Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, January 31, 2024

Mungkin Ada Yang Bertanya-tanya? (Bag #2)

Ustadz salaf ikutan Pemilu
Bismillah...

*# Kok yang didukung sekarang, berbeda dengan yang didukung dulu?*

Karena perbedaan waktu, perbedaan sikap, perbedaan situasi. Maka yang sekarang kesannya didukung mungkin berbeda. Tapi sebenarnya masih dengan prinsip yang sama: yang paling besar maslahatnya atau yg paling ringan mudharatnya. Perkara siapanya, bisa berubah2 tentunya.


*# Apa jaminan akan ada perbaikan?*

Gak ada jaminan, yg tahu dan menjamin masa depan itu ya hanya Allah ta'ala, kita hanya berusaha dengan melihat situasi dan rekam jejak yg ada. Sama seperti kita memilih apapun, memilih pasangan, memilih pondok & sekolah untuk anak2 dll, gak ada jaminan bahwa akan baik. Tapi kita memilih dengan melihat rekam jejak sebelumnya.


*# Ah, yang dulu didukung aja gagal terpilih dan sekarang gak ada apa2 kok, biasa2 aja!*

Bagi sebagian da'i yang bersentuhan dengan dunia dakwah & pendidikan khususnya birokrasi dan sejenisnya, mereka merasakan hal yang berbeda, tidak biasa2 aja, sehingga akhirnya berpendapat mesti ada perubahan.


*# Pokoknya saya gak setuju! Gak setuju sama paslonnya! gak setuju dengan kebolehan nyoblosnya!*

Ya gak apa2, yg penting antum tetep doakan kebaikan untuk negeri ini dan kaum muslimin, siapapun yang memimpinnya. Cuma, kalo ada kesempatan orang baik & cerdas memimpin, jangan disia-siakan.

===

Bagian #3 belum ada pertanyaan lagi, boleh jadi ada kalo nanti ada yang perlu ditulis lagi. Wallahu a'lam.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0AmYzEMEnLzz5KQNqcHGTQHNR1Qw3h6JxwxNqMP1j6EXcoD4RBKuGAe8h9uYHiqsnl&id=1672683786

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mungkin Ada Yang Bertanya-tanya? (Bag #1)

ustadz yang menyerukan nyoblos pemilu
Bismillah...

# Kok sekarang banyak ustadz yang menyerukan nyoblos pemilu?

Ya, mereka mempertimbangkan maslahat & mudharat yang ada, melihat fatwa-fatwa para ulama dan berkonsultansi dengan para ulama, maka mereka pun banyak yang memilih pendapat nyoblos dan menyerukan nyoblos.


# Terus sekarang kesannya banyak yang mendukung salah satu Paslon? Nggak bahaya ta?

Begitulah hasil perenungan dan pilihan mereka, untuk mewujudkan maslahat yang lebih besar atau mudharat yang lebih kecil untuk umat. Dan setahu ana, banyak asatidzah yang juga mendukung, cuma yang menampakkan dukungan lebih sedikit, sebagiannya mempertimbangkan maslahat dakwah. Sebagian yang mendukung sebenarnya juga mempertimbangkan maslahat dakwah, dengan mendukung, umat tahu mesti memilih yang mana.


# Tapi kok jadi posting yg gak baik sih?

Kalo ada yang gitu: ghibah, mencela, nyebar hoax atau bahkan membenarkan kekufuran, ingetin baik2, diinbox dengan bahasa yang baik. Mudah2an bisa diterima. Atau, bisa juga kasih masukan lewat ustadz lain atau orang yang dekat dengannya. Kita mesti menginginkan kebaikan bagi kaum muslimin, apa lagi untuk para da'i. Setelah nyampaikan nasihat, diterima atau nggak, itu bukan lagi ranah kita. Kalau memang perlu, dan informasi yang disebarkan menyesatkan, luruskan saja terang-terangan dengan baik.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid037GXbDukKoZWWez5CQp68cUL9PZp7WbAmw9vJswCMZ8P7nFKu44w9VBPP2hfiy3cQl&id=1672683786

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Pemimpin Yang Khianat

Hukum Islam : Pemimpin Yang Khianat
Bismillah...

حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا الْمُسْتَمِرُّ بْنُ الرَّيَّانِ حَدَّثَنَا أَبُو نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غَدْرِهِ أَلَا وَلَا غَادِرَ أَعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أَمِيرِ عَامَّةٍ

Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Abdus Shamad bin Abdul Warits, telah menceritakan kepada kami Mustamir bin Ar Rayan, telah menceritakan kepada kami Abu Nadlrah dari Abu Sa'id, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Di hari kiamat kelak setiap pengkhianat akan membawa bendera yang dikibarkannya tinggi-tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tidak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya".

(HR. Imam Muslim no. 1738 dalam Syarh Shahih Muslim)

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يُنْصَبُ بِغَدْرَتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb, telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radhiyallahu'anhuma berkata, aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, 

"Bagi setiap pengkhianat akan diberikan bendera pada hari kiamat yang ditegakkan sesuai kadar pengkhianatannya".

(HR. Imam Bukhari no. 3188 dalam Fathul Bari)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tuesday, January 30, 2024

Ancaman Bagi Pemimpin Yang Menipu Rakyatnya

Ancaman Bagi Pemimpin Yang Menipu Rakyatnya
Bismillah...

و حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ

عَادَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزَنِيَّ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ فَقَالَ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِي حَيَاةً مَا حَدَّثْتُكَ

إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh, telah menceritakan kepada kami Abu Al Ayshab dari Hasan dia berkata, "Ubaidullah bin Ziyad menjenguk Ma'qil bin Yasar Al Muzanni ketika dia sedang sakit yang mengantarkan kepada kematiannya".

Maka Ma'qil lalu berkata, "Sungguh aku akan menceritakan kepadamu suatu hadits yang pernah aku dengar langsung dari Rasulullah ﷺ, sekiranya aku masih hidup lama niscaya tidak akan aku ceritakan hal ini kepadamu. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

"Tidaklah seorang pemimpin yang Allah serahi untuk memimpin rakyatnya, ketika meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan surga untuknya".

(HR Shahih Muslim no. 142 Kitab : Kepemimpinan, Syarh Shahih Muslim)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Mendirikan Sholat Karena Takut Kepada Allah

Mutiara Salaf : Mendirikan Sholat Karena Takut Kepada Allah
Bismillah...

🌴🌴🌴

● Rosulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يعجَبُ ربُّكَ من راعي غنمٍ ، في رأسِ شظيَّةِ الجبلِ يؤذِّنُ بالصَّلاةِ ويصلِّي فيقولُ اللَّهُ عزَّ وجلَّ انظروا إلى عبدي هذا يؤذِّنُ ويقيمُ الصَّلاةَ يخافُ منِّي قد غَفرتُ لعَبدي ، وأدخلتُهُ الجنَّةَ

Allah kagum kepada penggembala kambing yang berada di puncak gunung. Ia adzan untuk sholat lalu ia sholat.

Maka Allah berfirman, “Lihatlah hamba-Ku itu, ia adzan dan mendirikan sholat karena takut kepada-Ku. Sungguh Aku telah mengampuni hamba-Ku itu dan Aku akan memasukkannya ke surga..

(HR Abu Dawud dan An Nasai)

🌴🌴🌴

● Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

« ﻭاﻟﺼﻼﺓ ﻣﺠﻠﺒﺔ ﻟﻠﺮﺯﻕ، ﺣﺎﻓﻈﺔ ﻟﻠﺼﺤﺔ، ﺩاﻓﻌﺔ ﻟﻷﺫﻯ، ﻣﻄﺮﺩﺓ ﻟﻷﺩﻭاء، ﻣﻘﻮﻳﺔ ﻟﻠﻘﻠﺐ، ﻣﺒﻴﻀﺔ ﻟﻠﻮﺟﻪ، ﻣﻔﺮﺣﺔ ﻟﻠﻨﻔﺲ، ﻣﺬﻫﺒﺔ ﻟﻠﻜﺴﻞ، ﻣﻨﺸﻄﺔ ﻟﻠﺠﻮاﺭﺡ، ﻣﻤﺪﺓ ﻟﻠﻘﻮﻯ، ﺷﺎﺭﺣﺔ ﻟﻠﺼﺪﺭ ﻣﻐﺬﻳﺔ ﻟﻠﺮﻭﺡ، ﻣﻨﻮﺭﺓ ﻟﻠﻘﻠﺐ، ﺣﺎﻓﻈﺔ ﻟﻠﻨﻌﻤﺔ، ﺩاﻓﻌﺔ ﻟﻠﻨﻘﻤﺔ، ﺟﺎﻟﺒﺔ ﻟﻠﺒﺮﻛﺔ، ﻣﺒﻌﺪﺓ ﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ، ﻣﻘﺮﺑﺔ ﻣﻦ اﻟﺮﺣﻤﻦ »

Sholat itu :

– mendatangkan rezeki,

– menjaga kesehatan,

– menolak bala,

– mengusir penyakit,

– menguatkan hati,

– memutihkan wajah,

– membahagiakan jiwa,

– menghilangkan kemalasan,

– membuat semangat anggota badan,

– memberi kekuatan,

– melapangkan dada,

– memberi gizi kepada ruh,

– mencahayakan hati,

– menjaga nikmat,

– menolak adzab,

– menimbulkan keberkahan,

– menjauhkan dari setan, dan

– mendekatkan kepada Ar Rohman.

(Zaadul Ma’aad 304/4)


Penterjemah, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


===🌴🌴🌴===

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/66240

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sunday, January 28, 2024

Beberapa Perbuatan Mengabaikan Al Qur'an

Beberapa Perbuatan Mengabaikan Al Qur'an
Bismillah...

🌴🌴🌴

Alqur’an yang berisi hidayah dan mengajak kepada surga, kamu tinggalkan .. dan kamu lebih senang disibukkan oleh nyanyian, game dan hiburan yang hanya menambah penyakit hati..

Namun kita tidak merasa telah merugi..

Bahkan tertipu oleh angan angan..

– kelak saya akan membaca Alqur’an..

– nanti saya akan mentadabburinya..

🌴🌴🌴

وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا (٣٠)

Dan Rosul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alqur’an ini diabaikan…” (Qs. Al-Furqon – 30)

🌴🌴🌴

Ibnu Katsir rohimahullah berkata dalam tafsirnya,

وَتَرْكُ تَدَبُّرِهِ وَتَفْهُّمِهِ مِنْ هُجْرَانِهِ، وَتَرْكُ الْعَمَلِ بِهِ وَامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ زَوَاجِرِهِ مِنْ هُجْرَانِهِ، والعدولُ عَنْهُ إِلَى غَيْرِهِ -مَنْ شِعْرٍ أَوْ قَوْلٍ أَوْ غِنَاءٍ أَوْ لَهْوٍ أَوْ كَلَامٍ أَوْ طَرِيقَةٍ مَأْخُوذَةٍ مِنْ غَيْرِهِ -مِنْ هُجْرَانِهِ

Tidak mau mentadabburi dan memahaminya termasuk mengabaikan Alqur’an.

Tidak mau mengamalkannya, tidak melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya .. atau berpaling dari Alqur’an dan sibuk dengan syair, nyanyian, perkataan manusia, perkara yang sia sia, dan bimbingan selain Alqur’an .. semua itu termasuk mengabaikan Alqur’an..


Penulis, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


===🌴🌴🌴===

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/66193

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, January 26, 2024

Ingatlah..

Nikmat dan Musibah, keduanya adalah ujian dari Allah
Bismillah...

🌴🌴🌴

Ingatlah, kita di dunia ini untuk menjalani UJIAN..

Harusnya kita mengingat terus hal ini, agar kita bisa tabah dan sabar, teguh dan tegar diatas jalan Allah yang lurus dan terang benderang..

Jika kita diberi kenikmatan, maka ingatlah bahwa itu ujian, apakah kita bisa bersyukur kepada-Nya, ataukah kita kufur..?! Mensyukuri nikmat adalah dengan mengakui bahwa itu benar-benar murni dari Allah, memuji Allah karenanya, dan menggunakannya untuk sesuatu yang dicintai Allah ‘Azzawajall atau minimal tidak dimurkai oleh-Nya..

🌴🌴🌴

Jika kita diberi kesusahan, maka ingatlah bahwa itu ujian, apakah kita bisa bersabar atau tidak..?! Bersabar saat kesusahan adalah dengan mengingat bahwa itu dari Allah sesuai dengan takdir-Nya, menahan diri dari tindakan tidak rela kepada takdir Allah baik dengan ucapan ataupun perbuatan, serta semakin mendekat kepada Allah dan meminta agar Allah mengangkat kesusahan itu.. bukan malah melakukan hal-hal yang diharamkan..

Intinya, nikmat dan musibah, keduanya adalah ujian dari Allah untuk kita. Darinya akan terlihat siapa dari kita yang baik.. dan kita tidak akan baik dalam mengahadapi ujian itu, kecuali dengan pertolongan dari Allah yang Maha Perkasa..

🌴🌴🌴

Allah telah menjelaskan hal ini di ayat berikut :

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Mahasuci Allah, yang di tangan-Nya semua kerajaan. Dia maha berkuasa atas segala sesuatu (1) Dialah yang menciptakan MATI dan HIDUP untuk MENGUJI kalian, siapa di antara kalian yang lebih BAIK amalannya. Dia maha perkasa lagi maha pengampun (2)..“ [Al-Mulk 1-2].


Ditulis oleh, Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى


Ref : https://bbg-alilmu.com/archives/55600


=====🌴🌴🌴🌴🌴=====

https://t.me/joinchat/RgB48I76X-_s1peo

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Hadits : Beberapa Niat Bekerja Yang Termasuk Fii Sabilillah

Hadits : Beberapa Niat Bekerja Yang Termasuk Fii Sabilillah
Bismillah...

🌴🌴🌴

Sahabat Ka’ab bin Ujrah bercerita, suatu hari, Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat melihat ada orang yang kerjanya sangat tekun dan serius. Lalu para sahabat berkomentar, “Andai usahanya itu untuk jihad di jalan Allah, tentu pahalanya luar biasa..

Kemudian Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن كان خرجَ يسعى على وَلَدِه صِغارًا، فهو في سبيل الله، وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين، فهو في سبيل الله، وإن كان خرج يسعى على نفسه، يَعُفُّها، فهو في سبيل الله، وإن كان خرج يسعى رياء ومُفاخرة، فهو في سبيل الشيطان

"– jika dia bekerja untuk mencukupi kebutuhan anaknya yang masih kecil, maka itu termasuk fii sabilillah

– jika dia bekerja untuk mencukupi kebutuhan kedua orangtuanya yang sudah tua, maka itu termasuk fii sabilillah

– jika dia bekerja untuk menutupi kebutuhan dirinya, sehingga tidak membutuhkan milik orang lain, maka itu termasuk fii sabilillah

Namun jika dia bekerja untuk meningkatkan status sosial dan berbangga-bangga dengan penghasilan, maka dia berada di jalan setan..

(HR. At Thobroni dalam al-Mu’jam al-Ausath 6835, perawinya dinilai shohih oleh al-Mundziri dan dishohihkan al-Albani)


Penterjemah, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


===🌴🌴🌴===

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/66199

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, January 25, 2024

Darurat Membolehkan Sesuatu Yang Dilarang

Hukum Islam : Darurat Membolehkan Sesuatu Yang Dilarang
Bismillah...

Kaidah fiqih ini sudah masyhur dikalangan para ulama. Bahwa keadaan darurat membolehkan sesuatu yang dilarang.

Para ulama mengatakan :

الضرورات تبيح المحظورات ( الأشباه للسيوطي: 83).

"Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang.” (Al Asybahu Lis Suyuthii 83).

Kaidah ini berdasarkan dalil berikut ini :

Allah Ta'ala berfirman :

وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْإِلَيْهِ. [الأنعام: 119].

Dan sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kalian apa yang diharamkan-Nya atas kalian, kecuali apa yang terpaksa kalian memakannya. QS. Al An'am 119).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ [البقرة: 173].

Maka barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya), sedangkan ia tidak (dalam keadaan) memberontak dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. (QS. Al Baqarah : 173).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ. [المائدة: 3].

Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maidah : 3).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ. [الأنعام: 145].

Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa, sedangkan dia tidak dalam keadaan memberontak dan tidak(pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al An'am : 145).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ. [النحل: 115].

Maka barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nahl : 115).

Kalau kita buka tafsir Ibnu Katsir tentang ayat-ayat di atas, ini berkenaan dengan orang yang kelaparan yang bisa mengancam dan membahayakan dirinya bahkan bisa menyebabkan kematian, sedangkan makanan yang halal tidak ada, maka boleh memakan makanan yang haram.

Namun dalam menerapkan kaidah ini, sudahkah orang yang kelaparan itu maksimal mencari yang halal terlebih dahulu. 

Misalkan ada seseorang yang beberapa hari tersesat dihutan, perbekalan sudah habis, perut sudah keroncongan, beberapa hari tidak makan, binatang hutan yang halal tidak ditemukan, buah-buahan tidak ada, lantas jangan langsung memakan bangkai atau memburu tikus atau babi, tetapi masih adakah sayur-sayuran atau daun-daunan yang bisa dimakan. Kalau masih ada, makan dulu sayur-sayuran atau dedauan. 

Berkata Abu Waqid Al-Laisi rahimahullah, para sahabat pernah bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا بِأَرْضٍ تُصِيبُنَا بِهَا الْمَخْمَصَةُ، فَمَتَى تَحِلُّ لَنَا بِهَا الْمَيْتَةُ؟ فَقَالَ: "إِذَا لَمْ تَصْطَبِحوا، وَلَمْ تَغْتَبِقُوا، وَلَمْ تَجتفئوا بقْلا فَشَأْنُكُمْ بِهَا ".

"Wahai Rasulullah, sesungguh­nya kami berada di suatu tempat dan kami mengalami kelaparan di tempat itu. Bilakah diperbolehkan bagi kami memakan bangkai di tempat itu?" Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjawab: “Bilamana kalian tidak mendapatkan untuk makan pagi dan tidak pula untuk makan sore hari serta tidak dapat memperoleh sayur-sayuran padanya, maka bangkai itu terserah kamu”. (Hadis ini diriwayatkan secara munfarid oleh Imam Ahmad, sanadnya sahih dengan syarat Syaikhain).

Kalau memang tidak ada lagi makanan yang halal, ya boleh seseorang memakan makanan yang haram. Itupun harus mencari yang haramnya agak ringan. Makan ular atau tikus, itu lebih baik daripada makan babi. Bangkai binatang halal, lebih baik daripada bangkai binatang yang haram.

Kaidah diatas bisa diterapkan dalam hal lain. 

Misalkan ada seorang wanita yang sakit parah, mau berobat atau periksa penyakitnya ke dokter yang diharuskan membuka auratnya. Maka harus maksimal mencari dokter wanita. 

Begitu pula sebaliknya seorang laki-laki yang sakit, harus mencari dokter laki-laki. Kalau tidak ada sama sekali dan penyakitnya membahayakan nyawanya, maka boleh ditangani oleh yang lawan jenis, itupun harus ditemani mahramnya. Bisa mahram si pasen atau mahram si dokter. 

Dengan menerapkan kaidah :

ترجيح مصلحة حفظ النفس على مصلحة ستر العورة عند التعارض .

Mendahulukan maslahat menyelamatkan jiwa daripada maslahat menjaga aurat jika kedua maslahat itu bertabrakan.

Berkata Syekh Muhammad Shaleh Al Munajed hafidzahullah :

الضرورات تبيح المحظورات ، ولا خلاف بين العلماء في جواز نظر الطبيب إلى موضع المرض من المرأة عند الحاجة ضمن الضوابط الشرعية ، وكذلك القول في نظر الطبيب إلى عورة الرجل المريض ، فيباح له النظر إلى موضع العلّة بقدر الحاجة ، والمرأة الطبيبة في الحكم كالطبيب الرجل . وهذا الحكم مبني على ترجيح مصلحة حفظ النفس على مصلحة ستر العورة عند التعارض .

Keadaan darurat membolehkan perkara yang terlarang. Para ulama sepakat bahwa seorang dokter boleh melihat bagian tubuh wanita yang sakit untuk kebutuhan pemeriksaan dan pengobatan dengan memperhatikan batasan-batasan syar'inya. Demikian pula para ulama membolehkan para dokter melihat bagian tubuh lelaki yang sakit. Ia boleh melihat bagian tubuh yang sakit sebatas kebutuhan. Dalam hal ini dokter wanita sama halnya dengan dokter pria. Hukum ini di dasarkan atas kaidah mendahulukan maslahat menyelamatkan jiwa daripada maslahat menjaga aurat jika kedua maslahat itu bertabrakan. (Al Islam Sual Wa Jawab No 5693).

Bahkan jangankan melihat, seorang dokter yang lain jenis diperbolehkan memegang dan meraba dalam keadaan darurat dengan batas-batas yang diperbolehkan dan tidak melampaui batas.

Berkata Syekh Muhammad Shaleh Al Munajed hafidzahullah :

الضرورة تُقدَّر بقدرها " : فإذا جاز النظر والكشف واللمس وغيرها من دواعي العلاج لدفع الضرورة والحاجة القويّة فإنه لا يجوز بحال من الأحوال التعدّي وترك مراعاة الضوابط الشرعية.

Darurat harus diukur sesuai batasnya." Meskipun melihat, menyingkap, menyentuh dan sebagainya dibolehkan karena darurat dan kebutuhan yang sangat mendesak, tetapi tidak dibolehkan melampaui dan melanggar batas-batas syariat. (Al Islam Sual Wa Jawab No 5693).

Intinya, menerapkan kaidah di atas harus maksimal terlebih dulu berusaha untuk mencari yang halal dan yang boleh sebelum mengambil yang haram dan terlarang.

Perhatikan nasehat ulama, masih tentang orang berobat, supaya tidak begitu mudah menerapkan kaidah 

الضرورات تبيح المحظورات 

"Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang.” 

Berkata Syekh Muhammad Shaleh Al Munajed hafidzahullah :

يقدّم في علاج الرجال الرجال وفي علاج النساء النساء وعند الكشف على المريضة تُقدّم الطبيبة المسلمة صاحبة الكفاية ثمّ الطبيبة الكافرة ثمّ الطبيب المسلم ثمّ الطبيب الكافر ، وكذلك إذا كانت تكفي الطبيبة العامة فلا يكشف الطبيب ولو كان مختصا ، وإذا احتيج إلى مختصة من النساء فلم توجد جاز الكشف عند الطبيب المختص ، وإذا كانت المختصة لا تكفي للعلاج وكانت الحالة تستدعي تدخّل الطبيب الحاذق الماهر الخبير جاز ذلك ، وعند وجود طبيب مختص يتفوّق على الطبيبة في المهارة والخبرة فلا يُلجأ إليه إلا إذا كانت الحالة تستلزم هذا القدر الزائد من الخبرة والمهارة . وكذلك يُشترط في معالجة المرأة للرجل أن لايكون هناك رجل يستطيع أن يقوم بالمعالجة 

Pengobatan kaum lelaki hendaklah ditangani oleh dokter pria, dan pengobatan kaum wanita hendaklah ditangani dokter wanita. Jika seorang wanita terpaksa menyingkap auratnya untuk keperluan pengobatan, maka dianjurkan agar ditangani oleh dokter wanita muslimah. Jika tidak ada maka ditangani oleh dokter non muslimah, jika tidak ada maka ditangani oleh dokter pria muslim, jika tidak ada maka ditangani oleh dokter pria non muslim. 

Demikian pula jika bisa ditangani oleh dokter umum wanita muslimah maka tidak perlu ditangani oleh dokter spesialis pria. Jika diperlukan dokter spesialis wanita dan ternyata tidak ada, maka boleh ditangani oleh dokter spesialis pria. Jika dokter spesialis wanita tidak mencukupi dan sangat perlu ditangani oleh dokter spesialis pria yang mahir maka boleh ditangani oleh dokter pria tersebut.

Jika terdapat dokter spesialis pria yang lebih mahir daripada dokter spesialis wanita, maka tetap tidak boleh ditangani oleh dokter pria kecuali jika spesialisasi dokter pria itu sangat dibutuhkan. Demikian pula halnya dalam proses pengobatan pria, yaitu tidak boleh ditangani oleh dokter wanita jika masih ada dokter pria yang mampu menanganinya. (Al Islam Sual Wa Jawab No 5693).


https://www.facebook.com/100063495759389/posts/pfbid032PtZuzez9T9o3VALRZZpU2idBAyCkxgFxXeZZ4e8QzLGt8yTkG1kHRjvJiNQTRs7l/


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tetap Wajib Mohon Hidayah Kepada Allah Meski Berilmu

Tetap Wajib Mohon Hidayah Kepada Allah Meski Berilmu
Bismillah...

Kita tetep wajib minta petunjuk sama Allah walaupun keilmuan sudah tinggi. Gak ada yang jamin orang pinter gak bakal tersesat.

Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullah mengatakan, "Karenanya kadang engkau dapati orang berakal namun tersesat. Akalnya cerdas namun tersesat dan menyimpang. Hal ini karena orang yang menyeru pada kebatilan, menghias-hiasinya dan membiasakan diri melakukannya". (Silsilah Syarah Rasail 1/68)

Beliau juga mengatakan sebelumnya:

Karenanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah banyak berpesan untuk berdoa dengan doa iftitah ini :

اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْب وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Ya Allah Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil. Maha Pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah hakim diantara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki).” (HR Muslim 2/185, 770, Abu Daud, Tirmidzi & Nasai).

Kenapa doa tersebut menyebut Allah sebagai Tuhannya Jibril, Mikail dan Israfil? 

Ibnu Abil 'Izz Al Hanafi rahimahullah menjelaskan, kenapa disebut nama Jibril, Mikail & Israfil pada doa tersebut. Karena doa tersebut adalah doa meminta hidayah/petunjuk. Hidayah atau petunjuk inilah yang menjadi sebab hidupnya hati.

Nah, ke-3 malaikat ini adalah malaikat yang Allah tugaskan untuk mengawal kehidupan. Jibril bertugas membawa Wahyu, yang merupakan sebab hidupnya hati. Mikail bertugas mengatur cuaca yg menjadi sebab hidupnya bumi, hewan dan manusia. Israfil bertugas meniup sangkakala yang menjadi sebab hidupnya kembali orang-orang yang sudah wafat untuk dibangkitkan menuju Padang Mahsyar. (Silsilah Syarah Rasail 1/68)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Wednesday, January 24, 2024

3 Khabar Gembira Bagi Yang Istiqomah

3 Khabar Gembira Bagi Yang Istiqomah
Bismillah...

Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.

Diantara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah ﷻ,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah', kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu'.” ```(QS. Fushilat : 30)```

Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir :

1️⃣ Istiqomah diatas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid.

2️⃣ Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah.

3️⃣ Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As-Sudi. Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan.

Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh diatas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput “Janganlah takut dan janganlah bersedih”. 

Mujahid, ‘Ikrimah dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut, 

"1. Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi.

2. Dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.

3. Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan".

Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira disini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah.

Hasan Al-Bashri ketika membaca ayat diatas, ia pun berdo’a, “Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah (Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami)”.


🌐 https://rumaysho.com/731-kiat-agar-tetap-istiqomah-seri-1.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Allah Merahmati Orang Yang Memberikan Kemudahan

Allah Merahmati Orang Yang Memberikan Kemudahan
Bismillah...

🌴🌴🌴

Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً سَمْحًا إِذَا بَاعَ ، وَإِذَا اشْتَرَى ، وَإِذَا اقْتَضَى

Semoga Allah merahmati orang yang :

▶️ mudah dalam menjual,

▶️ mudah saat membeli, dan

▶️ mudah dalam menagih hutang..

(HR. Al Bukhori 2076)

🌴🌴🌴

⏺️ mudah dalam menjual dengan tidak mengambil keuntungan yang menyusahkan pembeli.

⏺️ mudah dalam membeli dengan tidak menawar dengan tawaran yang menyusahkan penjual.

⏺️ mudah dalam menagih hutang, dengan memberi tangguh bagi yang sulit bahkan ia memaafkan.

Dalam riwayat Ibnu Hibban, “Mudah dalam membayar hutang..” yaitu dengan tidak menunda nunda pembayaran hutang.


Penulis, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


=====🌴🌴🌴🌴🌴=====

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/66178


🌴🌴🌴

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebtu menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

Dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ طَلَبَ حَقًّا فَلْيَطْلُبْهُ فِى عَفَافٍ وَافٍ أَوْ غَيْرِ وَافٍ

Siapa saja yang ingin meminta haknya, hendaklah dia meminta dengan cara yang baik baik pada orang yang mau menunaikan ataupun enggan menunaikannya.” (HR. Ibnu Majah no. 1965)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda untuk orang yang memiliki hak pada orang lain,

خُذْ حَقَّكَ فِى عَفَافٍ وَافٍ أَوْ غَيْرِ وَافٍ

Ambillah hakmu dengan cara yang baik pada orang yang mau menunaikannya ataupun enggan menunaikannya.” (HR. Ibnu Majah no. 1966)

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 280)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ

Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tuesday, January 23, 2024

(JAUHI) Debat Tidak Beradab dan Beretika

(JAUHI) Debat Tidak Beradab dan Beretika
Bismillah...

Kalau seseorang merasa berilmu, tentulah dalam diskusi atau membantah, tidak akan menyerang dengan cacian, merendahkan, menjatuhkan kehormatan, memfitnah dan lain sebagainya. Karena perbuatan seperti itu, bisa dilakukan oleh semua orang, bahkan orang bodoh sekalipun. Itu merupakan hujjah orang-orang yang licik dan merupakan dagangan orang yang bangkrut.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

{ الشتيمة والوٓقيعة والتهجم عند النقاش حيلة العاجز وبضاعة المفلس، فإن الرد بمجرد الشتم والتهويل لا يعجز عنه أحد. }

Mencaci maki, menjatuhkan kehormatan, dan menyerang ketika diskusi merupakan cara licik untuk berkelit yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki hujjah dan merupakan barang dagangan orang yang bangkrut, karena sesungguhnya membantah dengan semata-mata melontarkan caci makian dan ancaman bisa dilakukan oleh semua orang. [Majmu’ul Fatawa, jilid 4 hlm. 186].

Berdebat dan berdiskusi dengan orang kafir saja harus memperhatikan adab-adabnya. Harus mendebat dengan akhlak yang baik, apatah lagi sesama kaum muslimin, terkhusus dengan sesama ahlussunnah, harus lebih baik lagi.

Allah Ta'ala berfirman:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An Nahl 125).

Berkata Syekh Rabi hafidzahullah:

لا تجادل حتى الكافرين إلا بالأخلاق الطيبة وبالتي هي أحسن؛ لا سب، ولا شتم، لا احتقار، ولا ازدراء، ولا طعن، ولا صياح، ولا صخب، ولا شيء. مجموع كتب ورسائل وفتاوى الشيخ ربيع (ج2/484-49

Janganlah kamu berdebat sekalipun dengan orang kafir kecuali dengan akhlak yang baik dan debatlah dengan yang lebih baik, tidak boleh mencela, tidak boleh memaki, tidak boleh merendahkan, tidak boleh memfitnah, tidak boleh teriak, tidak boleh membentak dan sejenisnya. (Majmu' wa Risail wa Fatwa Asy Syekh Rabi).

Perdebatan hanya mengundang permusuhan. Dan juga jika Allah menginginkan keburukan suatu kaum, maka dibukakan atas mereka suka berdebat. 

Berkata Syeikh Muqbil rahimahullah :

من اعظم اسباب الفرقة الجدل 

Diantara sebab-sebab terbesar perpecahan adalah banyak berdebat. (Al Basyair Fis Sina' Hal 12).

Al Auza’i rahimahullah berkata: 

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ شَرًّا فَتَحَ عَلَيْهِمْ الْجَدَلَ وَمَنَعَهُمُ الْعَمَلَ

Jika Allah menginginkan keburukan suatu kaum, Dia bukakan atas mereka suka BERDEBAT dan menahan mereka untuk BERAMAL.” [Tadzkiratul Huffadz Lidz Dzahabiy: 1/135].

Dan orang yang mengaku Ahlussunnah hendaklah meninggalkan perdebatan dan pembantaian karena ini diantara pokok aqidah ahlussunnah waljamaah. 

Berkata Imam Ahmad rahimahullah:

أُصُولُ السُّنَّةِ عِنْدَنَا التَّمَسُّكُ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالِاقْتِدَاءُ بِهِمْ ، وَتَرْكُ الْبِدَعِ ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ فَهِيَ ضَلَالَةٌ ، وَتَرْكُ الْخُصُومَاتِ، وَالْجُلُوسِ مَعَ أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ ، وَتَرْكُ الْمِرَاءِ وَالْجِدَالِ.وَالْخُصُومَاتِ فِي الدِّينِ ...

Pokok-pokok aqidah menurut kami adalah berpegang teguh dengan yang dipegang oleh para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan meneladani mereka, serta meninggalkan bid’ah. Karena semua bid’ah itu sesat. Dan juga untuk meninggalkan pertengkaran, duduk-duduk bersama ahlul ahwa, MENINGGALKAN PERBANTAHAN DAN PERDEBATAN serta pertengkaran dalam agama". (I'tiqad Ahmad Bin Hambal). 


Sumber: 

https://www.islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=32&idfrom=0&idto=0&flag=1&bk_no=110&ayano=0&surano=0&bookhad=0


https://www.facebook.com/100063495759389/posts/pfbid0DXsJQH9pxTimC3nUzgxjnHJHN1e256i2ZgN23U9WCevkXNMfhfvY5TUKjYa75DZvl/


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sunday, January 21, 2024

Kurang Mensyukuri Nikmat Allah

Kurang Mensyukuri Nikmat Allah
Bismillah...

🌴🌴🌴

Bayangkan bila kejadian dibawah ini menimpa Anda !!

Ada orang tua umurnya 80 tahun, tiba-tiba di suatu hari dia sakit tersumbat saluran kencingnya, maka anak-anaknya membawanya ke Rumah Sakit, dan di sana sang dokter melakukan ‘operasi kateter’, sehingga kencingnya bisa keluar lagi, dan hilanglah sakit yang dirasakan sang ayah.

🌴🌴🌴

Segera anak-anaknya menemui sang dokter, mereka mengucapkan rasa terima kasih dan banyak memujinya. Ketika itu, anak-anaknya menoleh ke arah ayah mereka agar hati mereka tenang, ternyata dia hanyut dalam tangisan, mereka pun mengatakan kepada ayahnya; bahwa masalahnya sudah selesai, lalu mengapa menangis..?!

🌴🌴🌴

Sang ayah tenang sebentar, lalu menjelaskan sebab dia menangis dengan kalimat berikut ini:

Si dokter membantuku sekali saja, tapi kita merasakan jasa dan kebaikannya, kita juga banyak bersyukur kepadanya… Adapun Allah -jalla jalaluh-, selama 80 TAHUN Dia terus MELIMPAHKAN kepadaku karunia dan kebaikan-Nya, bahkan Dia TUTUPI hal itu, dan TANPA harus menjalani operasi apapun, NAMUN kita tidak merasakan karunia-Nya..!!

🌴🌴🌴

Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan:

Seandainya Allah membuka tabir yang menutupi kehalusan, kebaikan, dan apa yang diperbuat-Nya untuk hamba-Nya, baik yang dia ketahui maupun yang tidak dia ketahui, tentu hati hamba itu akan luluh karena CINTA dan RINDU kepada-Nya, dan tentu dia akan bersimpuh karena syukur kepada-Nya..

[Kitab: Thoriqul Hijrotain, hal: 180].


Ditulis oleh, Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA,  حفظه الله تعالى


======🌴🌴🌴🌴🌴======

🌐 http://bbg-alilmu.com/archives/8004

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Cara Shalat Rasulullah ﷺ

Cara Shalat Rasulullah ﷺ
Bismillah...

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَرَكَعَ ثُمَّ اعْتَدَلَ فَلَمْ يُصَوِّبْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ جَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ وَفَتَخَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ ثُمَّ نَهَضَ ثُمَّ صَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى إِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ ثُمَّ صَنَعَ كَذَلِكَ حَتَّى كَانَتْ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا صَلَاتُهُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا ثُمَّ سَلَّمَ

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Rasulullah ﷺ jika berdiri shalat selalu tegak dan berimbang lalu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya. Jika beliau ingin rukuk, maka beliau kembali mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya dan mengucapkan ALLAHU AKBAR. Lalu rukuk dan berimbang, tidak mengangkat atau menundukkan kepalanya, lalu meletakkan kedua tangannya pada lutut..

Setelah itu beliau mengucapkan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH seraya mengangkat kedua tangannya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Kemudian beliau sujud dengan diiringi ucapan ALLAHU AKBAR, beliau merenggangkan kedua tangannya menjauh dari ketiak dan melenturkan jari-jari kakinya. Beliau lalu melipat kaki kirinya dan duduk di atasnya secara berimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau kembali sujud seraya mengucapkan ALLAHU AKBAR, lalu melipat kaki kirinya dan duduk dengan seimbang hingga setiap tulang kembali ke tempatnya. Setelah itu beliau bangkit dan melakukan seperti itu pada rakaat yang kedua..

Hingga ketika beliau bangkit dari dua sujud, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahu sebagimana ketika membuka shalat (Takbiratul Ihram). Beliau lalu melakukan seperti itu hingga rakaat yang terakhir, beliau melipat kaki kirinya dan duduk Tawaruk kemudian mengucapkan salam."

Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih."

(HR. Imam Tirmidzi no. 280 Kitab Ash Shalah)

Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا

"Jika kamu berdiri untuk shalat maka mulailah dengan takbir, lalu bacalah apa yang mudah buatmu dari Al Qur'an kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan Thuma'ninah (tenang), lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, lalu sujudlah sampai hingga benar-benar Thuma'ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk dengan Thuma'ninah. Maka lakukanlah dengan cara seperti itu dalam seluruh shalat (rakaat) mu".

(HR. Shahih Bukhari no.715 )

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, January 19, 2024

Shalat Seseorang Tidak Akan Sempurna Hingga Menyempurnakan Wudhu

Shalat Seseorang Tidak Akan Sempurna Hingga Menyempurnakan Wudhu
Bismillah...

عَنْ عَمِّهِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ

أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّهَا لَا تَتِمُّ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ حَتَّى يُسْبِغَ الْوُضُوءَ كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ تَعَالَى يَغْسِلُ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ وَيَمْسَحُ بِرَأْسِهِ وَرِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Dari pamannya Rifa'ah bin Rafi' ketika dia duduk di samping Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, beliau bersabda,

"Shalat seseorang tidak akan sempurna hingga ia menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala, membasuh muka dan kedua tangannya hingga siku, lalu mengusap kepala dan membasuh kedua kakinya hingga ke kedua mata kakinya".

(HR. Ibnu Majah no. 453 Kitab At Thaharah wa sunanuha)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو

قَالَ تَخَلَّفَ عَنَّا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ سَافَرْنَاهُ فَأَدْرَكَنَا وَقَدْ حَضَرَتْ صَلَاةُ الْعَصْرِ فَجَعَلْنَا نَمْسَحُ عَلَى أَرْجُلِنَا فَنَادَى وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنْ النَّارِ

Dari Abdullah bin Amru dia berkata, "Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ meninggalkan kami (lebih dahulu) dalam suatu perjalanan yang kami lakukan, maka kami mendapati beliau ketika waktu shalat Ashar telah tiba, maka kami mulai membasuh kaki-kaki kami, tiba-tiba beliau bersabda,

'Celakalah bagi tumit-tumit (yang tidak terbasuh air wudhu) dengan api neraka. Sempurnakanlah wudhu kalian dengan baik'."

(HR. Shahih Muslim Kitab At Thaharah no.355)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, January 18, 2024

Teman Yang Paling Disukai

Teman Yang Paling Disukai
Bismillah...

🌴🌴🌴

Kholid bin Shofwan rohimahullah ditanya, ‘siapakah temanmu yang paling kamu sukai..?

Ia berkata,

▶️ yang suka memaafkanku,

▶️ mau menerima kekuranganku, dan

▶️ menutupi kesalahanku.

(Kitab Mujalasah – Ad Dainawari)

🌴🌴🌴

▶️Teman yang susah memaafkan..

▶️Tak mau menerima kekurangan..

▶️Bahkan menebar aib kita..

Adalah teman yang tak ada manfaatnya..

Bahkan lebih banyak mudhorotnya..


Penulis, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

======🌴🌴🌴🌴🌴======

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/66031

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tuesday, January 16, 2024

Mutiara Salaf : Tergelincir Oleh Lisannya Sendiri

Tergelincir Oleh Lisannya Sendiri
Bismillah...

🌴🌴🌴

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

Termasuk hal yang mengherankan bahwa seseorang ada yang mudah baginya untuk menjaga diri dan menahan diri dari memakan sesuatu yang haram, kezholiman, zina, mencuri, minum khomer, melihat yang haram dan selainnya,

🌴🌴🌴

Namun sulit baginya untuk mengendalikan gerakan lisannya. Sampai-sampai engkau melihat seseorang yang dianggap baik agamanya, zuhud dan banyak ibadah, namun dia berbicara dengan ucapan yang dimurkai Allah tanpa mempedulikan akibatnya.

Dengan satu kalimat saja dia tergelincir ke dalam jurang yang dalamnya lebih jauh dari jarak antara timur dan barat.

🌴🌴🌴

Betapa banyak engkau melihat orang yang sangat berhati-hati dari perbuatan keji dan zholim, namun lisannya suka menodai kehormatan orang-orang yang masih hidup maupun yang telah mati tanpa mempedulikan apa yang dia ucapkan..

(Al-Jawaabul Kaafi – hal. 366)


=====🌴🌴🌴🌴🌴=====

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/66005

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, January 12, 2024

3 Sifat Calon Penghuni Neraka

3 Sifat Calon Penghuni Neraka
Bismillah...

Dalam Shahih Muslim, Nabi ﷺ bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ؟

"Maukah kalian aku beritahu tentang penduduk neraka?"

كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

"(Yaitu) setiap orang yang bersifat ʿUtul, Jawwadz, dan Mustakbir".

1️⃣ Pertama adalah 'UTUL 

'Utul artinya kejam, kasar, dan tidak punya kasih sayang, hatinya sekeras batu. 

Orang ini (semoga Allah melindungi kita) dideskripsikan oleh Nabi ﷺ bahwa dia termasuk penghuni Neraka.

2️⃣ Kedua adalah JAWWADZ 

Para ulama mengatakan bahwa Jawwadz itu artinya tamak lagi kikir.

Orang ini mati-matian mengumpulkan kekayaan, uang, dan harta benda, tetapi kikir sekali, bakhil/pelit (semoga Allah melindungi kita). Dia bakhil/pelit dalam membelanjakannya pada perkara yang Allah wajibkan baginya.

3️⃣ Ketiga adalah MUSTAKBIR.

Ada kesombongan dalam dirinya. Takabur di hadapan manusia.

وَالْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

"Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain". Memandang mereka dengan pandangan merendahkan.

Orang ini (semoga Allah melindungi kita) dideskripsikan oleh Nabi ﷺ bahwa dia termasuk penghuni Neraka..

Semoga menjadi renungan bagi kita semua dan semoga Allah beri kita taufiq dan hidayah dalam kebaikan dan menjauhi tiga sifat diatas..


Sumber :

🎙Syaikh Shalih Sindi حفظه الله تعالى

Nasehat Ulama Yufid TV


•═════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═════•

✍🏼 Habibie Quotes

Ig - www.instagram.com/habibiequotes_

Tg - https://t.me/habibiequotes

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, January 11, 2024

Diantara Amalan Diberikan Pahala (TANPA BATAS) Dari Allah ﷻ

Diantara Amalan Diberikan Pahala (TANPA BATAS) Dari Allah ﷻ
Bismillah...

1. SABAR

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ  ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ  ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu'. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".

(QS. Az-Zumar [39]:10)

2. MEMAAFKAN

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

"Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim".

(QS. Asy-Syūrā [42]:40)

3. PUASA

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi ﷺ, beliau ﷺ bersabda,

"Semua amalan bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku (Allah), dan Aku lah yang membalasnya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah dari pada harumnya minyak wangi".

(HR. Shahih Bukhari no.5472 Kitab Al-libas)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

4 Karakter Yang Diharamkan Api Neraka

4 Karakter Yang Diharamkan Api Neraka
Bismillah...

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan at Tirmidzi dan Ibu Hibban serta di shahihkan oleh Al Albani, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyebutkan 4 golongan orang yang haram tersentuh api neraka, yaitu Hayyin, Layyin, Qarib dan Sahl.

1️⃣ HAYYIN adalah orang yang memiliki ketenangan dan keteduhan lahir maupun batin. 

Tanda-tanda orang ini yaitu, tidak labil dan tidak gampang marah, penuh pertimbangan, tidak mudah memaki, melaknat serta teduh jiwanya.

2️⃣ LAYYIN adalah orang yang lembut dan santun, baik dalam bertutur kata atau berbuat, tidak kasar, tidak semaunya sendiri, tidak suka egois atau memaksa, lemah lembut dan selalu menginginkan kebaikan untuk sesama manusia.⁣

3️⃣ QARIB adalah orang yang supel, akrab, ramah ketika diajak bicara, menyenangkan, tidak acuh atau cuek, murah senyum, wajahnya berseri-seri dan enak dipandang.

4️⃣ SAHL adalah orang yang baik hati memudahkan urusan orang lain, tidak mempersulit sesuatu. Selalu ada solusi bagi setiap permasalahan, tidak suka berbelit-belit, tidak menyusahkan orang lain.

Semoga Allah ﷻ anugerahkan kita sifat-sifat di atas dan semoga Allah jauhkan kita dari api neraka..


•═════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═════•

✍🏼 Habibie Quotes

Ig - www.instagram.com/habibiequotes_

Tg - https://t.me/habibiequotes

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Wednesday, January 10, 2024

Sikap Tawadhu Kepada Yang Lebih Tua dan Yang Lebih Muda

Sikap Tawadhu Kepada Yang Lebih Tua dan Yang Lebih Muda
Bismillah...

🌴🌴🌴

Bakr bin Abdillah Al-Muzany rohimahullah berkata,

▶️ Jika engkau melihat orang yang lebih tua darimu maka katakanlah, ‘Dia mendahuluiku dengan iman dan amal sholeh, sehingga dia lebih baik dariku..’

▶️ Dan jika engkau melihat orang yang lebih muda darimu maka katakanlah, ‘Aku mendahuluinya melakukan dosa dan kemaksiatan, sehingga dia juga lebih baik dariku..’

▶️ Jika engkau melihat teman-temanmu menghormati dan memuliakan dirimu maka katakanlah, ‘Ini karena kemuliaan jiwa mereka..’

▶️ Dan jika engkau melihat mereka kurang dalam memuliakan dirimu maka katakanlah, ‘Ini adalah akibat dosa yang kulakukan..!

(Shifatush Shofwah, karya Ibnul Jauzy – Daarul Ma’rifah, 3/248)

🌴🌴🌴

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” [HR. Muslim no. 2588]

Al-Qodhi Iyadh rahimahullah berkata: “Didalam hadis tersebut terkandung dua makna, yaitu:

• Pertama: Bahwa Allah Ta’ala memberikan kepadanya kedudukan yang tinggi di dunia sebagai balasan atas sikap tawadhunya karena Allah.

• Kedua: Peninggian derajat merupakan pahala baginya di akhirat sebagai balasan atas sikap tawadhunya itu.” [Syarah Shohih Muslim karya Al-Qodhi Iyadh VIII/599]


======🌴🌴🌴🌴🌴======

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/65846

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tuesday, January 9, 2024

Hakikat Seorang Muslim

Hakikat Seorang Muslim
Bismillah...

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السَّفَرِ وَإِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ وَقَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا دَاوُدُ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ دَاوُدَ عَنْ عَامِرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abi Iyas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah,dari Abdullah bin Abi as Safar dan Isma'il bin Abi Khalid, dari asy Sya'bi dari Abdullah bin 'Amr, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, 

"Hakikat seorang muslim adalah yang tidak mencelakai orang-orang muslim lainnya dengan lisan dan tangannya, dan hakikat orang yang berhijrah adalah yang mampu meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah".

Abu Abdillah berkata, "Dan Abu Mu'awiyyah berkata: Telah menceritakan kepada kami Daud bin Abi Hind, dari 'Amir berkata: Aku mendengar Abdullah bin 'Amr, dari Nabi ﷺ. Dan berkata Abdul A'laa, dari Daud, dari 'Amir, dari Abdullah, dari Nabi ﷺ".

(HR. Shahih Bukhari no. 10 Fathul Bari, Kitab Iman)

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُ

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, telah menceritakan kepada kami Zakaria dari Amir, ia berkata, Aku mendengar Abdullah bin Amr mengatakan; Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Muslim yang sempurna adalah yang tidak mengusik muslim lainnya dengan lisan dan tangannya. Dan hakikat hijrah adalah seorang yang mampu meninggalkan apa yang Allah larang."

(HR. Shahih bukhari no. 6484 dalam Fathul Bari)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

2 Manfaat Mengakui Dosa Di Hadapan Allah

2 Manfaat Mengakui Dosa Di Hadapan Allah
Bismillah...

Orang yang mengira dirinya tidak salah dan tidak berdosa, maka itu menjadi awal mula kebinasaannya dan awal mula dari tanda-tanda kesalahannya.

Oleh sebab itu, salah satu rahmat Allah 'Azza wa Jalla bagi hamba-Nya adalah jika ia melakukan dosa, ia mengakui dosanya (di hadapan Allah),

Sehingga seseorang yang _mengakui dosanya akan mendapat dua manfaat:_

Pertama, memperbaiki dosa itu dengan tobat, insaf, dan istigfar.

Kedua, menganggap dirinya hina dan tidak mengagung-agungkan dirinya, serta bersikap rendah di hadapan Allah Jalla wa 'Ala.

Sesungguhnya setiap orang pasti punya dosa. Namun, terkadang seseorang yang munafik jika mengetahui dosanya, ia meremehkan dosa itu.

Sedangkan orang beriman jika tahu dosanya, ia menganggapnya besar.

Dalam atsar disebutkan bahwa _orang beriman akan melihat dosanya seperti gunung yang hampir menimpa kepalanya, sedangkan munafik melihat dosanya seperti lalat, ia mengibasnya dan tidak memedulikannya lagi._

Dosa maksudnya bukan hanya mengerjakan hal haram secara jelas, tapi juga berupa kelalaian terhadap suatu perkara–sebagaimana yang dikatakan Syeikh–baik itu dengan meninggalkan perintah atau melanggar larangan.


🎙 Syaikh Abdussalam Asy-Syuwai'ar, video Nasehat Ulama Ahlussunah Wal-Jama'ah.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

 

Share:

Monday, January 8, 2024

Mencerca Orang Muslim Merupakan Kefasikan

Mencerca Orang Muslim Merupakan Kefasikan
Bismillah...

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ زُبَيْدٍ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا وَائِلٍ

عَنْ الْمُرْجِئَةِ فَقَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ar'arah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Zubaid, ia berkata, Aku pernah bertanya kepada Abu Wa'il tentang Murji`ah, maka ia menjawab: Telah menceritakan kepadaku Abdullah, bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

"Mencerca orang muslim merupakan kefasikan, sementara memeranginya adalah suatu kekufuran".

(HR. Shahih Bukhari no. 48 dalam Fathul Bari, Kitab Iman)

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

تَابَعَهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur, ia berkata, Aku mendengar Abu Wa`il bercerita dari Abdullah, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Mencaci maki orang muslim adalah suatu kefasikan, sementara membunuhnya adalah suatu kekufuran." 

Hal ini diperkuat juga oleh riwayat Ghundar dari Syu'bah.

(HR. Shahih Bukhari no. 6044 dalam Fathul Bari, Kitab Iman)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tidak Akan Kecewa Hamba Yang Meminta Kepada Rabbnya

Tidak Akan Kecewa Hamba Yang Meminta Kepada Rabbnya
Bismillah...

• Al Imam Ibnul Qayyim -Muhammad bin Abi Bakar, wafat 751 H- رحمه الله تعالى berkata,

فَسُؤَالُ الْمَخْلُوقِ لِلْمَخْلُوقِ سُؤَالُ الْفَقِيرِ لِلْفَقِيرِ، وَالرَّبُّ تَعَالَى كُلَّمَا سَأَلْتَهُ كَرُمْتَ عَلَيْهِ، وَرَضِيَ عَنْكَ، وَأَحَبَّكَ. وَالْمَخْلُوقُ كُلَّمَا سَأَلْتَهُ هُنْتَ عَلَيْهِ وَأَبْغَضَكَ وَمَقَتَكَ وَقَلَاكَ.

Permintaan hamba kepada hamba adalah permintaan makhluk yang lemah kepada yang lemah, sedangkan Allah ﷻ, setiap kali engkau meminta kepada-Nya; maka engkau akan bertambah mulia disisi-Nya, dan Allah akan meridhoi dan mencintaimu..

Sedangkan manusia, setiap kali engkau meminta kepadanya, engkau pun akan semakin terhina dihadapannya, semakin bertambah kebencian dan ketidaknyamanan mereka kepadamu”.

(Sumber: Madarijus Salikin jilid: 2/hal. 131) 


•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• 


📲 WA alilmoe: 

https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe: https://alilmoe.com/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tiga Serangka'i (Y4hudi, Syi'4h rhafidah, Sufi)

Tiga Serangka'i (Y4hudi, Syi'4h Rhafidah, Sufi)
Bismillah...

--- SYI'4H rhafidah dengan Y4HUDI ---

Tidak ada dari aspek mana pun yang tidak sesat daripada Syi'ah rhafidah, ba'ik dari segi aqidah, syari'ah, ataupun akhlak dan mu'amalah. Syi'4h rhafidah adalah Yahudi yang menggunakan baju Islam. 

"Syi'ah rhafidah adalah Y4hudi dan Y4hudi adalah SYI'4H rhafidah".

Syi'4h rhafidah adalah produk Y4hudi melalu'i tokoh munafik Abdullah bin Saba', seorang pendeta Y4hudi yang berpura-pura masuk Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dia juga orang yang pertama menimbulkan isu kalau Ali yang lebih berhak menjadi khalifah setelah Rasulullah ﷺ wafat, malah dia juga yang pertama kali mencela sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maka itu tidak heran pula ajaran Syi'4h rhafidah mirip dengan Y4hudi. Sebagai contoh Orang Y4hudi mengatakan yang layak memegang kekuasaan adalah keluarga Dawud. Sedangkan kata Syi'4h rhafidah tidak layak menduduki imamah (kekuasaan) kecuali anak turun 'Ali bin Abi Thalib (ahlul Ba'it).

Y4hudi mengganti kitab Ta'urat dengan talmud, sedangkan SYI'4H rhafidah merubah kitab suci al-Qur'an dengan al-Jami'ah, al-Jufr dan Mushaf Fatimah.

--- SYI'4H rhafidah dengan SUFI ---

Tidak heran jika SYI'4H rhafidah dan SUFI :

--- Sama-sama hobi meninggikan kuburan...

--- Sama-sama membangun dan menghi'asi kuburan...

--- Sama-sama hobi beribadah di kuburan...

--- Sama-sama hobi meminta dan beristighotsah kepada penghuni kubur...

--- Sama-sama hobi mencari barokah di kuburan orang-orang YANG DI'ANGGAP wali...

--- Sama-sama berlindung dibalik topeng "Cinta kepada ahlul Ba'it" ata'u "Habib-habib"...

--- Sama-sama mengadakan acara Ma'ulid Nabi ﷺ...

--- Sama-sama mengadakan acara Ha'ul.

--- Sama-sama hobi shalawatan rame-rame...

--- Sama-sama sering menggambar wajah tokoh ulama'nya...

--- Sama-sama terkadang memaka'i hadits palsu...

--- Sama-sama memaka'i musik dalam ibadahnya...

--- Sama-sama menari-nari dalam ibadahnya...

--- Sama-sama bertawassul pada orang mati...

--- Sama-sama meyakini wahdatul wujud...

--- Sama-sama memiliki ilmu khusus, contohnya hakikat, ma'rifat, ladunni dsb...

--- Sama-sama memaka'i isu wahabi…


https://www.instagram.com/p/C1TP4wlvCjd/?igsh=N2ViNmM2MDRjNw%3D%3D

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Senantiasa Berniat Kepada Kebaikan

Senantiasa Berniat Kepada Kebaikan
Bismillah...

🌴🌴🌴

Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar menulis surat kepada ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, rohimahumullah,

”فإن نويت الحقّ وأردته أعانك الله عليه، وأتاح لك عمالاً، وأتاك بهم من حيث لاتحتسب، فإن عون الله على قدر النيّة، فمن تمت نيته في الخير تم عون الله له، ومن قصرت نيته قصر من العون بقدر ما قصر منه. والسلام”

Apabila kamu berniat kepada kebenaran dan menginginkannya, maka Allah akan membantumu kepada kebenaran tsb dan memberimu orang-orang yang akan membantumu kepada kebenaran tsb,, karena bantuan Allah itu sesuai niatmu..

🌴🌴🌴

Siapa yang berniat kepada kebaikan maka Allah akan membantunya, dan siapa yang kurang niatnya kepada kebaikan maka berkurang juga bantuan Allah sesuai kekurangan niatnya..

[ Az Zuhd Lil Ahmad bin Hanbal ]

🌴🌴🌴

Menjaga niat adalah perkara yang tak mudah..

Namun pengaruhnya amat besar dalam kehidupan..

Seseorang akan berbuat sesuai dengan niatnya..

Siapa yang niatnya lurus maka akan menimbulkan perbuatan yang baik..

Sebaliknya perbuatan-perbuatan yang buruk, adalah akibat dari niat-niat yang buruk..


Ditulis oleh, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/59107


=====🌴🌴🌴🌴🌴=====

Namun terkait ibadah, niat yang baik harus disertai amalan yang benar, amalan yang disyariatkan dan disunnahkan. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ». (رواه متفق عليه).

Barangsiapa beramal dengan suatu amalan, yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak. (HR. Bukhari Muslim).

Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ ». (رواه متفق عليه).

Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan (agama) kami ini, apa yang tidak ada darinya (perintahnya) maka dia (amalan tersebut) tertolak. (HR. Bukhari Muslim).

Berkata Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah ketika menjelaskan mengenai firman Allah,

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al Mulk: 2),

أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُه. قَالُوا : يَا أَبَا عَلِيٍّ مَا أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ ؟ قَالَ : إنَّ الْعَمَلَ إذَا كَانَ خَالِصًا ، وَلَمْ يَكُنْ صَوَابًا ، لَمْ يُقْبَلْ ، وَإِذَا كَانَ صَوَابًا وَلَمْ يَكُنْ خَالِصًا لَمْ يُقْبَلْ ، حَتَّى يَكُونَ خَالِصًا صَوَابًا وَالْخَالِصُ : أَنْ يَكُونَ لِلَّهِ ، وَالصَّوَابُ : أَنْ يَكُونَ عَلَى السُّنَّةِ. “مجموع الفتاوى” (1/ 333) ُ

(yaitu amalan) yang paling ikhlas dan paling benar.” Ada yang bertanya, “Wahai Abu Ali apa yang dimaksud paling ikhlas dan paling benar?” 

Al-Fudhail menjawab, “Jika amalan itu ikhlas namun tidak benar maka tidak diterima. Jika benar namun tidak ikhlas maka juga tidak diterima. Amalan yang diterima adalah yang menggabungkan antara ikhlas dan benar. Ikhlas adalah beramal karena Allah dan benar adalah sesuai sunnah.” (Majmu’ Fatawa, 3:124).

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive