ingin bertemu Musailimah. Musailimah pun takut akan diserang oleh 2 pasukan sekaligus. Akhirnya dia berkata kepada Sajah untuk bertemu dengannya secara 4 mata.. 

Musailimah pun menyiapkan kemah dan diberi wewangian yang sangat indah, Sajah pun masuk dan  mereka akhirnya berbincang berdua. Musailimah bertanya kepada Sajah, "Adakah wahyu turun kepadamu?”.

Sajah pun menjawab, “Apakah wanita harus terlebih dahulu yang memulai? Maka silahkan lelaki dahulu yang memulai”.

Musailimah pun menyebutkan wahyu yang turun kepadanya,

أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ فَعَلَ بِالْحُبْلَى؟ أَخْرَجَ مِنْهَا نَسَمَةً تَسْعَى، مِنْ بَيْنِ صِفَاقٍ وَحَشَا. قَالَتْ: وَمَاذَا؟ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ خلق للنساء أَفْرَاجَا، وَجَعَلَ الرِّجَالَ لَهُنَّ أَزْوَاجًا،

Tidakkah kau lihat kepada Rabbmu, bagaimana Rabbmu bertindak kepada wanita hamil? Sesungguhnya wanita hamil mengeluarkan nyawa yang keluar dari isi perut”.

Lalu Sajah bertanya kembali, “Dan wahyu apalagi?”.

Musailimah menjawab, “Sesungguhnya Allah menciptakan bagi para wanita wanita vagina-vagina dan menjadikan bagi mereka para lelaki sebagai pasangan mereka….” (2)

Dia menyebutkan perkataan-perkataan amoral lainnya yang dia anggap sebagai wahyu. Intinya akhirnya Sajah bersaksi bahwa Musailimah adalah benar-benar seorang nabi. Lalu mereka berdua pun menikah, setelah itu Sajah kembali kepada kaumnya dan dengan gembira dia mengabarkan kepada kaumnya bahwa Musailimah telah menikahinya. Kaumnya pun berkata kepada Sajah, "Wahai Sajah apa mahar yang diberikan Musailimah kepadamu?

Akhirnya kaumnya memerintahkan Sajah untuk kembali kepada Musailimah untuk meminta mahar kepadanya. Musailimah pun mengatakan bahwa mahar yang ia berikan kepada dia dan kaumnya adalah bahwasanya tidak ada shalat Isya dan shalat subuh untuk mereka..

Namun di akhir penghujung hayatnya Sajah sadar dan dia kembali kepada  Islam. Allah ﷻ memberikannya hidayah dan Islamnya pun semakin bagus. Inilah kisah seorang wanita yang mengaku nabi dan akhirnya bertobat..


✒️Ustadz DR. Firanda Andirja, MA hafidzahullah


Footnote:

1. Al-Mutanabbiuun Fii Al-Islaam hal: 206-209

2. Al-Bidayah Wa An-Nihayah 6/321

___________

MEDIA OFFICIAL

🌏 Web | Firanda.com | Bekalislam.firanda.com

📹 Youtube : youtube.com/channel/UCm44PmruoSbuNbZn7jFeXUw

📺 Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official

📠 Telegram : t.me/firanda_andirja

🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja

📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja

🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 30

Bismillah...

👉🏼  Amal itu dihukumi dengan niat.

Kaidah ini ditunjukkan oleh hadits:

إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى

Sesungguhnya amal itu dengan niat dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan apa yang ia niatkan..” (HR Bukhari dan Muslim)

Niat tempatnya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Dan tidak disyariatkan melafadzkannya kecuali dalam udlhiyah (kurban), karena itu yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.

●   NIAT MEMPUNYAI DUA FUNGSI:

1. Membedakan ibadah dengan kebiasaan.

2. Membedakan ibadah satu sama lainnya.

●    NIAT ADA DUA MACAM:

1. Niat amal. Yaitu niat untuk melakukan ibadah seperti sholat, zakat, puasa dsb.

2. Niat idhofah. Yaitu niat mengharapkan ridho Allah atau selain itu. Niat ini mempengaruh pahala atau dosa.

●    NIAT MEMPUNYAI BEBERAPA SYARAT:

1. Islam – Karena niat ibadah orang kafir tidak sah.

2. Mumayyiz – yaitu usia yang dapat membedakan, pendapat yang kuat adalah 7 tahun.

3. Berilmu tentang apa yang akan ia niatkan. Apakah amal tersebut hukumnya wajib atau sunnah.

4. Tidak ada sesuatu yang meniadakan antara niat yang diniatkan. seperti murtad meniadakan ibadah.

5. Berada di awal amal.

6. Niat harus ada dari awal ibadah sampai akhir ibadah, tidak boleh terputus.

7. Tidak boleh (dua niat) digabungkan khusus dalam amal yang tidak bisa digabungkan seperti sholat lima waktu. Adapun sholat sunnah, imam yang empat berpendapat boleh menggabungkan dua niat dalam satu ibadah. seperti sholat tahiyat masjid dengan sholat wudhu.

Ada juga perkara yang tidak membutuhkan kepada niat, seperti membersihkan najis, membayar hutang dan sebagainya yang disebut dengan istilah أفعال التروك (perbuatan meninggalkan)

Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.


Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Semua Tidak Aman Dari Kematian

Mutiara Salaf : Semua Tidak Aman Dari Kematian
Bismillah...

🌴🌴🌴

Suatu hari Abul Atahiyah (131-211H) sang pujangga masuk kepada Khalifah Harun Ar Rasyid.. lalu sang Khalifah meminta nasehat berupa bait-bait syair..

Abul Atahiyah berkata,

لَا تأمن الْمَوْت فِي طرف وَلَا نفس … وَإِن تسترت بالحجاب والحرس)

(وَاعْلَم بِأَن سِهَام الْمَوْت قاصدة … لكل مدرع منا ومترس)

(مَا بَال دينك ترْضى أَن تدنسه … وثوبك الدَّهْر مغسول من الدنس)

(ترجو النجَاة وَلم تسلك مسالكها … إِن السَّفِينَة لَا تجْرِي على اليبس

Engkau tidak aman dari kematian..

Walaupun berlindung di balik hijab..

Panah kematian pastilah datang..

Kepada semua yang memakai perisai..

🌴🌴🌴

Akankah engkau ridho mengotori agamamu..

Sementara bajumu senantiasa dibersihkan..

Kamu berharap keselamatan..

Tapi tak mau menempuh jalannya..

Sesungguhnya kapal itu tak mungkin berlayar di atas daratan..

(Bustanul Wa’idzin 1/282 karya Ibnul Jauzi)


Diterjemahkan oleh, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/60770

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, December 30, 2022

Ilmu dan Etika Seiring Berjalan

Ilmu dan Etika Seiring Berjalan
Bismillah...

Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu 'anhu berkata,

تعلموا العلم وتعلموا للعلم السكينة والحلم وتواضعوا لمن تعلموا تواضعوا لمن تعلموا منه ولا تكونوا جبارة العلماء ولا يقوم علمكم بجهلكم

"Pelajarilah ilmu dan pelajarilah bersama ilmu itu sakinah (sikap tenang) dan hilm (menahan amarah), dan berlakulah tawadhu (rendah hati) dengan orang yang belajar kepadamu dan tawadhulah kepada orang yang engkau belajar darinya, dan janganlah menjadi orang berilmu yang sombong sehingga ilmumu tidak bisa tegak disebabkan kebodohan."

(Al-Jami' li Akhlaqir Rawi 1/45, karya Al-Imam Al-Khathib Al-Baghdadi)

Salaf mengajarkan kita untuk senantiasa menuntut ilmu karena ilmu itu cahaya dan menyertai ilmu itu dengan etika. 

Sebanyak apapun ilmu yang dipelajari jikalau tidak didukung adab, etika, akhlak maka ilmu itu tidak akan berguna.

Terutama di era digital sekarang yang begitu cepat penyebaran ilmu dan meluas, siapapun bisa mengakses ilmu dan siapapun orangnya bisa menjadi alim. 

Namun jika ilmu itu dicemari kesombongan, ajang perdebatan, sarana meraih ambisi dunia, jauh dari tawadhu dan adab maka akan mengundang fitnah dan kerusakan.

Karenanya para ulama sedari dulu mengingatkan pelajarilah adab sebagaimana engkau mempelajari ilmu. 

Semoga ilmu yang kita pelajari menambah ketakwaan dan memudahkan langkah kita masuk ke dalam surga.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid031fQRP6WXZzjo9SUkJBDuo6wCwEo5XPVSwp1TSuQkAvCusQaGMHqvXvtuhCgW7iHQl&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Peringatan Tahun Baru dan Niat

Peringatan Tahun Baru dan Niat
Bismillah...

Sebagian orang mengatakan,"Di malam tahun baru saya ada acara makan-makan dan bakar jagung, niatnya sekedar kumpul-kumpul, bukan merayakan tahun baru".

Ada juga yang mengatakan, "Di malam tahun baru saya ingin melihat pesta kembang api, sekedar menikmati kembang api saja bukan merayakan, kan semua tergantung niatnya".

Maka kita katakan, kita semua tahu bahwa perayaan tahun baru masehi adalah kebiasaan orang-orang non Muslim. Dan kita semua tahu hadits,

من تشبه بقوم فهو منهم

Orang yang menyerupai suatu kaum, ia bagian dari kaum tersebut”. (HR. Abu Daud, 4031, dihasankan oleh Ibnu Hajar di Fathul Bari, 10/282, dishahihkan oleh Ahmad Syakir di ‘Umdatut Tafsir, 1/152)

Dan perbuatan yang dilarang karena tasyabbuh, tidak memandang niat pelakunya. Karena tasyabbuh itu sudah riil terjadi ketika adanya keserupaan secara zahir, tanpa melihat niatnya.

Contohnya, kalau ada laki-laki memakai lipstik, bedak, maskara, dan make up wanita lainnya, kemudian jalan lenggak-lenggok, maka kita katakan ini lelaki yang menyerupai wanita (baca: Tasyabbuh terhadap wanita). Tanpa perlu kita tanyakan apa niatnya.

🪶Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin رحمه الله تعالى menyatakan,

ما حصل به التشبه لا يشترط فيه نية التشبه، إذن التشبه تحصل صورته ولو بلا قصد فإذا حصلت صورة التشبه كانت ممنوعاً ولا فرق في هذا بين التشبه بالكفار أو تشبه المرأة بالرجل أو الرجل بالمرأة فإنه لا يشترط فيه نية التشبه ما دام وقع على الوجه المشبه

Suatu perbuatan yang merupakan tasyabbuh, tidak disyaratkan adanya niat untuk tasyabbuh. Maka, bentuk dari perbuatan tasyabbuh itu terjadi walau tidak dimaksudkan demikian. Maka jika terjadi suatu perbuatan yang merupakan bentuk dari tasyabbuh, hukumnya terlarang. Ini tidak dibedakan baik dalam tasyabbuh dengan orang kafir atau tasyabbuh-nya wanita dengan laki-laki atau tasyabbuh-nya laki-laki dengan wanita. Tidak disyaratkan adanya niat, selama di sana terjadi satu bentuk tasyabbuh (maka terlarang)”.  (Fatawa Nuurun ‘alad Darbi)

Dalam kitab al Qaulul Mufid, beliau رحمه الله تعالى juga menjelaskan,

لأن الحكم عُلق على مجرد صورته , فهذا العمل لا يحتاج إلى نية لأنه مُعلق بمجرد الفعل . فالنية تؤثر في الأعمال الصالحة وتصحيحها, وتؤثر في الأعمال التي لايقدر عليها فيعطى أجرها , وما أشبه ذلك , بخلاف ما علق على فعل مجرد , فلا حاجة فيه إلى نية

... Karena hukum tasyabbuh ini hanya terkait dengan bentuk zahirnya. Maka perbuatan ini tidak membutuhkan pengecekan niat, karena hukumnya hanya dikaitkan dengan amal. Adapun niat itu berpengaruh pada amal-amal shalih yaitu berpengaruh pada sah atau tidaknya amal shalih tersebut. Juga niat berpengaruh pada amal-amal yang tidak disebut batasan pahalanya, sehingga seseorang diberi pahala karena niatnya, atau amalan-amalan semacam itu. Ini tidak berlaku pada yang hanya dikaitkan dengan amalannya saja. Dalam hal ini maka tidak perlu pengecekan niat”.

Maka aktivitas apa saja yang bisa disangka secara zahir sebagai bentuk merayakan tahun baru, ini semua terlarang. Walaupun tidak berniat merayakannya..

Sikap yang benar dalam melewati malam tahun baru Masehi adalah melewatinya sebagaimana malam-malam biasanya, tidak ada yang istimewa. 

Sebagaimana firman Allah ﷻ,

والذين لا يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما

(Orang beriman adalah) orang-orang yang tidak menyaksikan az zuur (perayaan orang kafir) dan bila melewatinya, ia lewat dengan  penuh wibawa”. (QS. Al Furqan: 72)


Wallahu a'lam..


✒️Ustadz Yulian Purnama حفظه الله تعالى


🌐 https://t.me/fawaid_kangaswad

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Ketika Logika dan Perasaan Melampaui Kebenaran

Ketika Logika dan Perasaan Melampaui Kebenaran
Bismillah...

Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah (157 H) mengatakan,

عليك بالأثر وإن رفضك الناس وإياك وأراء الرجال وإن زخرفوه بالقول فإن الأمر ينجلي وأنت فيه على طريق مستقيم

Wajib atas engkau berpegang dengan atsar (hadits Nabi dan petunjuk para shahabat) meski kebanyakan manusia menolakmu dan berhati-hatilah engkau dari logika dalam beragama meski mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan jika engkau beragama diatas dasar atsar itu maka engkau telah berjalan diatas jalan yang lurus.” 

(Al-Adab Asy-Syar’iyyah 2/70, karya Al-Imam Ibnu Muflih)

Mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat didalam berislam betul-betul membutuhkan kesabaran ibarat menggenggam bara yang sangat panas. 

Sebagaimana dahulu para shahabat bersabar menggigit sunnah manakala mencuat keyakinan-keyakinan bid'ah yang menyelisihi petunjuk Nabi dari pemahaman qadariyyah, khawarij, syiah dan yang lain.

Dan kebanyakan orang mengukur halal haram, benar salah, baik buruk hanya karena ikut-ikutan dan berdasarkan selera hawa nafsunya. 

Logika dan perasaan menjadi alat menghalalkan yang haram, menentang tauhid, memusuhi sunnah, membela syirik, menghidupkan bid'ah.

Sungguh apa yang diperingatkan oleh Al-Imam Al-Auza'i dahulu sangat relevan dengan situasi kita di zaman sekarang. Itulah mengapa kaum muslimin diperintah mengindahkan petuah para salaf di dalam berislam.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid04yqQFsnr4StBPcAAXe6kVEJ6Gfr1iXNYL4Mqz9M5BzAnpBpzWwyrduNPtaYtQHg5l&id=100001764454087


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Hadits : Saat Seseorang Akan Menjumpai Kehidupan Akhirat

Saat Seseorang Akan Menjumpai Kehidupan Akhirat
Bismillah...

🌴🌴🌴

Diriwayatkan oleh Baro’ bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Sesungguhnya seorang hamba apabila akan menjumpai kehidupan akhirat dan berpisah dengan kehidupan dunia, para malaikat turun mendatanginya, wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan minyak harum dari surga.

Para malaikat tersebut duduk dengan jarak sejauh mata memandang.. Kemudian malaikat maut mendatanginya dan duduk dekat kepalanya seraya berkata, “Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah..

🌴🌴🌴

Maka keluarlah ruh itu bagaikan air yang mengalir dari mulut wadah air minum. Maka malaikat maut mengambil ruhnya. Bila ruh itu telah diambil, para malaikat (yang membawa kafan dan minyak harum) tidak membiarkan berada di tangannya walaupun sekejap mata hingga mengambilnya.

Lalu mereka bungkus ruh itu dengan kafan dan minyak harum tersebut. Maka keluarlah darinya aroma, bagaikan aroma minyak kasturi yang paling harum di muka bumi.

🌴🌴🌴

Mereka membawa ruh itu naik menuju (ke langit). Mereka melewati para malaikat yang bertanya, “Siapa bau harum yang wangi ini..?” Maka mereka menyebutnya dengan panggilan yang paling baik di dunia. Sampai naik ke langit, lalu mereka meminta dibukakan pintu langit, maka lalu dibukalah untuknya.

Malaikat penghuni setiap langit mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Dan mereka berakhir pada langit ketujuh.

Allah berkata, “Tulislah kitab hamba-Ku pada ‘Illiyyin (tempat yang tinggi) dan kembalikan ia ke bumi, sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi, kemudian di sanalah mereka dikembalikan dan akan dibangkitkan kelak..

Selanjutnya, ruhnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat, keduanya menyuruhnya untuk duduk.

Kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Robbmu..?” Ia menjawab, “Robbku adalah Allah..

Apa agamamu..?” Ia menjawab, “Agamaku Islam..

Siapa orang yang diutus kepadamu ini..?”  Ia menjawab, “Ia adalah Rasulullah..

Apa ilmumu..?” Ia menjawab, “Aku membaca kitab Allah dan beriman dengannya..

🌴🌴🌴

Lalu diserukan dari langit, “Sungguh benar hamba-Ku, maka bentangkanlah untuknya tikar dari surga-Ku. Dan bukakan baginya pintu surga..” Maka datanglah kepadanya wangi surga dan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.

Selanjutnya, datang kepadanya orang yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan harum mewangi. Ia (orang berwajah tampan) berkata, “Bergembiralah dengan semua yang menyenangkanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu..

Maka ia (mayat) pun bertanya, “Siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan..?

Maka ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang sholeh..

Ia bertanya lagi, “Ya Allah, segerakanlah Kiamat agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku..

🌴🌴🌴

Dan bila seorang kafir, ia berpindah dari dunia dan menuju ke alam akhirat. Dan para malaikat turun dari langit menuju kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa kain rami yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah malaikat maut duduk di dekat kepalanya. Ia berkata, “Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan Allah..

Selanjutnya, ruhnya pun menyebar ke seluruh tubuhnya dan malaikat maut mencabut ruhnya dengan kuat seperti mencaput sisir besi dari ijuk yang basah.

Bila ruh itu telah diambil, para malaikat itu tidak membiarkannya sekejap mata di tangan malaikat maut, sampai para malaikat meletakkannya pada kain rami yang kasar tersebut. Kemudian ia mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi.

Selanjutnya para malaikat membawa naik ruh tersebut. Tiada malaikat yang mereka lewati kecuali mereka mengatakan, “Bau apa yang sangat keji ini..?” ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. ketika arwahnya sampai pada langit dunia dan malaikat meminta pintunya dibuka, akan tetapi tidak diizinkan.

🌴🌴🌴

Kemudian Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah:

لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta masuk ke dalam lubang jarum..” [al-A‘râf/7:40]

Setelah itu, Allah ‘Azza wa Jalla berkata, “Tulislah catatan amalnya di Sijjîn pada lapisan bumi yang paling bawah..” Dan ruhnya dilemparkan jauh-jauh.

Kemudian Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:

وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh..” [al-Hajj/22:31]

🌴🌴🌴

Setelah itu ruhnya dikembalikan ke jasadnya, dan datang kepadanya dua orang malaikat yang menyuruhnya duduk.

Kedua malaikat itu bertanya, “Siapa Robbmu..?” ia menjawab, “Hah hah.. aku tidak tahu..

Mereka bertanya lagi, “Siapakah orang yang diutus kepadamu ini..?” Ia menjawab, “Hah hah, aku tidak tahu..

Maka seseorang menyeru dari langit, “Sungguh ia telah berdusta. Bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pintu neraka untuknya..” Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang rusuknya saling berdempet.

🌴🌴🌴

Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata, “Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu..

Lalu ia (mayat) bertanya, “Siapa engkau yang berwajah jelek..?

Ia menjawab, “Aku adalah amalanmu yang keji..

Lalu mayat itu mengatakan, “Robb ku janganlah engkau datangkan Kiamat..

[ HR. Imam Ahmad ]


Shohiih Jaami’ ash Shoghiir no 1676


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/55893

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Nabi-nabi Palsu (4)

Bismillah...

4. Laqith bin Malik Al-Azdi yang dikenal dengan Dzu Taaj

Dia adalah seorang yang mengaku sebagai nabi lalu diperangi oleh Abu Bakar radhiallahu 'anhu. Abu Bakar radhiallahu 'anhu mengirim pasukan untuk memeranginya hingga terjadilah peperangan yang luar biasa. Awalnya Laqith bin Malik Al-Azdi menang dalam peperangan tersebut, lalu datang pertolongan dari beberapa sahabat sehingga terjadi peperangan yang luar biasa. Dalam peperangan ini tewas sebanyak sepuluh ribu orang dari pasukan Laqith bin Malik Al-Azdi.


✒️Ustadz DR. Firanda Andirja, MA hafidzahullah


Footnote:

Lihat: Al-Mutanabbiuun Fii Al-Islaam hal: 205

___________

MEDIA OFFICIAL

🌏 Web | Firanda.com | Bekalislam.firanda.com

📹 Youtube : youtube.com/channel/UCm44PmruoSbuNbZn7jFeXUw

📺 Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official

📠 Telegram : t.me/firanda_andirja

🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja

📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja

🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 29

Bismillah...

👉🏼 Hujjah Taklif itu ada Empat :

1. Al Qur’an, 

2. Hadits yang shohih, 

3. Ijma’ dan

4. Qiyas.

●    HUJJAH TAKLIF yang ke-1 adalah AL QUR’AN

Wajib diyakini bahwa al qur’an adalah kalam Allah bukan makhluk, ia terjaga sampai hari kiamat, siapa yang meyakini bahwa alquran telah berubah, atau mengingkari salah satu ayatnya maka ia kafir.

Wajib diyakini bahwa alquran itu mutawatir, namun tentunya makna mutawatir dalam istilah ilmu alquran berbeda dengan mutawatir dalam istilah ilmu hadits.

Ayat al quran ada yang muhkam ada juga yang mutasyabih. Tata cara yang benar adalah menafsirkan ayat mutasyabih dengan ayat yang muhkam. Adapun mencari ayat ayat mutasyabih untuk manakwilnya sesuai hawa nafsu maka ini bukanlah jalan yang benar.

Dalam memahami alquran membutuhkan penguasaan terhadap ilmu ilmu alatnya seperti bahasa arab, sebab nuzul, nasikh mansukh dsb..

Ibnu Katsir rohimahullah menyebutkan bahwa ada empat cara menafsirkan alquran:

1. Tafsirkan alquran dengan alquran.

2. Tafsirkan alquran dengan hadits.

3. Tafsirkan alquran dengan pemahaman shahabat.

4. Dengan pemahaman tabi’in.

Insyaa Allah kita akan menyendirikan pembahasan kaidah kaidah memahami al quran setelah membahas kaidah-kaidah fiqih.

●    HUJJAH TAKLIF yang ke-2 adalah HADITS YANG SHOHIH.

Disebut hadits yang shahih apabila memenuhi lima syarat:

1. Bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. Perawinya adil, yaitu muslim, baligh, berakal, tidak fasiq, dan selamat dari muru’ah (martabat diri) yang buruk.

3. Dhabith, yaitu menguasai hadits yang ia riwayatkan baik dengan hafalan atau dengan tulisan yang selamat dari kesalahan.

4. Selamat dari ILLAT yang merusak keabsahannya.

5. Tidak syadz, yaitu periwayatan perawi yang diterima menyelisihi periwayatan perawi lain yang lebih tsiqoh (terpercaya).

Apabila salah satu dari lima syarat ini tidak terpenuhi maka tidak disebut shahih.

Adapun hadits lemah, maka ia bukan hujjah taklif. Jalaluddin Ad Dawaani berkata:

اتفقوا على أن الحديث الضعيف لا يثبت به الأحكام الخمسة الشرعية ومنها الاستحباب

Para ulama bersepakat bahwa hadits yang lemah tidak bisa menetapkan hukum syariat yang lima, termasuk di dalamnya al istihbab.“ (Muntahal amaani hal. 186)

Adapun dalam fadlilah amal, memang terjadi perselisihan. sebagian ulama mengatakan boleh diamalkan.

Namun Syaikh Ali Al Qori berkata:

إن الحديث الضعيف يعمل به في الفضائل وإن لم يعتضد إجماعا كما قاله النووي، محله الفضائل الثابتة من كتاب أو سنة

Sesungguhnya hadits lemah itu dapat diamalkan dalam fadilah amal walaupun tidak ada jalan yang menguatkannya berdasarkan ijma sebagaimana yang dikatakan oleh imam An Nawawi. Namun tempatnya pada amal yang shahih dari alquran atau sunnah.“ (Al Mirqot 2/381)

Maksudnya apabila asal amal tersebut ditetapkan oleh hadits yang shahih, namun ada hadits yang lemah yang menyebutkan tentang keutamaan amal tersebut, maka boleh diamalkan.

Contoh siwak, ia sunnah berdasarkan hadits yang shahih, bila ada hadits lemah yang menyebutkan keutamaan siwak, maka boleh diamalkan.

●    HUJJAH TAKLIF yang ke-3 yaitu IJMA’

Ijma adalah kesepakatan ahli ijtihad umat islam pada suatu hukum syariat setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.

Ahli ijtihad adalah yang telah terpenuhi syarat syarat ijtihad berupa menguasai al quran dan hadits dan ilmu ilmu alat untuk berijtihad.

Adapun kesepakatan bukan ahli ijtihad tidak disebut ijma.

Dalil hujjahnya ijma:

1. Allah Ta’ala berfirman:

فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول

Bila kalian berselisih dalam sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul..“ (An Nisaa:59).

Ayat ini menunjukkan bahwa merujuk al quran dan sunnah itu di saat ada perselisihan. Adapun bila tidak berselisih maka itu sudah cukup.

2. Allah berfirman:

ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصليه جهنم وساءت مصيرا

Siapa yang menyelisihi Rosul setelah jelas kepadanya petunjuk dan mengikuti selain jalan kaum mukminin maka kami biarkan ia leluasa dalam kesesatannya dan Kami akan bakar ia dalam jahannam. dan itulah seburuk buruk tempat kembali..” (An Nisaa: 115)

Mengikuti selain jalan kaum mukminin artinya selain ijma mereka. Sebagaimana dikatakan oleh imam Asy Syafi’i rohimahullah.

3. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

لن تجتمع أمتي على ضلالة

Umatku tidak mungkin bersepakat diatas kesesatan..“ (HR Abu Dawud)

Disyaratkan pada ijma adalah kesepakatan seluruh ahli ijtihad di dunia, bukan hanya ahli ijtihad negara tertentu tanpa negara lainnya. Dan yang menyatakan ijma harus seorang ulama yang benar-benar mengetahui pendapat-pendapat manusia.

Ijma ada dua macam:

1. Ijma Qoth’iy : yaitu yang dipastikan adanya ijma seperti wajibnya sholat, zakat, puasa, haji, haramnya arak, judi, zina, riba dan sebagainya.

2. Ijma Dzonniy : yaitu ijma yang diketahui setelah melakukan penelitian.

Para ulama berbeda pendapat akan kemungkinan terjadinya ijma seperti ini. yang kuat adalah pendapat syaikhul Islam ibnu Taimiyah rohimahullah:

والإجماع الذي ينضبط ما كان عليه السلف الصالح ، إذ بعدهم كثر الاختلاف وانتشرت الأمة ” . أهـ .

Ijma yang mungkin adalah ijma di zaman salafush-shalih karena setelah mereka umat islam telah sangat tersebar dan banyak perselisihan..“

●    HUJJAH TAKLIF yang ke-4 yaitu QIYAS :

Qiyas adakah menyamakan hukum cabang dengan hukum asal karena adanya persamaan illat.

Rukunnya ada empat:

1. Adanya pokok yang ditunjukkan oleh dalil.

2. Adanya cabang yang akan diqiyaskan kepada pokok.

3. Adanya persamaan ILLAT. ILLAT adalah sifat yang tampak dan tetap dan tidak dibatalkan oleh syariat.

4. Adanya hukum baik wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram.

Contohnya adalah meng-qiyaskan beras dengan gandum karena adanya persamaan illat yaitu sama sama makanan pokok.

Beberapa perkara yang perlu diperhatikan dalam qiyas:

1. Qiyas digunakan disaat tidak ada dalil. Sebagaimana dikatakan oleh imam Asy Syafi’i rohimahullah: “Qiyas itu digunakan ketika darurat saja..”

2. Qiyas bila bertabrakan dengan dalil maka qiyas tersebut tertolak.

3. Qiyas hanya berlaku pada ibadah yang diketahui padanya illat. Adapun ibadah yang bersifat mahdhoh dan tidak diketahui illat-nya maka tidak mungkin diqiyaskan.

4. Tidak boleh mengqiyaskan kepada cabang.

Dan pembahasan qiyas secara terperinci dalam kitab ushul fiqih.


Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, December 29, 2022

Tiga Makanan Penghuni Neraka

Tiga Makanan Penghuni Neraka
Bismillah...

Setidaknya, ada tiga makanan yang akan menjadi santapan penghuni neraka :

(1). Dharii’

Allah Ta’ala berfirman :

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ

Mereka tiada memperoleh makanan selain dharii’ (pohon yang berduri).” (Al Ghasyiyah : 6)

Disebutkan oleh para ahli tafsir bahwa dharii’ yaitu semacam sejenis tumbuhan berduri. Sebagian ulama berpendapat bahwa dharii’ adalah pohon yang terbuat dari api.

(2). Ghisliin

Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ

Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah.” (Al-Haqqah : 36)

Ghisliin adalah nanah-nanah yang keluar dari penghuni neraka jahannam yang disiksa. Dan ini akan menjadi makanan bagi penghuni neraka jahannam satu sama lain. 

(3). Zaqquum

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الْأَثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45)

كَغَلْىِ الْحَمِيمِ (46)

Sesungguhnya pohon Zaqqum adalah makanan bagi orang-orang yang berdosa, yaitu seperti minyak yang panas yang mendidih dalam tubuh, sebagaimana mendidihnya air panas.” (Ad-Dukhan 43-46) 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda :

وَلَوْ أَنَّ قَطْرَةً مِنَ الزَّقُّومِ قُطِرَتْ، لَأَمَرَّتْ عَلَى أَهْلِ الْأَرْضِ عَيْشَهُمْ، فَكَيْفَ مَنْ لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا الزَّقُّومُ

Seandainya ada satu getah dari buah Zaqqum yang menetes diatas muka bumi ini, niscaya akan merusak kehidupan seluruh penghuni bumi. Maka bagaimana lagi dengan mereka yang tidak ada makanan bagi mereka kecuali hanya pohon Zaqquum.” (HR Ahmad, shahih)

Para ulama menyebutkan bahwasanya tiga makanan inilah yang menjadi makanan penghuni neraka jahannam. Namun para ulama berbeda pendapat apakah setiap penghuni neraka akan memakan tiga jenis makanan ini atau tidak. Sebagian ulama mengatakan bahwasanya setiap penghuni neraka jahannam akan makan dari tiga jenis makanan tersebut. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwasanya makanan ini menjadi konsumsi penghuni neraka sesuai derajatnya, ada tingkatan hanya makan dharii’, ada tingkatan hanya makan ghisliin, ada tingkatan hanya makan zaqquum. 

Intinya, tiga jenis makanan inilah yang menjadi makanan para penghuni neraka jahannam yang mana mereka harus memakannya karena kondisi sangat lapar yang mereka rasakan, meskipun itu akan merusak tubuh-tubuh mereka.

Semoga Allah melindungi dan menyelamatkan kita dari siksa neraka.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0Ug2U63cyjWKCf6ErKbquLBD1U1VQtoRVkcq7RsTfXAppXfHJaNbojMqM7Y4Mp1fpl&id=100000303850232


Faidah dari Tafsir Juz ‘Amma Surat Al Ghasyiyah karya Ustadz Dr. Firanda Andirja hafidzahullah.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Apa Untungnya Ikut Perayaan Tahun Baruan?

Apa Untungnya Ikut Perayaan Tahun Baruan?
Bismillah...

Bagi kaum muslimin yang ikut-ikutan merayakan tahun baru, mari pikirkan baik-baik..

1. Apa yang Anda dapatkan dari pergantian tahun ini?

Anda dapat uang kah? atau dapat pahala? atau dapat kesehatan darinya? atau naik pangkat karenanya? atau ada nikmat lain dengan bergantinya tahun ini?!

Jika tidak, bahkan sebaliknya, uang Anda akan banyak berkurang… Anda akan mendapatkan banyak dosa… bahkan bisa jadi ada bahaya menimpa Anda? … Lalu mengapa anda merayakannya?!

2. Apa alasan Anda melakukannya?

Kalau ikut-ikutan tren, siapa yang Anda ikuti? Nabi Muhammad ﷺ kah, atau kiyai kah, atau ustadz kah, atau sebenarnya Anda mengikuti non muslim?

Tahun baru masehi itu kalender siapa?

Bukankah kalender kaum muslimin adalah kalender hijriyah?

Apakah masehi itu kalender Islam, atau kalender dari non muslim?

Lalu mengapa Anda merayakannya?!

3. Anda sebagai kaum muslimin, adalah umat yang besar!

Oleh karena itu, tidak pantas anda menjadi ekor bagi umat lain, kemanapun mereka pergi Anda ikuti!

Yang pantas bagi Anda adalah mengikuti manusia terbaik dan paling sempurna, Nabi agung Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-.

Lihatlah bagaimana beliau menyikapi tahun baru yang dirayakan di zamannya. 

Sahabat Anas -rodhiallohu anhu- mengisahkan:

قدم رسول الله صلى الله عليه وسلم المدينة ولهم يومان يلعبون فيهما فقال ما هذان اليومان قالوا كنا نلعب فيهما في الجاهلية فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله قد أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الأضحى ويوم الفطر

"Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- dahulu ketika datang ke Madinah, masyarakat di sana memiliki dua hari (istimewa) yang dimeriahkan dengan acara permainan.

Maka beliau bertanya: “Ada apa dengan dua hari ini?”.

Mereka menjawab: “Dahulu di zaman jahiliyah, kami biasa memeriahkannya dengan permainan”.

Maka beliaupun mengatakan: “Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya; itulah hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri”.

[HR. Abu Dawud: 1134].

Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah juga menjelaskan:

وَاسْتُنْبِطَ مِنْهُ كَرَاهَةُ الْفَرَحِ فِي أَعْيَادِ الْمُشْرِكِينَ وَالتَّشَبُّهِ بِهِمْ

Diambil istinbath (kesimpulan hukum) dari hadits ini (hadits Anas) bahwa terlarangnya bersenang-senang di hari raya kaum musyrikin dan tasyabbuh (menyerupai) kebiasaan mereka” (Fathul Baari, 2/442).

Para pensyarah hadits ini, menjelaskan bahwa dua hari yg dirayakan oleh masyarakat Madinah ketika itu adalah hari Nairuz (hari pertama tahun syamsiyah/masehi) dan hari Mihrojan (hari pertengahan tahun syamsiyah/masehi).

Dua hari ini dirayakan oleh mereka, karena keadaan cuaca yang baik, cuacanya sedang; tidak panas dan tidak dingin, dan waktu malam dan siangnya seimbang lamanya. [sumber: Aunul Ma’bud 3/341].

👉🏿Jadi, sekali lagi, apa untungnya ikut perayaan tahun baru ?! Lebih baik, gunakanlah untuk yang ibadah dan amal kebaikan yang akan sangat besar manfaat dan untungnya bagi diri Anda.


✒ Ditulis oleh, Ustadz. DR. Musyaffa' Ad Dariny, Lc, MA حفظه الله تعالى.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

 

Share:

Tanda Orang Yang Ikhlas

Tanda Orang Yang Ikhlas
Bismillah...

🌴🌴🌴

Ibrahim bin Adham (100-165H) rohimahullah berkata, “Belum jujur kepada Allah orang yang masih mencintai ketenaran..

🌴🌴🌴

Lalu imam Adz Dzahabi rohimahullah memberi komentar yang indah,

عَلاَمَة ُالمُخلِصِ الذي قد يُحِبُّ شُهرَةً،ولا يشعرُ بها، أنّه إذا عُوتب في ذلك لا يَحْرَدُ(أي: لا يغضب)ولا يُبَرِّئُ نفسَهُ، بل يعترف ويقول: رحمَ الله من أهدى إليَّ عُيوبي، ولا يَكُنْ معْجباً بنفسِه؛ لا يشعرُ بعيوبها، بل لا يشعر أنّه لا يشعر، فإنّ هذا داءٌ مزمنٌ.

Tanda orang yang ikhlas yang terkadang tak terasa menyukai ketenaran adalah jika ia diingatkan maka ia tidak marah dan tidak juga mencitrakan dirinya. Justru ia mengakui dan berkata, “Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan aib-aibku..

Ia pun tidak merasa ujub dengan dirinya dengan cara tidak merasa punya aib atau bahkan tidak merasa jika ia tidak merasa. Inilah penyakit kronis..

(Siyar A’lam Nubala 7/393)

🌾🌾🌾

Karena ia mencintai kebenaran..

Maka ia suka untuk diluruskan kesalahannya..

Dan dibimbing menuju jalan kebenaran..

Namun itu tak mudah..

Harus membuang ego pribadi demi mencari keridhoan Allah..


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/60757


Ditulis oleh, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

===🍃🌾🌴===

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Nabi-nabi Palsu (3)

Nabi-nabi Palsu (3)
Bismillah...

3. Thulaihah bin Khuwailid Al-Asad (1)

Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadi adalah seorang sahabat yang kemudian dia murtad dengan mengaku sebagai nabi. Dia dipuji dengan kehebatannya. Muhammad bin Sa’ad berkata,

كَانَ طُلَيْحَةُ يُعَدُّ بِأَلْفِ فَارِسٍ لِشَجَاعَتِهِ وَشِدَّتِهِ

Thulaihah adalah seorang yang dianggap seperti seribu pasukan karena keberaniannya dan kehebatannya dalam bertempur.

Namun dia berubah, dengan mengaku sebagai nabi dan mempengaruhi kabilah Ghatafan, Asad, dan Thoyyi. Semua kabilah tersebut dia bawa untuk menjadi anak buahnya. Akhirnya di zaman Abu Bakar, beliau mengirim pasukan untuk menyerangnya hingga terjadilah peperangan yang sangat besar.

Diantara orang yang membela kenabiannya adalah ‘Uyainah bin Hishn, di mana dia bergabung dengan Thulaihah. Ketika Thulaihah dalam keadaan menyaksikan peperangan besar tersebut, datanglah ‘Uyainah bertanya kepadanya,

لَا أَبَا لَكَ هَلْ جَاءَكَ جِبْرِيلُ بَعْدُ؟ فَيَقُولُ: لَا وَاللهِ، فَيَقُولُ لَهُ: مَا يُنْظِرُهُ؟ فَقَدْ وَاللهِ جَهَدْنَا، حَتَّى جَاءَهُ مَرَّةً فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: نَعَمْ قَدْ جَاءَنِي، فَقَالَ: إِنَّ لَكَ رَحًى كَرَحَاهُ، وَحَدِيثًا لَا تَنْسَاهُ، فَقَالَ: أَظُنُّ قَدْ عَلِمَ اللهُ أَنَّهُ سَيَكُونُ لَكَ حَدِيثٌ لَا تَنْسَاهُ، هَذَا وَاللهِ يَا بَنِي فَزَارَةَ كَذَّابٌ، فَانْطَلِقُوا لِشَأْنِكُمْ

Apakah malaikat Jibril telah datang kepadamu? Dia menjawab: demi Allah, belum. Dia pun bertanya lagi: apa yang membuatnya telat datang? Dia menjawab: demi Allah kami telah kepayahan. Hingga ‘Uyainah datang kembali bertanya kepadanya: apakah malaikat Jibril telah datang kepadamu? Ia pun menjawab: iya, sungguh ia telah datang kepadaku dan berkata: sesungguhnya engkau akan mendapatkan satu hari yang awalnya adalah bukan untukmu dan akhirnya bukan untukmu. ‘Uyainah pun berkata: aku kira sungguh Allah telah mengetahui bahwa engkau akan mendapatkan sebuah hadits yang tidak akan pernah engkau lupakan, wahai Bani Fazarah! Demi Allah ini adalah seorang pendusta, pergilah kalian urus kalian sendiri.” (2)

Akhirnya mereka semua meninggalkan Thulaihah. Thulaihah ketika melarikan diri sempat dikejar oleh ‘Ukasyah bin Mihshan dan Tsabit. Namun keduanya dibunuh oleh Thulaihah karena Thulaihah adalah orang yang jago dalam berperang. 

‘Ukasyah bin Mihshan adalah seorang sahabat yang biasa disebut namanya dalam sebuah hadits tentang 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Di antara 70 ribu orang tersebut adalah ‘Ukasyah,

سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ

“‘Ukasyah telah mendahuluimu dalam meminta masuk dalam salah satu dari tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.” (3)

‘Ukasyah meninggal ketika dia melawan Thulaihah, dia mengejar Thulaihah yang pergi bersama istrinya namun karena Thulaihah lebih kuat darinya akhirnya ‘Ukasyah kalah dan meninggal dunia. Lalu datanglah Tsabit mengejar Thulaihah namun Tsabit juga kalah darinya dan meninggal dunia.

Thulaihah pergi ke Syam dan tinggal di kota Halb. Kemudian Thulaihah sadar akan kesalahannya namun dia malu untuk bertemu dengan Abu Bakar karena telah terjadi peperangan di zamannya karena dirinya. Hingga ketika Abu Bakar meninggal dunia lalu diganti oleh Umar bin Khattab maka datanglah Thulaihah dan ingin membaiat Umar. 

Umar berkata kepada Thulaihah,

أَنْتَ قَاتِلُ عُكَاشَةَ وَثَابِتٍ! وَاللَّهِ لا أُحِبُّكَ أَبَدًا فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، مَا تَهِمُّ مِنْ رَجُلَيْنِ أَكْرَمَهُمَا اللَّهُ بِيَدِي، وَلَمْ يُهِنِّي بِأَيْدِيهِمَا! فَبَايَعَهُ عُمَرُ

Kamu telah membunuh ‘Ukasyah dan Tsabit, demi Allah aku tidak akan mengakuimu selamanya. Maka Thulaihah pun menjawab: wahai Amirul Mukminin, mengapa kau sibuk dengan dua orang yang Allah telah memuliakan keduanya lewat tanganku (dengan membunuhnya sehingga keduanya mati syahid). Dan Allah tidak menghinakan aku dengan membiarkan aku mati lewat kedua tangan mereka (yaitu jika ia mati maka ia akan mati dalam keadaan kafir). Akhirnya Umar menerima baiatnya.” (4)

Kemudian Thulaihah pun sadar dan semakin bagus Islamnya, lalu dia ikut dalam perang Nahawand dan mati syahid. Ini adalah contoh nabi palsu yang akhirnya bertobat.


✒️Ustadz DR. Firanda Andirja, MA hafidzahullah


Footnote:

(1) Lihat: Al-Mutanabbiuun Fii Al-Islaam hal: 192-195

(2) HR. Al-Baihaqi No. 17630

(3) HR. Bukhari no. 5752 dan Muslim no. 220

(4) Tarikh Ar-Rusul Wa Al-Muluk 3/261

--------------

MEDIA OFFICIAL

🌏 Web | Firanda.com | Bekalislam.firanda.com

📹 Youtube : youtube.com/channel/UCm44PmruoSbuNbZn7jFeXUw

📺 Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official

📠 Telegram : t.me/firanda_andirja

🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja

📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja

🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Larangan Tasyabbuh Bil Kuffar (Menyerupai Orang Kafir) Apa Saja Batasannya?

Larangan Tasyabbuh Bil Kuffar (Menyerupai Orang Kafir) Apa Saja Batasannya?
Bismillah...

Ada batasan-batasan yang disebutkan oleh para ulama terkait tasyabbuh bil kuffar,

1). Meniru hal-hal yang menjadi ciri khas orang kafir baik menyangkut agama mereka maupun kebiasaan mereka maka ini termasuk tasyabbuh meski tidak bermaksud menyerupai mereka.

2). Menyelisihi orang kafir baik asal perbuatannya maupun cara yang dilakukannya. Contoh perbuatan yang berasal dari orang kafir seperti perayaan ulang tahun, perayaan tahun baru, perayaan hari ibu, perayaan valentine. Kaum muslimin tidak diperbolehkan melakukan hal tersebut karena termasuk tasyabbuh.

Cara-cara orang kafir contohnya seperti orang-orang Yahudi dan Nashoro berpuasa tanpa makan sahur maka Rosulullah ﷺ menyelisihi cara mereka dengan mensyariatkan makan sahur.

3). Meniru produk orang kafir, industri mereka, perdagangan mereka, makanan dan minuman mereka, pakaian mereka atau hal-hal menyangkut urusan dunia selama itu bukan ciri khas mereka dan tidak menyelisihi syariat maka itu tidak terlarang.

Hal ini harus diketahui oleh setiap muslim karena syariat Islam dibangun di atas penyelisihan atas agama-agama lain maupun kebiasaan yang menjadi ciri khas mereka.

Dari Ibnu Umar bahwa Rosulullah ﷺ bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum itu." (HR. Ahmad dan Abu Dawud Syaikh Nashir berkata "Hasan Shohih" dalam "Shohih Abi Dawud" 3401)


Fikri Abul Hasan


https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Nasehat Syaikh Bagi Yang Baru Hijrah

Nasehat Syaikh Bagi Yang Baru Hijrah
Bismillah...

• Syaikhuna Prof. DR. Ibrahim bin Amir Ar Ruhailiy حفظه الله memberikan nasehat :

Aku nasihatkan dan wasiatkan kepada saudara-saudaraku yang baru bertaubat dan hijrah dari bid'ah dan maksiat -Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menerima taubat kita semua- :

1️⃣ Wajib mengetahui nikmat taubat.

Karena taubat adalah karunia dari Allah yang wajib disyukuri.

Allah Ta'ala berfirman, 

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (Qs. An Nur : 31)

Dan wajib bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, sebagaimana perintah Allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا 

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (sebenar-benarnya taubat)". (Qs. At Tahrim : 8)

2️⃣ Senantiasa istiqamah.

Yaitu istiqamah sesuai perintah Allah, bukan istiqamah mengikuti selera manusia. 

Firman Allah Ta'ala :

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا

"Maka tetaplah kamu Istiqamah (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas". (Qs. Hud : 112)

3️⃣ Wajib mempelajari ilmu syar'i dan mendalami agama.

Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

"Siapa yang Allah kehendaki baik pada dirinya maka Allah akan pahamkan orang itu dalam urusan agama". (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

4️⃣ Mulazamah dan bermajlis bersama orang-orang shaleh.

Sebagaimana perintah Allah Ta'ala,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya". (Qs. Al Kahfi : 28)

5️⃣ Senantiasa memperbanyak doa. 

Dengan do'a yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wasallam,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

"Wahai yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu". (HR. Tirmidzi no. 3522 dan Ahmad no. 26679 -shahih-)

6️⃣ Senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah. 

Shalat lima waktu dan sunnahnya, birrul waalidain, berpuasa ramadhan dan sunnahnya, Zakat (jika sudah wajib) dan Shadaqah. 

Sebagaimana perintah Allah Ta'ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ

"Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya". (Qs. An Nisa' : 59)

Juga firman Allah Ta'ala,

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

"Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang Al Yaqin (kematian)". (Qs. Al Hijr : 99).


Semoga nasehat singkat ini bermanfaat dan menjadi sebab istiqamah diatas sunnah bagi kita semua..


والله أعلم ..

وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


Villa Amanah Karanganyar :

✒️ Ustadz Abu Yahya Adrial حفظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Wednesday, December 28, 2022

Mohonlah Selalu Hidayah Agar Tak Salah Langkah

Mohonlah Selalu Hidayah Agar Tak Salah Langkah
Bismillah...

Tidak ada sosok yang paling berilmu, paling bertakwa, paling mendapat petunjuk, melebihi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan tetapi beliau selalu berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعفَافَ والغنَى

(Allaahumma inni as'alukal huda wat tuqa wal 'afaaf wal ghina)

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu hidayah tawfiq, ketakwaan, keterjagaan, dan hati yang kaya." (HR. Muslim 2721)

Hidayah yaitu petunjuk berupa ilmu dan tawfiq. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memohon kepada Allah agar ditambahkan ilmu serta tawfiq yakni petunjuk untuk mengamalkan ilmunya.

Hakikat takwa sebagaimana yang dikatakan Thalq bin Habib (ulama generasi tabiin) yaitu amalan ketaatan kepada Allah di atas cahaya Allah dan mengharap pahala Allah, serta meninggalkan kedurhakaan kepada Allah di atas cahaya Allah dan takut dari azab Allah. 

Takwa juga tidak menganggap diri lebih baik dari orang lain sebagaimana yang dinyatakan Ibnu Umar.

Keterjagaan yaitu dari segala perkara yang tidak diizinkan oleh syariat dan menahan diri darinya.

(Syarh Shahih Muslim 17/63)

Hati yang kaya berupa qanaah yaitu ridha atas pemberian Allah, selalu merasa cukup, kaya jiwa dan lapang dada.

Selama hayat masih dikandung badan setiap kita butuh kepada hidayah Allah dan tawfiq dari-Nya karena tidak ada seorangpun yang dapat menjamin dirinya istiqamah di atas ilmu dan takwa. 

Syaikh Al-'Allamah Abdul Aziz bin Baz mengingatkan,

فأنت بحاجة إلى الهداية لو كنت أتقى الناس ولو كنت أعلم الناس أنت بحاجة إلى الهداية حتى تموت

"Sungguh engkau sangat membutuhkan hidayah Allah sekalipun engkau orang yang paling berilmu dan paling bertakwa, engkau tetap membutuhkan hidayah Allah hingga ajalmu tiba." (Majmu' Fatawa 7/163)


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0M5UG7YTjL85Darfn9igajqg8ATJrbVNcjpBPi1vTgpFE69svJ2BvV2C4y831wAhel&id=100001764454087

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Nasehat Tidak Harus Diterima

Nasehat Tidak Harus Diterima
Bismillah...

Jika yang dimaksud dengan "nasehat" adalah saran, maka benar bahwa saran tidak harus diterima.

Tapi kalau nasehat itu berisi amar ma'ruf (ajakan berbuat baik dalam agama) atau nahi munkar (ajakan meninggalkan kemungkaran dalam agama), maka wajib diterima dan diakui, walaupun dalam pelaksanaannya tidak selalu bisa langsung dijalankan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 55).

Allah Ta’ala telah mengumpulkannya sifat-sifat orang yang merugi dan akhlaknya yang tercela dengan menyebutkannya di dalam surat Al ’Ashr,

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih, saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya tetap di atas kesabaran” (QS. Al-’Ashr [103]: 1-3).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من رأى منكم منكرا فليغيره بيده . فإن لم يستطع فبلسانه . فإن لم يستطع فبقلبه .وذلك أضعف الإيمان

Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim, no.49).

"Tidak boleh memaksakan nasehat ke orang lain", itu benar dan tepat jika yang mengatakannya adalah pemberi nasehat itu sendiri, sebagai prinsip pribadinya dalam memberi nasehat. 

Adapun jika yang mengatakan itu adalah yang diberi nasehat, padahal dia tahu nasehat itu benar adanya, maka itu lebih dekat ke pembenaran dan pembelaan diri yang tidak pada tempatnya.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن أبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل: اتق الله، فيقول: عليك بنفسك.”

Kalimat yang paling Allah benci, seseorang menasehati temannya, ’Bertaqwalah kepada Allah’, namun dia menjawab: ’Urus saja dirimu sendiri.

(HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 1/359, an-Nasai dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah, 849, as-Shahihah, no. 2598).


Ristiyan Ragil Putradianto

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

AWAS, Manusia 'Pemakan Bangkai'!!

AWAS, Manusia 'Pemakan Bangkai'!!
Bismillah...

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), "Dan janganlah kalian menggunjing satu dengan yang lain. Apakah salah seorang dari kalian senang apabila dia memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, maka tentunya kalian membencinya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hujurat : 12).

Ayat yang mulia ini memberikan pelajaran penting kepada kita, diantaranya :

PELAJARAN PERTAMA

Menggunjing atau ghibah merupakan dosa besar. Hal itu dikarenakan Allah menyerupakan perbuatan ghibah itu dengan memakan daging bangkai manusia sementara perbuatan itu termasuk dosa besar. Demikian papar Syaikh as-Sa’di rahimahullah (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 802)

PELAJARAN KEDUA

Hadits ini menunjukkan bahwa apabila seseorang menyebutkan kejelekan saudaranya ketika dia tidak hadir maka itu adalah perbuatan ghibah.

Hal itu sebagaimana telah dijelaskan sendiri oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan ghibah?". Maka mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Beliau mengatakan, “Yaitu kamu menceritakan tentang saudaramu yang dia tidak senangi". Lalu ada yang bertanya, "Bagaimana kalau apa yang saya katakan itu benar ada pada diri saudaraku?". Maka beliau menjawab, "Kalau padanya terdapat apa yang kau katakan maka sungguh kamu telah menggunjingnya. Dan apabila tidak ada seperti yang kamu katakan maka itu berarti kamu telah berdusta atas namanya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Birr wa as-Shilah wa al-Aadab, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Sedangkan apabila dia menyebutkan kejelekan itu di depannya secara langsung maka itu berarti dia telah mencelanya. Namun, apabila ghibah itu dilakukan dalam rangka nasehat -misalnya menyebutkan kejelekan periwayat hadits- atau menerangkan keadaan orang ketika diperlukan -misal ketika dimintai pendapat sebelum menjalin pernikahan dengan seseorang- maka hal itu tidak mengapa (lihat Syarh Riyadhus Shalihin [4/79]).

PELAJARAN KETIGA

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa menjaga lisan agar tidak menggunjing merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Dan ayat ini juga menunjukkan bahwa orang yang tidak bisa menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang jelek – salah satunya adalah ghibah- menunjukkan bahwa ketakwaannya rendah (lihat Syarh Riyadhus Shalihin [4/79]).

Ketakwaan yang muncul secara lahir, dengan ucapan atau perbuatan itu pada hakikatnya merupakan cerminan apa yang ada di dalam hati.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), "Demikian itu, karena barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu muncul dari ketakwaan di dalam hati.” (QS. al-Hajj : 32).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia berkata-kata baik atau diam.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Adab dan Muslim dalam Kitab al-Iman dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Pokok keimanan itu tertanam di dalam hati yaitu ucapan dan perbuatan hati. Ia mencakup pengakuan yang disertai pembenaran dan rasa cinta dan ketundukan. Sedangkan apa yang ada di dalam hati pastilah akan tampak konsekuensinya dalam perbuatan anggota badan. Apabila dia tidak melakukan konsekuensinya maka itu menunjukkan bahwa iman itu tidak ada atau lemah. Oleh karena itu maka amal-amal lahir itu merupakan konsekuensi dari keimanan di dalam hati. Ia merupakan pembuktian atas apa yang ada di dalam hati, tanda dan saksi baginya. Ia merupakan cabang dari totalitas keimanan dan bagian dari kesatuannya. Walaupun demikian, apa yang ada di dalam hati itulah yang menjadi pokok/sumber bagi apa-apa yang muncul pada anggota-anggota badan…” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah [2/175] as-Syamilah).

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Akibat Yang Mengerikan Saat Mencela Sahabat Rasul ﷺ (II)

Akibat Yang Mengerikan Saat Mencela Sahabat Rasul ﷺ (II)
Bismillah...

(1). Seorang laki2 pernah mencela Ali, Thalhah dan Zubair. Mendengar hal itu Sa'ad bin Abi Waqqaash menegurnya : 

"Janganlah kamu mencela sahabat2ku". Namun laki2 tersebut tidak mau terima. Setelah itu Sa'ad pun berdiri, kemudian shalat dua rakaat dan berdoa. Tiba-tiba seekor unta bukhti muncul menyeruduk laki2 itu hingga jatuh tersungkur di atas tanah, lantas unta itu meletakkannya di antara dada dan tanah hingga akhirnya dia terbunuh. Aku melihat orang-orang mengikuti Sa'ad dan berkata : "Selamat wahai Abu Ishak, ternyata doamu telah terkabul" (Siyar A'laamin Nubalaa' III/80)

(2). Arwa binti Uwais pernah menuduh Sa'iid bin Zaid telah merampas sebagian tanahnya. Lalu dia pun mengadukannya kepada Marwan bin al-Hakam. Lantas Sa'iid bin Zaid berkata : "Bagaimanakah mungkin aku akan merampas tanahnya setelah aku mendengar perkataan dari Rasulullah ﷺ ?" Maka Marwan berkata : 

"Apakah yang telah engkau dengar dari Rasulullah ﷺ ?" Sa'iid pun berkata : "Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : 

"Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah orang lain secara zhalim, maka ia akan dikalungi dengan tujuh lapis bumi (pada hari Kiamat)". Kemudian Marwan pun berkata kepadanya : "(Kalau begitu), aku pun tidak akan meminta bukti lagi setelah ini". Sa'iid lantas membaca doa : 

"Ya Allah, jika ia (Arwa) berdusta, maka butakanlah matanya, & juga matikanlah ia di atas tanahnya itu". Perawi berkata : "Arwa tidaklah mati sampai benar-benar matanya itu buta. Tatkala ia berjalan di atas tanahnya, ia pun terjatuh ke dalam lubang dan langsung mati" (HR. Bukhari no. 3198 dan Muslim no. 1610)


Ustadz Najmi Umar Bakkar

https://telegram.me/najmiumar

Instagram : @najmiumar_official

Youtube : najmi umar official

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Nabi-nabi Palsu (2)

Nabi-nabi Palsu (2)
Bismillah...

2. Musailimah Al-Hanafi Al-Kadzdzab

Musailimah Al-Kadzdzab muncul di zaman Nabi ﷺ. Musailimah dari bani Hanifah yang dia pernah datang menemui Nabi ﷺ ketika ‘Aam Al-Wufud sekitar tahun 9 H, dia datang bersama kaumnya menampakkan seakan-akan telah masuk Islam. Kemudian dia meminta kepada Nabi ﷺ agar diberikan kenabian, dia mengatakan,

إِنْ جَعَلَ لِي مُحَمَّدٌ الأَمْرَ مِنْ بَعْدِهِ تَبِعْتُهُ

Jika Muhammad setelah dia meninggal menyerahkan kenabiannya kepadaku maka aku akan menjadi pengikutnya".

Musailimah memiliki pengikut yang sangat banyak dan dia merupakan pembesar di kaum Bani Hanifah. Saat itu Nabi ﷺ bersama seorang sahabat yaitu Tsabit bin Qais bin Syammas, saat itu beliau ﷺ sedang memegang pelepah kurma. Tsabit bin Qais menyampaikan kepada Nabi ﷺ bahwa Musailimah Al-Kadzdzab mengatakan bahwa jika Nabi ﷺ meninggal untuk menyerahkan kenabian kepadanya. Nabi ﷺ pun menjawab,

لَوْ سَأَلْتَنِي هَذِهِ القِطْعَةَ مَا أَعْطَيْتُكَهَا، وَلَنْ تَعْدُوَ أَمْرَ اللَّهِ فِيكَ، وَلَئِنْ أَدْبَرْتَ ليَعْقِرَنَّكَ اللَّهُ، وَإِنِّي لَأَرَاكَ الَّذِي أُرِيتُ فِيكَ مَا رَأَيْتُ

Seandainya kamu meminta agar aku memberikan sepotong pelepah kurma ini kepadamu, tentu aku tidak akan pernah memberikannya. Dan kamu tidak akan mampu perkaramu di hadapan Allah. jika kamu berbalik maka Allah akan membinasakanmu. Dan sungguh aku telah melihat kamu akan ditimpa sesuatu yang saksikan dalam mimpiku itu.” ([1])

Setelah Nabi ﷺ berkata demikian, maka Ibnu ‘Abbas bertanya kepada Nabi ﷺ tentang ucapannya,

وَإِنِّي لَأَرَاكَ الَّذِي أُرِيتُ فِيكَ مَا رَأَيْتُ

Dan sungguh aku telah melihat kamu akan ditimpa sesuatu yang saksikan dalam mimpiku itu.”

Maka Nabi ﷺ menjelaskan,

بَيْنَمَا أَنَا نَائِمٌ، رَأَيْتُ فِي يَدَيَّ سِوَارَيْنِ مِنْ ذَهَبٍ، فَأَهَمَّنِي شَأْنُهُمَا، فَأُوحِيَ إِلَيَّ فِي المَنَامِ: أَنِ انْفُخْهُمَا، فَنَفَخْتُهُمَا فَطَارَا، فَأَوَّلْتُهُمَا كَذَّابَيْنِ، يَخْرُجَانِ بَعْدِي ” فَكَانَ أَحَدُهُمَا العَنْسِيَّ، وَالآخَرُ مُسَيْلِمَةَ الكَذَّابَ، صَاحِبَ اليَمَامَةِ

Ketika aku sedang tidur aku melihat di tanganku ada dua gelang terbuat dari emas. Kedua gelang ini membuatku gelisah, lalu aku diberi wahyu dalam mimpiku, agar aku meniupnya. Aku pun meniupnya hingga keduanya terbang (lenyap). Maka aku menakwilkan mimpiku itu sebagai dua orang pendusta (yang mengaku sebagai nabi) yang akan timbul sepeninggalku. Yang pertama adalah Al ‘Ansiy dan yang lainnya adalah Musailamah Al Kadzdzaab, seorang penduduk Yamamah.” ([2])

Dalam riwayat yang lain,

بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أُتِيتُ بِخَزَائِنِ الأَرْضِ، فَوُضِعَ فِي كَفِّي سِوَارَانِ مِنْ ذَهَبٍ، فَكَبُرَا عَلَيَّ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيَّ أَنِ انْفُخْهُمَا، فَنَفَخْتُهُمَا فَذَهَبَا، فَأَوَّلْتُهُمَا الكَذَّابَيْنِ اللَّذَيْنِ أَنَا بَيْنَهُمَا، صَاحِبَ صَنْعَاءَ، وَصَاحِبَ اليَمَامَةِ

Aku bermimpi diberi kekuasaan dan kekayaan bumi, kemudian diletakkan pada kedua tanganku dua buah gelang emas, namun keduanya semakin membesar bagiku, kemudian Allah mewahyukan kepadaku agar aku meniup keduanya, lalu aku pun meniupnya hingga keduanya hilang. Aku menafsirkan mimpi tersebut dengan dua orang pendusta yang aku hidup di antara mereka berdua: yaitu pemimpin Shan’a dan dan pemimpin Yamamah.” ([3])

Musailimah dan Al-Aswad Al-‘Ansi telah diisyaratkan oleh Nabi ﷺ dan sudah ada di zaman Nabi ﷺ, dan Nabi ﷺ telah memimpikan keduanya.

Musailimah memiliki nama lengkap Musailimah bin Tsumaamah bin Kabir bin Habib bin Al-Harist Al-Hanafi. Dia mengaku sebagai nabi pada tahun 10 H. Jadi dia bertemu Nabi ﷺ pada tahun 9 H yang disebut ‘Amul Wufud dimana Nabi ﷺ menerima banyak tamu, datanglah dia bersama kaumnya meminta kenabian kepada Nabi ﷺ setelahnya. Dia juga memberikan gelar dirinya dengan Rahman Al-Yamamah.

Ketika Nabi ﷺ meninggal maka Musailimah semakin banyak pengikutnya, bahkan dia memiliki pasukan hingga puluhan ribu orang. Akhirnya Abu Bakar mengirim pasukan untuk menyerang Musailimah Al-Kadzdzab sehingga terjadilah perang yang sangat hebat yang disebut dengan Ma’rakah Al-Yamamah. Perang tersebut di pimpin oleh Khalid bin Al-Walid, dan perang tersebut sangat luar biasa karena Musailimah Al-Kadzdzab adalah orang yang sangat kuat dalam bertempur. Dia juga memiliki pasukan yang sangat berani untuk mati, bahkan mereka mau berperang agar bisa mati syahid dalam membela nabi palsu.

Ketika Nabi ﷺ masih hidup Musailimah Al-Kadzdzab sempat menulis surat kepada Nabi ﷺ dengan mengutus dua orang untuk mengantar surat ini. Isi surat ini adalah,

مِنْ مُسَيْلِمَةَ رَسُولِ اللَّهِ إِلَى مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُشْرِكْتَ فِي الْأَمْرِ مَعَكَ، وَإِنَّ لَنَا نِصْفَ الْأَرْضِ وَلِقُرَيْشٍ نِصْفَ الْأَرْضِ، وَلَكِنَّ قُرَيْشًا يَعْتَدُونَ

Dari Musailimah utusan Allah kepada Muhammad utusan Allah, keselamatan untukmu, ammaa ba’du: sesungguhnya aku telah dijadikan sekutu bersamamu dalam kenabian. Kami memiliki setengah bumi dan kaum Quraisy juga memiliki setengah bumi akan tetapi kaum Quraisy adalah orang-orang yang melampaui batas.” ([4])

Jadi Musailimah Al-Kadzdzab tidak mengajak orang untuk kufur kepada Nabi ﷺ, akan tetapi dia ingin menjelaskan kepada kaumnya bahwa nabi boleh ada 2, di Hijaz nabinya adalah Muhammad adapun di Yamamah yang menjadi nabi adalah Musailimah. Salah satu yang membuatnya memiliki pengaruh yang sangat besar adalah bahwa ada seorang dari pengikut Rasulullah ﷺ yang murtad, di mana Nabi mengutus orang tersebut untuk mengajarkan Bani Hanifah agama Islam akan tetapi ternyata dia mengaku bahwasanya Nabi ﷺ mengatakan Musailimah adalah sekutu nabi, Nabi Muhammad adalah rasul di sana dan Musailimah adalah rasul di sini. Orang-orang pun semakin percaya kepada Musailimah Al-Kadzdzab sebagai nabi.

Ketika surat ini sampai kepada Nabi ﷺ maka Nabi ﷺ membaca surat tersebut dan berkata kepada kedua utusan tersebut,

فَمَا تَقُولَانِ أَنْتُمَا؟ قَالَا: نَقُولُ: كَمَا قَالَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” وَاللهِ لَوْلَا أَنَّ الرُّسُلَ لَا تُقْتَلُ لَضَرَبْتُ أَعْنَاقَكُمَا “

Bagaimana menurut kalian berdua tentang surat ini? Kedua utusan tersebut menjawab: kami meyakini sebagaimana yang dia yakini. Maka Rasulullah bersabda: Demi Allah, seandainya tidak ada dalam aturan kenegaraan bahwa utusan tidak boleh dibunuh tentu aku akan memenggal kepala kalian berdua.”

Ini disebabkan mereka berdua telah murtad dengan meyakini ada nabi selain Nabi ﷺ. Lalu Nabi ﷺ menulis urat balasan kepada Musailimah Al-Kadzdzab, isinya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ إِلَى مُسَيْلِمَةَ الْكَذَّابِ سَلَامٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad utusan Allah kepada Musailimah Al-Kadzdzab (seorang pendusta), keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du, sesungguhnya bumi adalah milik Allah yang Allah wariskan kepada orang yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik hanya untuk orang yang bertakwa.”

Ketika Rasulullah meninggal, maka Abu Bakar mengirim Khalid bin Al-Walid untuk memerangi Bani Hanifah yang mereka memiliki pasukan yang sangat banyak sehingga terjadilah perang yang sangat hebat dan banyak para sahabat yang meninggal dunia. Ketika pasukan Bani Hanifah terdesak mereka masuk ke dalam Hadiqah yaitu semacam kebun atau benteng milik Musailimah Al-Kadzdzab sehingga kaum muslimin kesulitan untuk menembus benteng tersebut karena pintu benteng tersebut terkunci. Lalu muncullah seorang sahabat bernama Al-Bara’ bin Malik. Dia meminta untuk dilemparkan ke dalam benteng agar dia bisa masuk ke dalam benteng tersebut dan membukakan pintu benteng tersebut. Padahal mungkin jika dilemparkan ke dalam benteng tersebut akan menyebabkan dirinya diserang oleh pasukan Musailimah Al-Kadzdzab. Namun Allah menjaga dirinya, ketika dia dilempar dan masuk ke dalam benteng dia berhasil untuk membuka pintu. Akhirnya kaum muslimin pun masuk dan menyerang, lalu Musailimah Al-Kadzdzab terbunuh oleh seorang Anshari dan Wahsyi. Wahsyi tersebut adalah orang yang pernah membunuh Hamzah bin Abdil Mutthalib, tombak yang pernah dia gunakan untuk membunuh Hamzah dia gunakan juga untuk membunuh Musailimah Al-Kadzdzab. Dia melempar tombak tersebut dari jauh hingga menembus dada Musailimah Al-Kadzdzab. Wahsyi tersebut berkata,

فَإِنْ كُنْتُ قَتَلْتُهُ فَقَدْ قَتَلْتُ خَيْرَ النَّاسِ وَشَرَّ النَّاسِ

Jika aku yang telah membunuhnya maka sungguh aku telah membunuh orang yang terbaik (Hamzah) dan orang yang paling buruk (Musailimah Al-Kadzdzab).”  ([5])


✒️Ustadz DR. Firanda Andirja, MA hafidzahullah


Footnote:

1. HR. Bukhari No. 3620

2. HR. Bukhari No. 3621 dan Muslim No. 22274

3. HR. Bukhari No. 4374

4. Al-Bidayah Wa An-Nihayah 7/259

5. HR. Abu Dawud At-Thayalisi No. 1410 dan Siyar A’lam An-Nubala’ 3/114

--------------

MEDIA OFFICIAL

🌏 Web | Firanda.com | Bekalislam.firanda.com

📹 Youtube : youtube.com/channel/UCm44PmruoSbuNbZn7jFeXUw

📺 Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official

📠 Telegram : t.me/firanda_andirja

🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja

📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja

🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive