Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, November 30, 2022

Sunnahnya Membuat Gembira Hati Seorang Muslim

Sunnahnya Membuat Gembira Hati Seorang Muslim
Bismillah...

Dari Umar bin Al-Khatthab bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

أفضل الأعمال إدخال السرور على المؤمن كسوت عورته وأشبعت جوعته أو قضيت له حاجة

"Seutama-utama amalan adalah "idkhalus surur" yaitu memasukkan kegembiraan dalam diri seorang mukmin, engkau beri pakaian untuk menutupi auratnya, mengenyangkannya ketika lapar, dan memenuhi kebutuhannya." 

(HR. Ath-Thabarani "Al-Mu'jamul Awsath 5/202, Syaikh Nashir "Shahih At-Targhib" 2090)

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin berkata, 

"Memasukkan kegembiraan pada diri sesama muslim termasuk perbuatan yang dianjurkan dan akan diganjar dengan pahala sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Setiap kebaikan adalah sedekah." 

(Liqa' Babil Maftuh 145)

Dan amalan ini menjadi lebih utama lagi jika diperuntukkan bagi saudara-saudara kita yang saat ini sedang ditimpa bencana.

Semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi petunjuk tawfiq kepada para pemimpin mereka.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0mUAUAuYptHkopkfV74wVasnkWmXK1wBSX2xVYcfjFa8AAzrFYb27tjUrTRLiPzAUl&id=100001764454087

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Hati-hati Dengan Penyakit Tidak Enakan

Hati-hati Dengan Penyakit Tidak Enakan
Bismillah...

Paman Nabi Shalallahu alaihi Wa sallam tidak jadi masuk Islam gara-gara tidak enakan sama Kaumnya. 

Padahal beliau tahu tentang kebenaran Islam dan bahkan sangat senang jika seandainya ada orang masuk Islam. 

Tetapi apa ? 

Dimasa ia akan meninggal ia tidak mau mengucapkan syahadat karena tidak enakan dengan kaumnya

Kita tidak akan pernah bisa berislam dengan baik kalau kebanyakan tidak enaknya ke orang lain. 

Kita tahu yang benar, tapi rasa tidak enakan ke manusia lebih kita utamakan. 

Padahal di akhirat nanti mereka tidak akan bisa menyelamatkan kita seandainya Allah mengadzab kita gara-gara perbuatan salah yang kita lakukan hanya karena rasa tidak enakan itu

Semoga Allah menguatkan diri kita untuk berislam dengan benar..

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Metode Pengajaran Yang Sukses

Metode Pengajaran Yang Sukses
Bismillah...

Pengajar laki-laki ataupun perempuan harus menempuh metode pengajaran yang sukses yang datangnya dari al-Qur'an al-Karim dan as-Sunnah yang suci untuk mendidik bangsa muslim yang terdidik dan pemberani yang mampu membela agama dan umatnya.

- Takut dan Berharap

Para pengajar harus menanamkan dalam jiwa-jiwa pelajar perasaan takut kepada Allah ’azza wajalla, karena sesungguhnya Allah itu sangat keras siksa-Nya kepada orang-orang yang bermaksiat terhadap perintah-Nya dan orang-orang yang meninggalkan kewajiban-kewajiban-Nya. Allah telah mengancam orang-orang yang sering berbuat maksiat dengan api yang membakar pada hari kiamat yaitu api yang sangat panas, jauh lebih panas dari api dunia.

Sebaliknya Allah ’azza wajalla sungguh telah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, orang-orang taat, orang-orang yang melaksanakan hak-hak Allah dengan surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, pepohonan, buah-buahan, bidadari dan yang lainnya dari macam-macam kenikmatan yang kekal. Dalil yang menunjukkan metode penggabungan antara takut dan harap, ingin dan cemas adalah ayat-ayat dan hadits-hadits sebagai berikut:

a. Allah ’azza wajalla berfirman:

نَبِّئْ عِبَادِىٓ أَنِّىٓ أَنَا ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ {٤٩} وَأَنَّ عَذَابِى هُوَ ٱلْعَذَابُ ٱلْأَلِيمُ {٥٠}

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” [QS. Al-Hijr: 49-50]

Allah ’azza wajalla juga berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ {٥٦}

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al-A'raf: 56]

Maka dalam ayat-ayat ini Allah ’azza wajalla memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya –dan doa itu ibadah– karena takut dari neraka-Nya dan berharap akan surga-Nya. Dan hendaknya seorang muslim itu antara takut dan harap sehingga akan seimbang perikehidupan pelajar serta akan baik keadaannya.

b. Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ berdoa:

اللّٰهمّ إنّي أسألك الجنّة وأعوذبك من النّار

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka.” [Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud]

Ayat-ayat dan hadits ini adalah bantahan terhadap orang-orang sufi yang mengatakan bahwa mereka itu beribadah kepada Allah tidak mengharap surga-Nya dan tidak takut kepada neraka-Nya. Seolah-olah mereka tidak mendengar al-Qur'an dan Hadits yang disebutkan di muka.


📑 Dikutip dari: Buku “Kiat Sukses Mendidik Anak” terjemah kitab Nidaa-un ilal Murabbiyyiin wal Murabbiyyaat karya asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah


Oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah


🌏 Majmu'ah Tarbiyatul Aulad

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Tips Menggapai Kebahagiaan

Tips Menggapai Kebahagiaan
Bismillah...

🌴🌴🌴

قال الإمام الشاطبي رحمه الله* :

Imam As-Syathibi rohimahullah (W 790H) mengatakan,

من علامات السعادة على العبد :

Diantara tanda-tanda kebahagiaan seorang hamba,

تيسير الطاعة عليه.

🔵 Dimudahkannya dia melakukan ketaatan kepada Allah..

وموافقة السنة في أفعاله.

🔵 Segala perbuatan atau amalnya sesuai dengan sunnah (tuntunan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam)..

وصحبته لأهل الصلاح.

🔵 Senantiasa bersahabat dengan orang-orang shalih..

وحسن أخلاقه مع الإخوان

🔵 Senantiasa berakhlak baik kepada saudaranya..

وبذل معروفه للخلق.

🔵 Murah kebaikan kepada sesamanya..

واهتمامه للمسلمين.

🔵 Mencurahkan perhatian kepada kaum muslimin..

ومراعاته لأوقاته ».

🔵 Senantiasa menjaga waktunya untuk yang (hal-hal yang) bermanfaat..

(I’thishom 2/152)

🌴🌴🌴

Semoga tanda-tanda kebahagiaan itu ada pada diri kita..

Semoga Manfaat..


Diterjemahkan oleh, Ustadz Abu Ismail Fachruddin Nu’man MA, حفظه الله تعالى


Ma’had Riyadhussholihiin, Pandeglang.


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/60291

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tuesday, November 29, 2022

Mengingat Allah dengan Sholat

Mengingat Allah dengan Sholat
Bismillah...

Allah ta'ala berfirman, 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

"Dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku". (Thoha : 14)

Allah memerintahkan hamba-Nya menegakkan sholat fardhu dengan menghadirkan hati dan menyontoh kepada sholatnya Nabi ﷺ.

Huruf lam dalam frasa "lidzikri" pada ayat tersebut berfungsi sebagai ta'lil yang menunjukkan peruntukkan atau alasan. 

Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-'Allamah As-Si'di,

وقوله: { لِذِكْرِي } اللام للتعليل أي: أقم لأجل ذكرك إياي لأن ذكره تعالى أجل المقاصد وهو عبودية القلب وبه سعادته فالقلب المعطل عن ذكر الله معطل عن كل خير

"Firman Allah, "lidzkri" lam di sini lam ta'lil maksudnya dirikanlah sholat untuk tujuan mengingat Aku. Karena mengingat Allah yang Mahatinggi adalah tujuan yang paling agung. Dan mengingat Allah merupakan ibadahnya hati dan sebab yang mendatangkan kebahagiaannya. Maka hati yang kosong dari mengingat Allah pertanda nihilnya ia dari seluruh kebaikan".

(Taisirul Karim hlm. 503)

Maka sholatlah untuk mengingat Allah, bukan meninggalkan sholat dengan alasan Anda sudah mengingat-Nya.

Wallahua'lam Bishawab...

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Pelaku Bunuh Diri Tak Ada Hubungan Dengan Keimanan?

Pelaku Bunuh Diri Tak Ada Hubungan Dengan Keimanan?
Bismillah...

Psikologis modern ala barat mengatakan,

"Pelaku bunuh diri itu sebenarnya masih memiliki keinginan untuk hidup tapi karena beban hidupnya terlalu berat, baik secara mental, psikologi dan fisik, dan beban itu sudah ngga bisa dihadapi lagi, maka mereka memilih untuk mengakhirkan hidup mereka agar melepaskan diri dari beban berat yang ada. Dan ngga ada hubungannya dengan kerasukan setan atau kemasukan Jin, dan ngga ada hubungannya dengan keimanan seseorang."

[Mental Health Foundation. The impact of spirituality on mental health.

Live Science. God Help Us? How Religion is Good (And Bad) For Mental Health.]

Saya jawab,

"Kalau dia beriman kepada Allah Azza Wa Jalla maka dia akan beriman bahwa segala bencana, kesengsaraan, kesulitan, ujian dan musibah itu datangnya dari Allah Azza Wa Jalla, Dan Allah Azza Jalla pula lah yang mampu menghilangkannya.

Kalau dia beriman kepada Allah Azza Wa Jalla, maka dia akan sabar menghadapi segala bencana, kesengsaraan, kesulitan, ujian dan musibah yang didatangkan oleh Allah Azza Wa Jalla, bukan malah bunuh diri.

Kalau dia beriman kepada Allah Azza Wa Jalla, maka dia akan meminta pertolongan kepada Allah Azza Wa Jalla untuk menghilangkan segala bencana, kesengsaraan, kesulitan, ujian dan musibah, bukan malah bunuh diri.

Karena lemahnya pemahaman Tauhid dan lemahnya Iman, maka itu mengundang Setan (Jin) untuk membisikan hatinya dan dirinya agar bunuh diri yang merupakan dosa Besar, Dan merupakan pekerjaan Setan menjerumuskan anak Adam ke dalam dosa.

Dan setan memiliki kemampuan untuk berjalan di dalam darah manusia, kemudian membisikan untuk berbuat dosa, dalam perkara ini adalah berbuat perbuatan dosa Besar, yaitu Bunuh diri.

Ngga percaya ? Mari kita simak ayat Al Quran dan Haditsnya ...

Allah Azza Jalla berfirman,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَا سِ ۙ الْخَـنَّا سِ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّا س مِنَ الْجِنَّةِ وَا لنَّا سِ

"Dari kejahatan (bisikan) setan  yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia" (QS. An-Nas [114] : 4 - 6)

Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Ghaylan : telah bercerita kepada kami 'Abdur Razaq : telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhriy, dari 'Ali bin Husain, dari Shafiyyah binti Huyay berkata, Ketika Rasulullah ﷺ sedang melaksanakan iktikaf aku datang menemui beliau di malam hari, lalu aku berbincang-bincang sejenak dengan beliau, kemudian aku berdiri hendak pulang, beliau juga ikut berdiri bersama aku untuk mengantar aku. Saat itu Shafiyyah tingal di rumah Usamah bin Zaid. (Ketika kami sedang berjalan berdua itu) ada dua orang laki-laki yang lewat, dan tatkala melihat Nabi ﷺ keduanya bergegas. Maka Nabi ﷺ, "Kalian tenang saja. Sungguh wanita ini adalah Shofiyah binti Huyay." Maka keduanya berkata, "Mahasuci Allah, wahai Rasulullah." Lalu Nabi ﷺ bersabda,

"Sesungguhnya setan berjalan lewat aliran darah dan aku khawatir setan telah memasukkan perkara yang buruk pada hati kalian berdua."

- HR. Bukhari no. 3039 | Fathul Bari no. 3281

Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من قتل نفسه بشيء عذب به يوم القيامة

Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

كان فيمن كان قبلكم رجل به جرح فجزع فأخذ سكيناً فحز بها يده فما رقأ الدم حتى مات . قال الله تعالى : بادرني عبدي بنفسه حرمت عليه الجنة

Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati. Allah Ta’ala berfirman: ”Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga” (HR. Bukhari no. 3463, Muslim no. 113).

Dan bisa jadi, dampak stress berat atau depresi berkepanjangan yang dialami oleh Pelaku Bunuh Diri juga akibat bisikan Setan (Jin) yang menutup akalnya dan membuat kalut pikiran seseorang, sehingga tidak dapat berpikiran jernih, yang dilihatnya hanyalah Hawa Nafsu untuk mencari jalan yang paling mudah terlepas dari beban yang ada, yaitu Bunuh Diri.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02xvvYxrScm34eqvpoewjqvxHZaMSesvv8WT3i2WTXXD3kfuzgSpDAvVJEh6B8nqB7l&id=100081182600047

Atha bin Yussuf

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Jam Digital Masjid Mematikan Sunnah

Jam Digital Masjid Mematikan Sunnah
Bismillah...

Adanya jam digital yang ada dimasjid-masjid di zaman sekarang ini yang sudah diprogram khusus kapan waktu adzan dan kapan waktu iqamah, memang satu sisi ada manfaatnya, namun disisi lain ada mudharatnya. 

Diantara kemudharatannya adalah ketika muadzin lambat adzan, selesai adzan langsung iqamah, dikarenakan waktu iqamah di jam digital sudah bunyi. Akhirnya jamaah tidak sempat shalat sunnah dan tidak sempat berdoa. Padahal antara adzan dan iqamah ada shalat sunnah, baik yang muakkad maupun yang ghoiru muakkad dan juga ada waktu yang doa pasti diijabah, yakni waktu antara adzan dan iqamah. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثَلَاثًا لِمَنْ شَاءَ

"Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada shalat” (Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya) tiga kali, bagi orang yang menghendaki”. (HR. Al-Bukhari). 

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إن الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة فادعوا." رواه الترمذي (212) وأبو داود (437) وأحمد (12174) – واللفظ له – وصححه الألباني في صحيح أبي داود 

"Sesungguhnya doa itu tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah". (Shahih Tirmidzi 212, Abu Daud 12174, Ahmad 12174). 

Seharusnya para pengurus masjid, muadzin, imam dan jamaah masjid tidak tunduk dan taat dengan jam digital. Kalau muadzin lambat adzan, berilah kesempatan para jamaah untuk shalat sunnah dan berdoa antara adzan dan iqamah, jangan langsung iqamah dikarenakan jam digital sudah menunjukkan waktu iqamah. 

Berapa jarak ideal waktu antara adzan dan iqamah?

Yang paling ideal dan mengikuti sunnah adalah seukuran orang buang hajat menyelesaikan hajatnya atau orang makan menyelesaikan makannya dengan tenang. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

اجْعَلْ بَيْنَ أَذَانِكَ وَإِقَامَتِكَ نَفَسًا قَدْرَ مَا يَقْضِي الْمُعْتَصِرُ حَاجَتَهُ فِي مَهْلٍ , وَ قَدْرَ مَا يَفْرُغُ الْآكِلُ مِنْ طَعَامِهِ فِي مَهْلٍ

"Jadikanlah antara adzanmu dengan iqamahmu kelonggaran seukuran mu’tashir (orang yang buang hajat) menyelesaikan hajatnya dengan tenang dan seukuran orang yang sedang makan menyelesaikan makannya dengan tenang!” (HR. At-Tirmidzi - Hadits Hasan, Silsilah Al-Haadits Ash-Shahiihah No. 887).

Al-Mu’thashir disini adalah (orang) yang butuh buang air besar, untuk bersiap-siap (melaksanakan) shalat. (Kalimat) itu berasal dari kata (al-ashr) atau (al-ashar), yaitu (orang) yang berlindung dan yang bersembunyi.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02pGzdbPgRyVXBdbfwkac2FR9tqAkkGRfThUwfXykQEZUuXEY69YbQiysDYRks2vpYl&id=100009878282155

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/11/jam-digital-masjid-mematikan-sunnah.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Apa Tujuan Kita Mempelajari Tafsir Al-Qur'an?

Apa Tujuan Kita Mempelajari Tafsir Al-Qur'an?
Bismillah...

Tafsir secara bahasa berasal dari kata "al-fasr" yang maknanya "al-iidhaah wal kasyf" yaitu penjelasan dan menyingkap. 

Sedangkan menurut istilah "bayaanu ma'aanil qur'anil kariim" yaitu penjelasan makna ayat-ayat Al-Qur'an.

Mempelajari tafsir bukan sekedar untuk memperkaya wawasan akan tetapi memiliki tujuan yang agung sebagaimana yang disampaikan para ulama antara lain Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin,

والغرض من تعلم التفسير هو الوصول إلى الغايات الحميدة والثمرات الجليلة وهي التصديق بأخباره والانتفاع بها وتطبيق أحكامه على الوجه الذي أراده الله ؛ ليعبد الله بها على بصيرة

"Tujuan mempelajari tafsir Al-Qur'an untuk mengantarkan seseorang mencapai maksud yang terpuji dan keutamaan yang mulia yaitu tashdiq (membenarkan) berita-berita Al-Qur'an dan mengambil pelajaran darinya dan merealisasikan hukum-hukumnya sebagaimana yang Allah kehendaki sehingga dia dapat beribadah kepada Allah dengan ilmu dan pemahaman yang benar." (Ushul Fit Tafsir hlm. 29)

Siapa yang mempelajari Al-Qur'an bukan untuk tujuan yang benar, kelak Al-Qur'an akan menjadi musuhnya pada hari kiamat. 

Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan,

والقرآن حجة لك أو عليك

"Al-Qur'an itu akan menjadi hujjah yang membelamu atau hujjah yang akan membantahmu." (HR. Muslim 223)

Al-Qur’an menjadi hujjah yang membela kita, jika kita mengamalkan kandungannya. Al-Qur’an akan menuntut kita, jika kita tidak mengamalkannya. Al-Qur’an akan menjadi musuh pada hari kiamat bagi orang-orang yang membaca dan menghafalnya saja, namun menyelisihi dan tidak mengamalkannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـٰذِهِ إِيمَانًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ﴿١٢٤﴾ وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ ﴿١٢٥﴾

Dan apabila diturunkan kepada engkau sebuah surat dari surat-surat Al-Qur’an, maka diantara manusia ada yang mengatakan, ‘Siapa di antara kalian yang bertambah imannya dengan turunnya surat tersebut?’ Maka Allah mengatakan, ‘Adapun orang-orang yang beriman maka mereka akan bertambah keimanan mereka dengan turunnya surat tersebut dan mereka akan bergembira dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun orang yang di dalam hati mereka terdapat penyakit, maka Allah akan menambahkan baginya kekufuran di atas kekufuran sehingga mereka akan meninggal dalam kondisi kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.’” (QS. At-Taubah[9]: 124)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (QS. Thaaha [20]: 124).


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02RThJ9fZGvGMtJysCV4XgLhU4yVWmG7qYgQ3Utcmogp5mwYChwuYQcL7LHcYwhe5Jl&id=100001764454087&mibextid=Nif5oz

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Monday, November 28, 2022

Apa Itu Amal Shaleh?

Apa Itu Amal Shaleh?
Bismillah...

Hampir tiap hari sering kita mendengar kata amal shaleh, sebenarnya amal shaleh itu apa dan apa kriteria suatu amal disebut amal shaleh?

Amal shaleh adalah amal yang ikhlas dan amal yang benar. Amal yang terbebas dari riya dan mengikuti syariat (sunnah) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sedangkan amal yang dua-duanya tidak ada (tidak ikhlas dan tidak benar) atau salah satunya tidak ada, maka bukan disebut amal shaleh, tetapi amal thaleh (rusak atau buruk).

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah :

فالعملُ الصالحُ هوَ الْخالِى مِن الرياءِ المُقَيَّدُ بِالسُّنةِ

"Maka amal shaleh itu adalah amal perbuatan yang terlepas dari riya’ dan yang terikat dengan sunnah". (Ad-Daa’ Wa Ad-Dawaa’  202).

Allah Ta’ala berfirman :

{قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا }

Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya sembahan kalian adalah sembahan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".  (QS. Al Kahfi: 110).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

وَهذانِ ركُنَا العملِ المتقَبَّلِ. لاَ بُدَّ أن يكونَ خالصًا للهِ، صَوابُا  عَلَى شريعةِ رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم.

"Dan Ini adalah dua rukun amalan yang diterima, yaitu harus ikhlas karena Allah dan harus sesuai dengan syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. (Tafsir Ibnu Katsir).

Dan Allah Ta'ala berfirman .:

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا

"Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya". (QS. Al-Mulk: 2)

Berkata Al Fudhail bin 'Iyad rahimahullah:

U:; الْفُضَيْل بْنُ عِيَاضٍ : أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُه. قَالُوا : يَا أَبَا عَلِيٍّ مَا أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ ؟  قَالَ : إنَّ الْعَمَلَ إذَا كَانَ خَالِصًا ، وَلَمْ يَكُنْ صَوَابًا ، لَمْ يُقْبَلْ ، وَإِذَا كَانَ صَوَابًا وَلَمْ يَكُنْ خَالِصًا لَمْ يُقْبَلْ ، حَتَّى يَكُونَ خَالِصًا صَوَابًا وَالْخَالِصُ : أَنْ يَكُونَ لِلَّهِ ، وَالصَّوَابُ : أَنْ يَكُونَ عَلَى السُّنَّةِ. “مجموع الفتاوى” (1/ 333) ُ

Yaitu amalan yang paling ikhlas dan paling benar.” Ada yang bertanya, “Wahai Abu Ali apa yang dimaksud paling ikhlas dan paling benar?”  Al-Fudhail menjawab, “Jika amalan itu ikhlas namun tidak benar maka tidak diterima. Jika benar namun tidak ikhlas maka juga tidak diterima. Amalan yang diterima adalah yang menggabungkan antara ikhlas dan benar. Ikhlas adalah beramal karena Allah dan benar adalah sesuai sunnah.” (Majmu’ Fatawa, 3:124)

Berkata Syekh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

"إصابة السنة أفضل من كثرة العمل، ولهذا قال الله تعالى: ( ليبلوكم أيكم أحسن عملاً ) ولم يقل: أكثر. عملا

"Mencocoki sunnah lebih utama dari pada banyaknya amalan, oleh karena itu Allah ta'ala berfirman:

ليبلوكم أيكم أحسن عملا

"Supaya Dia menguji kalian, siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya” (QS. Al Mulk: 2)

Dan (Allah) tidaklah berfirman: yang lebih banyak amalnya". (Shifatush Sholah hal. 169).

Sahabat Umar Bin Khattab radhiyallahu anhu senantiasa berdoa agar amalannya termasuk amal yang shaleh, amal yang ikhlas dan amal yang benar. Maka sudah seharusnya dan sepantasnyalah kita lebih banyak lagi berdoa, agar amalan kita termasuk amalan yang shaleh, agar amalan kita diterima Allah Ta'ala.

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah, diantara doa Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu adalah

اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِى كلَّهُ صَالحِاً وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصاً وَلاَ تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيْهِ شَيْئاً

"Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal shalih dan jadikanlah amalanku hanya murni untuk wajah-Mu dan janganlah jadikan dalam amalku sedikitpun untuk seorang makhluk". (Al Jawab Al Kafi). 


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid02x9GqWuKirviytwupKf17U5MSErejG4yaBgzu92wfcungYRfCWZBAmdFvj5oyzPBJl/

AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Jangan Bawa-bawa Agama

Jangan Bawa-bawa Agama
Bismillah...

Lo, agama itu harus dibawa dan selalu melekat kemanapun anda pergi.

Jangan sampai anda menjadi orang ateis alias tak beragama di saat anda sedang di kantor, atau di pasar, atau di tempat kerja anda.

Terapkan nilai nilai agama anda dimanapun anda berada, agar anda menjadi manusi yang terhormat dan mulia lagi berakhlaq mulia di manapun anda berada.

Kawan! tahukah anda bahwa yang membedakan manusia dari hewan adalah adanya nilai nilai agama dalam setiap sendi kehidupan anda?

Dahulu Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya adalah orang orang cerdas, bahkan sebagai kepala sukunya, namun karena mereka menolak agama Allah maka disamakan dengan hewan, yang hanya berorientasi pada menuruti nafsunya, makan, minum, melampiaskan seks, tidur, bangun layaknya hewan. 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ 

"Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka". (Muhammad 12)

Jadi bawa dan gunakan agama anda dalam setiap sendi kehidupan anda, sehingga ajaran agama anda menjadi salah satu standar primer anda dalam mengambil sikap.

Semoga dengan demikian, Allah berkenan menetapkan agama anda dalam diri anda hingga ajal menjemput anda.


https://www.facebook.com/100044302190144/posts/pfbid01MG3wFo8u9kKcat3RXF2HmrKnd8GbwmR1tUWncjQe5LUVrwis2XNS2PJfrcK1Lcql/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sahabatmu Adalah Masa Depanmu!

Sahabatmu Adalah Masa Depanmu!
Bismillah...

Pilihlah sahabat yang baik dan benar, menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah bukan logika. Mengajak dalam kebaikan bukan keburukan, mengajak ke akhir yang baik bukan kebinasaan, menasehati ketika salah bukan membiarkan..

• Allah ﷻ berfirman,

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar". (QS At-Taubah : 119)

💎 TEMAN YANG UTAMA 💎

"Dia membawamu kepada kebaikan dan melarangmu dari keburukan. Dia membuka pintu kebaikan dan menunjukkanmu padanya. Bila engkau tergelincir, maka dia menyelamatkanmu dengan cara yang tidak menjatuhkan kemuliaannya". (Syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitabnya “Hilyah thaalib al-‘ilm“, hal.23)

• Umar bin Khaththab* رضي الله عنه *berkata,

‎ما أعطي بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح، فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

Tiada setelah nikmat Islam yang lebih baik daripada nikmat seorang teman yang shalih, jika kalian menemukan cinta itu pada temannya, maka hendaklah dia berpegang erat dengannya”.

• Imam Asy Syafi’i رحمه الله تعالى berkata,

‎إذا كان لك صديق -يعينك على الطاعة- فشد يديك به؛ فإن اتخاذ الصديق صعب ومفارقته سهل

Jika engkau mempunyai teman yang membantumu kepada keta’atan, maka eratkanlah peganganmu padanya, karena mendapatkan teman itu sulit, sedangkan berpisah darinya sangat mudah”. (Hilyatul Aulia: 4/101)


Semoga kita memiliki sahabat yang membawa kita kepada keta'atan..

---------------

Donasi dakwah & sosial:

Rekening Bank Syariah Indonesia

| Kode Bank : 451

| no.rek 7700078781

| Atas Nama YYS Bikers Sunnah (Mulazamah Online)

📲 Mohon setelah transfer konfirmasi via whatsapp ke : wa.me/6282112209994

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sunday, November 27, 2022

Tips Agar Dicintai Manusia

Tips Agar Dicintai Manusia
Bismillah...

Jika seseorang memilki harta, kedudukan, pangkat, jabatan dan apa saja yang dia miliki dalam urusan dunia, jangan berusaha untuk mengambil apa-apa yang ada di tangannya. Biarkan saja dengan apa yang dia miliki. Niscaya dia akan mencintaimu. 

Namun sebaliknya, jika hartanya direbut, pangkat, kedudukan dan jabatannya diambil alih, sudah dipastikan dia tidak akan suka dan membencimu. Jangankan diambil atau direbut dunianya, disaingi saja usahanya dengan usaha yang serupa, sudah menimbulkan kebencian, kemarahan dan kemurkaannya. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ازْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ

"Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia (berpalinglah dari dunia yang mereka miliki), mereka akan mencintaimu". (HR. Ibnu Majah. Hadits Hasan). 

Berkata Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiyallahu anhu,

وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ

"Dan zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia (berpalinglah dari dunia yang mereka miliki), mereka akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah.Hadist Hasan). 

Al-Imam Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, 

لا يزال الناس يكرمونك ما لم تأخذ ما في أيديهم، فإذا فعلت ذلك استخفوا بك وأبغضوك وكرهوا حديثك.

"Manusia akan selalu memuliakanmu selama engkau tidak mengambil apa-apa yang ada di tangan mereka, jika engkau melakukan hal itu maka mereka akan merendahkan dirimu, membencimu dan tidak suka berbicara denganmu". (Hilyatul Auliya', III/20). 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1839349853070940&substory_index=0&id=100009878282155

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/11/tips-agar-dicintai-manusia.html


Bahasan terkait Dunia datang, mereka lari darinya

https://www.facebook.com/100009878282155/posts/1495281644144431/


Orang kaya yang zuhud

https://www.facebook.com/100009878282155/posts/1738866579785935/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 13

Bismillah...

👉🏼  Perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak ada perintah dari beliau, maka hukumnya tidak wajib.

Perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak semuanya sama hukumnya. Namun terbagi menjadi 6 macam:

1. Perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bersifat tabiat manusiawi.

Seperti selera makan, gaya berjalan dsb, Maka kita tidak diwajibkan untuk mengikutinya. Kecuali bila disana ada nilai ibadahnya seperti tidur di atas wudlu, tidur di atas rusuk yang kanan dll, maka ini disunnahkan.

2. Perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang berasal adat istiadat.

Contohnya : bentuk pakaian dsb. Maka yang sunnah adalah mengikuti adat istiadat setempat selama tidak menyalahi syariat.

3. Perbuatan Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam dalam rangka mempraktekan perintah Allah.

Hukumnya sesuai perintah tersebut. jika perintah tersebut wajib, maka perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu pun wajib. Contoh :  Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  mengusap seluruh kepala ketika berwudlu, mempraktekan perintah Allah untuk mengusap kepala.

4. Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bersifat ta'abbudiy.

Seperti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa tiga hari setiap bulan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sholat ba'da 'ashar dua rokaat dan lain sebagainya.

5. Perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang khusus untuk beliau tanpa umatnya.

Contohnya, menikah lebih dari empat istri dan sebagainya.

6. Perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang masih diragukan apakah termasuk ibadah atau adat.

Seperti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanjangkan rambut sebahu.. Para ulama berbeda pendapat apakah itu sunnah atau tidak. jumhur berpendapat tidak sunnah.


Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


Dari kitab "Syarah Mandzumah Ushul Fiqih", yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin, رحمه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Keadaan Orang Yang Mengambil Rezeki Yang Haram

Keadaan Orang Yang Mengambil Rezeki Yang Haram
Bismillah...

🌴🌴🌴

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

ما أخذ العبد ما حرم عليه إلا من جهتين: إحداهما: سوء ظنه بربه، وأنه لو أطاعه وآثره لم يعطه خيراً منه حلال. والثانية: أن يكون عالماً بذلك، وأن من ترك لله شيئاً أعاضه خيراً منه (أعطاه خيراً منه)، لكن تغلب شهوته صبره، وهواه عقله. فالأول من ضعف علمه، والثاني من ضعف عقله وبصيرته.

Hamba yang mengambil rezeki yang haram ada dua keadaan :

🌴🌴🌴

1. Berburuk sangka kepada Robbnya bahwa jika ia mentaati-Nya, Allah tidak akan memberinya ganti dengan yang lebih baik dari yang halal.

🌴🌴🌴

2. Ia berilmu tentang itu. Bahwa orang yang meninggalkan yang haram akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik dari itu, namun..

1. kesabarannya kalah oleh syahwatnya,

2. akalnya ditutupi oleh hawa nafsu.

🌴🌴🌴

Yang pertama akibat lemahnya ilmu (tentang Allah).. dan yang kedua akibat lemah akal dan bashirohnya..

(Al Fawaid hal 62)


Diterjemahkan oleh, Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


======🌴🌴🌴🌴🌴======

Allah Ta’ala berfirman:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui” (QS. Al Baqarah: 268).

Dalam surah Al-Baqarah disebutkan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disebutkan oleh salah seorang sahabat,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5:363)


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/60166

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Saturday, November 26, 2022

Sifat Hamba yang Saleh

Sifat Hamba yang Saleh
Bismillah...

Sifat orang-orang yang saleh yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur'an yang paling utama adalah yang mendasari amal perbuatannya dengan keimanan. 

Allah ta'ala berfirman,

يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu orang-orang yang saleh." (QS. Ali-Imran: 114)

Amalan seperti itu yang dikatakan sebagai amalan saleh yang akan bermanfaat bagi pelakunya. Sehingga para ulama mengatakan,

العبرة بالنية والقصد والهدف

"Bahwa yang menjadi ibrah itu niat, maksud dan tujuan."

Keimanan yang benar sesuai petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bersihnya hati dari kesyirikan adalah yang menjadi timbangan utamanya. Bukan seberapa banyak amalan yang dikerjakan, bukan pula sekedar rutinitas belaka. 

Siapa yang beramal tetapi hatinya kosong dari iman maka ibarat kulit tanpa isi jasad tanpa ruh tidak akan berguna.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0n9Fz3HYe3bN3om2C3xJ2SHGkXV2TSKX4H1yDDh8eLchwukFG6E53RjZSw8Nreme5l&id=100001764454087

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 12

Bersiwak itu mensucikan mulut dan mendatangkan keridhoan Robb
Bismillah...

👉🏼  Apabila disebutkan keutamaan suatu amal dalam sebuah dalil tanpa ada perintah, maka hukumnya sunnah bukan wajib.

Contohnya hadits:

السواك مطهرة للفم مرضاة للرب

Bersiwak itu mensucikan mulut dan mendatangkan keridhoan Robb.” (HR Ahmad)

Contohnya juga hadits:

من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة

Barang siapa yang menghilangkan salah satu kesusahan mukmin, maka Allah akan hilangkan salah satu kesusahannya di hari kiamat..”  (HR Muslim).

Contohnya juga hadits:

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال فكأنما صام الدهر

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan lalu diikuti enam hari syawal, maka seakan akan berpuasa setahun penuh..”  (HR Muslim)

Diantara contohnya juga puasa tiga hari setiap bulan, puasa senin kamis dan lain sebagainya.

Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, November 25, 2022

Sudah Senior Untuk Mengaji

Sudah Senior Untuk Mengaji
Bismillah...

Sebagian orang enggan datang ke kajian, karena merasa sudah senior, sudah banyak tau agama, penggagas sekolah, madrasah, pesantren, televisi dakwah, radio dakwah maupun yayasan.

Dulu...

Awal mengenal dakwah, kemana kajian didatangi, tak kenal panas dan hujan, siang dan malam, pokoknya dimana ada kajian, di sana ada dia.

Roda zaman pun berputar, sekumpulan kecil para ikhwan dan akhwat di masa lalu, menjadi ratusan bahkan ribuan dimasa sekarang. Bilamana dahulu hanya satu majlis dikejar kesana- kemari, sekarang sudah menjadi belasan majlis yang makmur dengan ilmu. Bila dahulu hanya ada satu musholla kecil yang numpang-numpang kajian, kini masjid-masjid yang makmur dengan kajian sudah menjamur dimana-mana.

Namun sayang seribu sayang, majlis hanya didominasi para penimba ilmu yang baru merasakan lezatnya hijrah dan nikmatnya, bermajlis dihadapan para asatidzah. Adapun para senior dan para punggawa dakwah di masa silam, seolah hilang ditelan bumi, hanyut dengan berbagai bentuk kesibukan.

Sahabat, sungguh kami merindukan kehadiranmu di tengah-tengah kami, seperti masa-lalu yang pernah kita jalani bersama, dimasa kita masih sedikit, tak punya apa-apa selain Allah.

Sahabat, menghadiri kajian itu tak ada hubungan dengan seberapa lama dirimu sudah mengenal salaf, karena hubungannya adalah dengan rahmat Allah yang luput darimu, sakinah dan naungan malaikat yang lepas darimu. 

Hubungannya adalah terputusnya engkau dari taman-taman surga, dan lenyapnya namamu untuk dibanggakan Allah di atas langit sana, di alamnya malaikat.

Sahabat tidakkah engkau ingat sabda Nabi menjelaskan turunnya rahmat dan ampunan Allah pada majlis-majlis zikir dan ilmuً walaupun seseorang yang banyak dosa datang kebetulan ke majlis tersebut tanpa niat dan duduk bersama mereka , sebagaimana dalam hadis qudsi Allah berfirman:

هم الجلساء لا يشقى جليسهم

"Merekalah sebaik-baik majlis dan takkan pernah celaka orang yang bersama mereka selamanya”.

Tidakkah dikau bersedih hati melihat orang-orang lain berebut datang meraih keutamaan ilmu, iman dan amal sholeh, sementara engkau jauh tertinggal di belakang tembok-tembok rumahmu.

Semoga Allah mengembalikan enngkau kepada taman-taman surgaNya.


Batam, 29 Rabius Tsani 1444/24 Nov 2022


Abu Zubair Ahmad Ridwan My.


https://www.facebook.com/100001105385773/posts/pfbid0JcPSNAtjuZpH2yhGS4zLxfYS4cRafeAspok9kLueqHJNmmPqkVbDPGZRLPBQqUNyl/?mibextid=Nif5oz

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Generasi Emas Umat Ini, Generasi Salafush Shalih

Generasi Emas Umat Ini, Generasi Salafush Shalih
Bismillah...

Siapapun dia pasti mengakui bahwa generasi emas umat ini, generasi salafush shalih, dimana mereka selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian ulama salaf mengatakan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 232)

Tindakan mereka ini merupakan perwujudan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan, permohonan dan bentuk ketawakkalan mereka kepada-Nya. Tentunya, mereka tidak hanya berdo’a, namun persiapan menyambut Ramadhan mereka iringi dengan berbagai amal ibadah.

Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan,

شهر رجب شهر للزرع و شعبان شهر السقي للزرع و رمضان شهر حصاد الزرع

Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 130.)

Sebagian ulama yang lain mengatakan,

السنة مثل الشجرة و شهر رجب أيام توريقها و شعبان أيام تفريعها و رمضان أيام قطفها و المؤمنون قطافها جدير بمن سود صحيفته بالذنوب أن يبيضها بالتوبة في هذا الشهر و بمن ضيع عمره في البطالة أن يغتنم فيه ما بقي من العمر

Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.

(Lathaaiful Ma’arif hal. 130.)


© 2022 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/4150-persiapkan-diri-menyambut-ramadhan.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Penangkal Bencana

Penangkal Bencana
Bismillah...

Negeri Jepang, termasuk negeri yang super hebat dalam persiapan menghadapi bencana alam, seperti gempa, tsunami, banjir dan lain sebagainya. 

Namun ada yang lebih hebat lagi dalam menangkal turunnya bencana, musibah atau malapetaka yang disyariatkan dalam agama islam. 

PERTAMA, perbanyak istighfar dan meminta ampunan kepada Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Dan tidaklah Allah akan MENGAZAB mereka, sedangkan mereka MEMINTA AMPUN" . (QA. Al-Anfal: 33). 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

العَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللهِ مَا اسْتَغْفَرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ

Seorang hamba dalam keadaan aman dari AZAB ALLAH selagi ia masih MEMOHON AMPUN kepada Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad. Hadits Hasan).

Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu berkata:

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

Tidaklah musibah (bencana/malapetaka) tersebut turun melainkan karena dosa dan tidaklah bisa musibah tersebut terangkat kecuali dengan taubat.” (Al-Jawabul Kaafi, h. 87)

Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

‏أخبر الله سبحانه أنه لا يعذب مستغفراً، لأن الاستغفار يمحو الذنب الذي هو سبب العذاب، فيندفع العذاب)) اهـ.

Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia tidak akan MENGAZAB orang yang BERISTIGHFAR, karena Istighfar dapat menghapuskan dosa yang mana dosa adalah penyebab siksaan, maka tercegahlah siksaan (dengan sebab Istighfar).” [Majmu’ al-Fatawa (8/163)].

KEDUA, perbanyak bersedekah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ ، وَصَدَقَةُ السِّرِّتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُر

"Perbuatan baik mencegah kejadian buruk dan SEDEKAH yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb dan menyambung silaturrahim akan menambah umur". (HR. Ath Thabrani. Hadits Hasan). 

Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, 

ﻓﺈﻥ ﻟﻠﺼﺪﻗﺔ ﺗﺄﺛﻴﺮا ﻋﺠﻴﺒﺎ ﻓﻲ ﺩﻓﻊ ﺃﻧﻮاﻉ اﻟﺒﻼء ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﻦ ﻓﺎﺟﺮ ﺃﻭ ﻣﻦ ﻇﺎﻟﻢ ﺑﻞ ﻣﻦ ﻛﺎﻓﺮ. فإن الله تعالى يدفع بها عنه أنواعا من البلاء

"Sesungguhnya SEDEKAH memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menolak berbagai macam MUSIBAH (bencana/malapetaka), walaupun dilakukan oleh seorang yang jahat atau zalim, bahkan orang kafir sekalipun. Maka sesungguhnya Allah Ta'ala menangkal dengan SEDEKAH tersebut berbagai macam MUSIBAH

وهذا أمر معلوم عند الناس خاصتهم وعامتهم وأهل الأرض كلهم مقرون به لأنهم جربوه

Ini adalah perkara yang diketahui oleh manusia secara khusus maupun secara umum. Penduduk bumi semuanya mengakui hal tersebut karena mereka sendiri mengalaminya". (Al-Wabil ash-Shayyib, hlm. 31). 

Dan Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, 

أَنَّهَا تَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ وَتَدْفَعُ البَلاَءَ حَتَّى إِنَّهَا لَتَدْفَعَ عَنِ الظَّالِمِ 

Sesungguhnya BERSEDEKAH itu mencegah KEMATIAN yang jelek, menangkal MUSIBAH (bencana), sampai sedekah itu melindungi dari orang yang ZALIM

قاَلَ إِبْرَاهِيْمُ النَّخَعِي: وَكَانُوْ يَرَوْنَ أَنَّ الصَّدَقَةَ تَدْفَعُ عَنِ الرَّجُلِ الظَّلُوْمِ ,وَتُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ وَتَحْفَظُ المَالَ وَتَجْلِبُ الرِّزْقَ وَتُفْرِحُ القَلْبَ وَتُوْجِبَ الثِّقَّةَ بِاللهِ وَحُسْنَ الظَّنِّ بِهِ

Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, ‘Orang-orang dahulu memandang bahwa sedekah akan melindungi dari orang yang suka berbuat zalim.’ Sedekah juga akan menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezeki, membuat gembira hati, serta menyebabkan hati yakin dan berbaik sangka kepada Allah.” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin).

Berkata Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, 

باكِروا بالصدقةِ فإنَّ البلاءَ لا يَتخطى الصدقةَ

"Bersegeralah untuk bersedekah, karena sesungguhnya musibah (bencana) tidak mampu mendahului sedekah". (Sunan Kubro Al Baihaqy). 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02Y49VZESWsdqPXz3kykQfVub16aRV6CV4UptQ6o3GC4w8J7gaTyzh3wwLa8HskjgBl&id=100009878282155&mibextid=Nif5oz

AFM

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/11/penangkal-bencana.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, November 24, 2022

Dua Kalimat Yang Mulia

Dua Kalimat Yang Mulia
Bismillah...

Berbahagialah lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah ta'ala, sungguh ia telah menggunakan nikmat lisannya untuk ketaatan kepada Allah dengan memuji-Nya. Allah 'azza wa jalla telah berfirman dalam kitab-Nya:

وَالذَّاكِرِيْنَ اللَّهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا

Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung.” (QS. al-Ahzaab [33]: 35)

Diantara dzikir yang mulia adalah ucapan “subhanallah (Maha Suci Allah)”. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah mengatakan bahwa ucapan “subhanallah” bermakna mensucikan Allah dari apapun yang tidak cocok dengan-Nya berupa setiap kekurangan. Dan ucapan “subhanallah” mengharuskan peniadaan sekutu, istri, anak, dan semua sifat-sifat yang rendah. (Fathul Bari 14/454)

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ)) [متفق عليه: ب 6682، م 2694]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan amal, dan dicintai oleh Allah ar-Rahman: ‘Subhaanallaahi wabihamdih, subhaanallaahil ‘adziim’ (Maha Suci Allah dan bagi-Nyalah segala pujian, Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari 6682 dan Muslim 2694)

Dalam hadits diatas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan salah satu lafadz dzikir dan keutamaannya yang begitu besar. Dua kalimat yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam begitu ringan di lisan. Ya, ia hanya dua kalimat saja, dan lihatlah keutamaannya. Maka ini adalah kabar gembira untuk kita kaum muslimin, yang bisa kita lakukan bersama kegiatan kita yang lain di banyak pekerjaan kita, semisal petani, nelayan, polisi dan penjaga keamanan, pedagang, sopir dan pengendara, pegawai kantoran, ibu rumah tangga, dan yang lainnya.

Keutamaan yang mestinya menjadi motivasi bagi kita untuk memperbanyak mengucapkannya. Dimana di sisi lain, lisan merupakan salah satu anggota badan yang banyak menjerumuskan pelakunya kepada keburukan, bahkan menjadi penyebab masuk ke dalam neraka. Betapa tidak, dari sanalah muncul kebohongan dan kedustaan, persaksian dan sumpah palsu, membicarakan keburukan orang lain, mencela, mengumpat, mengadu domba, menuduh tanpa bukti, berbicara tanpa ilmu, dan berbagai dosa serta bencana lainnya. Tak heran jika Nabi kita yang mulia 'alaihis shalatu wasallam sangat memperingatkan kita dari bahaya lisan ini.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا يَزِلُّ بِهَا فِيْ النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang belum jelas apakah itu baik atau buruk, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari 6477 dan Muslim 2988)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِم

Bukankah manusia tersungkur di atas wajah mereka atau hidung mereka tidak lain disebabkan karena lisan mereka?!” (HR. at-Tirmidzi 2616, Shahihut Targhib wat Tarhib 2866)

Maka hendaknya kita memperbanyak kebaikan dengan lisan kita; dengan banyak berdzikir dan menggunakannya untuk berkata-kata yang baik, serta menjaganya dari ucapan yang buruk.

Ingatlah, meski hanya dua kalimat, keduanya lebih baik dari sekian banyak ucapan yang keluar dari lisan kita. ‘Subhaanallaahi wabihamdih, subhaanallaahil ‘adziim’. Semoga Allah menjadikan kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang selalu berdzikir mengingat-Nya. Aamiin.


Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Channel Telegram : https://t.me/ahsanary

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Aku Suka Caramu

Wahai Muslimah..Aku Suka Caramu
Bismillah...

Yang tak pernah tertarik tunjukkan wajahmu..

Tak pernah tergoda tampilkan kecantikanmu..

Tak pernah ingin menunjukkan kelebihanmu..

Kamu selalu berkata, buat apa??

Jika hanya dicintai karena rupa.. 

Mendapatkan sanjungan yang pura-pura..

Hanya untuk mendapat simpati belaka..

Tampilanmu apa adanya..

Tak pernah mengharap pujian semata..

Diammu adalah pesona..

Menjaga dirimu agar terlihat berharga..

Kamu selalu menarik..

Tak harus banyak gaya agar dibilang cantik..

Karena Tuhan tidak menilaimu dari fisik..

Kamu wanita penuh inspirasi..

Yang memilih diam saat dibenci..

Memilih mengalah saat dicaci..

Menutup diri agar tak mudah jatuh hati..

Kamulah wanita tangguh..

Menjaga hatimu agar selalu utuh..

Bukan karena kamu angkuh..

Tapi itulah caramu agar tetap teguh..


Wahai Muslimah..Aku suka caramu...

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Fitnah Kuburan dan Fitnah Gambar Orang Shalih yang Sudah Wafat

Fitnah Kuburan dan Fitnah Gambar Orang Shalih yang Sudah Wafat
Bismillah...

Dari Aisyah radhiyallahu'anha, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang gereja di Habasyah yang di dalamnya ada banyak gambar makhluk bernyawa, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إن أولئك إذا كان فيهم الرجل الصالح فمات بنوا على قبره مسجدا وصوروا فيه تلك الصور فأولئك شرار الخلق عند الله يوم القيامة

Sesungguhnya mereka (orang-orang Nashara) apabila di tengah-tengah mereka ada orang shalih wafat, mereka bangun tempat ibadah di atas kuburannya, dan mereka buat di dalamnya gambar-gambar, mereka sejelek-jelek makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari 417 dan Muslim 528)

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin menjelaskan, 

"Mereka telah mengumpulkan dua fitnah yaitu fitnah kuburan dan fitnah gambar hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. 

Fitnah kuburan yaitu dengan membangun tempat ibadah di atasnya dan fitnah gambar yaitu membuat gambar-gambar orang shalih. 

Dikatakan fitnah karena kedua perkara tersebut menjadi sebab berpalingnya manusia dari mentauhidkan Allah. "Mereka sejelek-jelek makhluk di sisi Allah" lantaran perbuatan mereka menjadi sarana yang menjerumuskan manusia kepada kesyirikan dan kekufuran." 

(Al-Qaulul Mufid 1/395)

Demikian pula fitnah yang menimpa umat ini, siapa yang membangun tempat ibadah di atas kuburan orang shalih dan membuat foto untuk mengenang dirinya, maka dia telah menyerupai jalannya orang-orang Nashara.

Semua itu bisa terjadi awal mulanya karena berlebih-lebihan cintanya dan penghormatannya kepada orang shalih.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02JYfzSph952yP2q8mHqQUSyCUvCSFgGD4FTXQR5FWDzwvxrgfNmySBRjk9MwKT6LPl&id=100001764454087&mibextid=Nif5oz

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Wednesday, November 23, 2022

Kemana Engkau Hendak Menyelamatkan Diri?

Kemana Engkau Hendak Menyelamatkan Diri?
Bismillah...

Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan.. 

Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia pun menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya..

Dengan tanda-tanda tersebut, Allah mengingatkan kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah ‘azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang..

• Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا

Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Israa: 59)

• Allah Ta’ala juga berfirman,

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushilat: 53)

• Allah Ta’ala pun berfirman,

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ

Katakanlah (Wahai Muhammad) : “Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain”. (QS. Al-An’am: 65)


🎙 Ustadz Syafiq Riza Basalamah hafidzahullah


🌐 https://rumaysho.com/548-nasehat-ulama-di-balik-musibah-gempa-bumi.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Adakah Bid'ah Hasanah Dalam Ibadah Mahdhah?

Adakah Bid'ah Hasanah Dalam Ibadah Mahdhah?
Bismillah...

Salah satu atsar terbaik yang menunjukkan tidak ada bid'ah hasanah dalam ibadah mahdhah.

Telah diketahui membaca shalawat salam atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah suatu ibadah yang amat agung, yang tak seorang muslim pun di dunia ini yang mengingkari keutamaan membaca shalawat salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bahkan Allah Ta’ala sendiri setelah menyatakan bahwa diri-Nya dan para malaikat-Nya memberikan shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas Dia Ta’ala memerintahkan kita untuk memperbanyak membaca shalawat salam kepada beliau, sebagaimana terdapat pada ayat berikut:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56) 

```Dengan demikian pada dasarnya kapanpun dan dimanapun kita memiliki waktu, tentu kita dianjurkan memperbanyak membaca shalawat salam ini.```

Walau begitu untuk ibadah mahdhah, maka tak boleh kita menetapkan menyunnahkan membaca shalawat dan salam ini di tempat-tempat yang beliau tidak mencontohkannya. Tak boleh kita menyatakannya sebagai bid'ah hasanah.

Untuk membuktikan hal ini, sebelumnya maka mari kita memperhatikan suatu masalah yang terkait dengan apa yang dibaca oleh orang yang bersin.

Kita tahu, orang yang bersin itu disunnahkan untuk membaca hamdalah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ

Bila salah seorang diantara kamu bersin, maka hendaklah (setelah bersin) dia mengucapkan Alhamdulillah.“ [HSR. Bukhari no.6224 dan Muslim no.5033]

Bisa juga bacaan redaksi hamdalah setelah bersin ini dengan redaksi _Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin_, sebagaimana terdapat dalam hadits berikut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَمَّا نَفَخَ فِي آدَمَ، فَبَلَغَ الرُّوحُ رَأْسَهُ عَطَسَ، فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  …

Saat Allah meniup ruh pada diri Nabi Adam 'alaihis shalatu wa sallam, maka sampailah ruh di kepalanya, lantas Adam ‘alaihi shalatu wa sallam pun bersin, dan beliau mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin." [Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no.6165, Hakim no.7682. Kata as Suyuthi rahimahullah dalam Jaami’us Shaghir no. 7354: Shahih. Kata al Albani rahimahullah dalam as Shahihah no.2159: Shahih atas syarat muslim. Kata Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Shahih Dalaa’I an Nubuwah no.382: Shahih atas syarat muslim

Boleh pula dia membaca hamdalah dengan redaksi _Alhamdulilahi ‘alaa kulli haal_, sebagaimana terdapat pada hadits berikut:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ  … 

Apabila salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillahi ‘alaa kulli haal (segala puji bagi Allah dalam segala kondisi)." [HR. Tirmidzi no.2741, Abu Dawud no.5033, Ibnu Hibban no.599, dengan sedikit perbedaan redaksi. Kata Imam Nawawi rahimahullah dalam al Adzkar hal.339: Shahih. Kata Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Shiigul Hamd I:41: Shahih. Kata as Shan’aani rahimahullah dalam Subulus Salaam IV:231: Shahih. Kata as Syaukani rahimahullah dalam Nailul Author IV:45: Shahih. Kata al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih 4667: Jayyid/bagus

Atas dasar ini maka Imam Nawawi As Syafi’i rahimahullah berkata:

اتفق العلماء على أنه يستحب للعاطس أن يقول عقب عطاسه الحمد لله ولوقال الحمدلله رب العالمين لكان أحسن ,فلو قال الحمد لله على كل حال كان أفضل

Para Ulama telah bersepakat atas disukainya bagi orang yang bersin agar setelah bersin mengucapkan Alhamdulillah, dan sekiranya orang yang bersin tadi mengucapkan (dengan redaksi) Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, maka itupun bagus, dan sekiranya membaca (hamdalah setelah bersin dengan redaksi) Alhamdulillahi ‘alaa kulli haal, maka ini lebih utama". (Al Adzkar, karya Imam Nawawi rahimahullah hal. 240) 

Pada seluruh hadits shahih tentang bacaan setelah bersin itu hanya bacaan hamdalah, dan tak ada anjuran membaca shalawat salam atas Nabi.

```Yang jadi pertanyaan, apakah bila kita bersin, lalu kita membaca hamdalah, lantas apakah disunnahkan pula membaca shalawat dan salam atas Nabi ?```

Jawabannya perhatikan atsar berikut:

عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ رَجُلًا عَطَسَ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ، فَقَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ، وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ قَالَ ابْنُ عُمَرَ: وَأَنَا أَقُولُ: الحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَلَيْسَ هَكَذَا عَلَّمَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَلَّمَنَا أَنْ نَقُولَ: « الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ»

"Dari Nafi’ rahimahullah, ada seseorang yang bersin di samping Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, lalu orang tersebut mengucapkan Alhamdulillahi wa salamu ‘alaa Rasulillah. Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma segera menimpali: “Dan saya (juga biasa) mengatakan Alhamdulillah was salamu ‘alaa Rasulillah. Akan tetapi bukan begini yang diajarkan kepada kami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengajari kami hanya mengucapkan alhamdulillahi ‘alaa kulli haal.” [HR. Tirmidzi no.2783 dan Thabrani dalam al Austah no.5698 dengan sedikit perbedaan redaksi. Kata Ibnu Muflih rahimahullah dalam al Aadab as Syar’iyyah II:324: Jayyid/bagus. Kata al Albani rahimahullah dalam Irwaa’ul Ghalil III:245: Shahih]

Yang menjadi renungan penting bagi kita dengan melihat atsar di atas adalah:

1) Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma telah mengingkari orang yang membaca shalawat salam atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah bersin, dan beliau menyatakan cukup membaca hamdalah saja, maka apakah ini berarti Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma itu anti shalawat.

```Adakah yang berani menuduh demikian ?```

Biasanya para pelaku maupun ahlul bid’ah, kalau kita misalkan mengingkari penentuan jumlah bilangan tertentu, atau waktu-waktu tertentu yang tidak pernah dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah pula dicontohkan oleh para Salafush Shalih saat membaca shalawat atau dalam membaca ayat-ayat tertentu, atau kalimat thaybah tertentu maka segera mereka menuduh kita golongan anti shalawat, anti tahlilan, dan lain sebagainya.

Misal kita mengingkari disukainya pengkhususan membaca shalawat seribu kali tiap malam jum'at kliwon. Itu bukan berarti kita mengingkari hukum asal keutamaan membaca shalawatnya,* tetapi *yang kita ingkari adalah sisi penentuan jumlah atau hari tertentu yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pula dicontohkan oleh para Shahabatnya radhiallahu 'anhum ajma’in.

Tetapi mereka terkadang dengan membabi buta pura-pura tak tahu dengan teganya menebarkan fitnah dan syubhat bahwa kita adalah golongan anti shalawat. Innaa lillaahi wa innaa ilahi raaji’uun....

Demikian pula saat kita mengingkari misalkan penentuan hari-hari tertentu atau jumlah bilangan tertentu yang tidak pernah dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para Shahabatnya radhiallahu 'anhum, maka itu bukan berarti kita mengingkari hukum asal keutamaan membaca kalimat thayyibah atau apalagi Al-Quran.

Tidak diragukan lagi Jika seorang islam membenci membaca shalawat syar'iyyah, atau kalimat thayyibah, atau apalagi membenci membaca Al-Quran, maka dia murtad tanpa ada keraguan lagi.

Nah lihat atsar Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma di atas. Apakah kita akan mengatakan Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma adalah kelompok anti shalawat? Tentu tidak.

Mengapa? Sebab yang diingkari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma itu pada dasarnya bukan hukum asal membaca shalawatnya, tetapi menambahkan bacaan shalawat setelah bersin itu tidak dicontohkan dan tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan para Shahabatnya radhiallahu 'anhum.

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam hanya mengajar membaca hamdalah setelah bersin, dan beliau tidak memerintahkan membaca shalawat setelahnya.

```Ini adalah ibadah mahdhah yang tak boleh bagi siapapun untuk menambah-nambahinya walau menurut perasaan kita bacaannya bagus.```

2) Andai bid'ah hasanah dalam ibadah mahdhah itu memang ada dan dibenarkan,* maka *semestinya Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma tidak perlu mengingkari bacaan shalawat yang dibaca setelah bersin, dan sepantasnya jika beliau memasukkan ini dalam bid'ah hasanah.

Alasannya sebagaimana yang biasa dipakai para pendukung bid’ah hasanah, apa salahnya membaca shalawat itu ? Bukankah membaca shalawat itu perkara baik ? Apa jeleknya membaca shalawat ? Adakah larangan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca shalawat setelah bersin ?

Nah, beranikah pertanyaan seperti di atas juga dikatakan kepada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang mengingkari pembaca shalawat setelah bersin, dan beliau tidak menganggapnya sebagai bid'ah hasanah ? atau adakah kita mengira Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma tidak paham kaidah fiqih dan ushulnya dibandingkan dengan orang-orang zaman ini? 

```Renungkanlah dalam-dalam, semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua. ``` 

Laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Allahul musta’an …

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.


Ditulis oleh: Ustadz Berik Said hafidzhahullah


Sumber: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/adakah-bidah-hasanah-dalam-ibadah-mahdhah.html


🔰 @Manhaj_salaf1

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

📮 Telegram :  http://t.me/Manhaj_salaf1

📱 Whatshapp : 089665842579

🌐 Web : dakwahmanhajsalaf.com

📷 Instagram : bit.ly/Akhwat_Sallafiyah

🇫 Fanspage : fb.me/DakwahManhajSalaf1

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive