Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, January 31, 2023

Pahala Wudhu di Rumah Atau Kantor Sebelum Berangkat Sholat ke Masjid

Pahala Wudhu di Rumah Atau Kantor Sebelum Berangkat Sholat ke Masjid
Bismillah...

Pertanyaan :

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Ana ingin bertanya tentang hadits yang menjelaskan keutamaan berwudhu / wudhu di rumah sebelum berangkat sholat ke masjid. Apakah dari hadits tersebut berarti diutamakan juga berwudhu di kantor jika berangkat sholat jamaah atau Jumat dari kantor?

(Disampaikan oleh Fulan, Admin N09)

Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, amma ba’du.

Insya Allah, berwudhu/wudhu di kantor kemudian keluar menuju masjid juga mendapatkan keutamaan seperti berwudhu/wudhu dari rumah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.”

(Muslim: 1070)

Keutamaan berwudhu/wudhu dari rumah tersebut terletak pada langkah kakinya ketika berjalan menuju masjid, sehingga ketika seseorang berjalan dari kantornya menuju masjid dalam keadaan suci, maka dia akan mendapatkan keutamaan hadits di atas, karena yang dilihat adalah perjalanan menuju masjid bukan darimana dia berjalan.


Wallahu a’lam,

Wabillahit taufiq.


Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Muhammad Ihsan حفظه الله

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Menutupi Tetapi Hakikatnya Ingin Dilihat

Menutupi Tetapi Hakikatnya Ingin Dilihat
Bismillah...

Hakikat cadar adalah menutupi diri dari laki-laki yang bukan mahram

Ulama yang menyimpulkan hukum sunnah untuk cadar atau yang mewajibkan cadar sama-sama sepakat bahwa wajah dan kecantikan wanita bisa menjadi fitnah bagi laki-laki. Karena wajah wanita selayaknya ditutup, semua laki-laki pasti setuju hal ini. Tentu para istri tidak rela, suaminya menikmati kecantikan wajah wanita lainnya kemudian terbesit sesuatu dalam hati suaminya.

Daya tarik utama bagi laki-laki adalah wajah wanita. Ulama mengatakan,

Laki-laki jika ingin mengetahui kecantikan seorang wanita maka ia pasti akan memandang ke wajahnya.” [Sumber: fatwa.islamweb.net/fatwa]

Wanita yang apa adanya dengan cadar selalu dihias-hiasi yang bisa jadi dengan hiasan semu oleh setan yang sudah bersumpah akan mencari teman manusia di nereka.

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المَرْأَةُ عَوْرَةٌ إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَ فَهَا الشَّيْطَانُ

Wanita itu adalah aurat. Bila ia keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).

[HR. At-Tirmidzi no. 1173, dishahihan oleh Al-Albani mengatakan dalam Misykatul Mashabih no. 3109] 

Syaikh Abul ‘Ala Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata,

Bila wanita keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki), maknanya adalah setan menghiasinya di mata laki-laki. Juga dikatakan, maknanya, setan melihat wanita tersebut untuk menyesatkannya dan menyesatkan (manusia) dengannya. Dan makna asal (الاستشراف) adalah mengangkat pandangan untuk melihat sesuatu.”


➡️ Follow @rioabushafiyyah x @thesunnah_path for more dakwah

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Jangan Pernah Merasa Aman

Jangan Pernah Merasa Aman
Bismillah...

Jangan merasa aman jika saat ini engkau selamat saat korupsi, mencuri, menipu, memfitnah, mencaci, menyakiti dan mendzalimi orang lain..

Karena pada hari kiamat kelak hak dan kehormatan orang-orang yang kau dzalimi itu harus kau pertanggungjawabkan dihadapan Allah, bahkan engkau harus membayarnya dengan pahala kebaikanmu, dan jika pahala kebaikanmu telah habis maka dosa-dosa orang yang kau dzalimi itu akan ditimpakan kepadamu..

Allah Ta'ala berfirman,

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)". (QS. Al-Haqqah: 18)

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim kita harus merasa takut jika melakukan ke dzaliman, adapun jika sudah terlanjur maka kita harus segera menyelesaikan ketika di dunia, yaitu dengan meminta maaf, meminta halal, atau mengembalikan hak-haknya yang telah kita ambil. Jika tidak, maka hal itu tetap akan diadili pada hari kiamat..

Dari Abu Hurairah رحمه الله, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 

Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya, yang berkaitan dengan kehormatan atau sesuatu apapun, hendaklah dia meminta halal darinya pada hari ini, sebelum (datang hari kiamat) yang tidak ada dinar dan dirham. Jika dia memiliki amal shalih diambil darinya seukuran kezhalimannya. Jika dia tidak memiliki keabaikan-kebaikan, diambil kesalahan-kesalahan orang yang dizhalimi lalu ditimpakan padanya". (HR. Al-Bukhari, no. 2449, 6534; Ahmad 2/435, 506; Ibnu Hibban no. 7361)

Begitu juga di jelaskan dalam hadits Nabi ﷺ yang lain, sebagaimana beliau ﷺ menjelaskan tentang siapa orang yang bangkrut pada hari kiamat..

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda, 

Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?”. 

Para Sahabat رضي الله عنهم menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang".

Beliau ﷺ bersabda,

Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka". (HR. Muslim, no. 2581)


Semoga hal ini menjadi renungan bagi kita semua, adapun jika kita pernah mendzalimi orang lain maka hendaknya kita segera meminta maaf dan mengembalikan haknya..


✍🏼 Habibie Quotes

Ig - www.instagram.com/habibiequotes_

Tg - https://t.me/habibiequotes

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Monday, January 30, 2023

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (7/10)

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (7/10)
Bismillah...

PENJELASAN PARA ULAMA TENTANG MASALAH RAJAB

1. Imam Ibnul Jauzy menerangkan bahwa : "Hadits-hadits tentang Rajab, Raghaa-ib adalah palsu dan rawi-rawi majhul."

[Lihat al-Maudhu’at (II/123-126)]

2. Kata Imam an-Nawawi : “Shalat Raghaa-ib ini adalah satu bid’ah yang tercela, munkar dan jelek.

[Lihat as-Sunan wal Mubtada’at (Hal: 140)]

Kemudian Syaikh Muhammad Abdus Salam Khiidhir, penulis kitab as-Sunan wal Mubtada’at berkata : “Ketahuilah setiap hadits yang menerangkan shalat di awal Rajab, pertengahan atau di akhir Rajab, semuanya tidak bisa diterima dan tidak boleh diamalkan.”

[Lihat as-Sunan wal Mubtada’at (Hal: 141)]

3. Kata Syaikh Muhammad Darwiisy al-Huut : “Tidak satupun hadits yang sah tentang bulan Rajab sebagaimana kata Imam Ibnu Rajab.

[Lihat Asnal Mathaalib (Hal: 157)]

4. Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat Tahun 728 H):  “Adapun shalat Raghaa-ib, tidak ada asalnya (dari Nabi ﷺ), bahkan termasuk bid’ah. Atsar yang menyatakan (tentang shalat itu) dusta dan palsu menurut kesepakatan para ulama dan tidak pernah sama sekali disebutkan (dikerjakan) oleh seorang ulama Salaf dan para Imam…

Selanjutnya beliau berkata lagi : “Shalat Raghaa-ib adalah bid'ah menurut kesepakatan para Imam, tidak pernah Rasulullah ﷺ menyuruh melaksanakan shalat itu, tidak pula disunnahkan oleh para khalifah sesudah Beliau ﷺ dan tidak pula seorang Imam pun yang menyunnahkan shalat ini, seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, Imam ats-Tsaury, Imam al-Auzaiy, Imam Laits dan selain mereka.

Hadits-hadits yang diriwayatkan tentang itu adalah dusta menurut Ijma’ para Ahli Hadits. Demikian juga shalat malam pertama bulan Rajab, malam Isra’, Alfiah nishfu Sya’ban, shalat Ahad, Senin dan shalat hari-hari tertentu dalam satu pekan, meskipun disebutkan oleh sebagian penulis, tapi tidak diragukan lagi oleh orang yang mengerti hadits-hadits tentang hal tersebut, semuanya adalah hadits palsu dan tidak ada seorang Imam pun (yang terkemuka) menyunnahkan shalat ini, Wallahu a’lam.

[Lihat Majmu’ Fataawa (XXIII/132, 134)]


🔗 Bersambung  إن شآء الله


Ditulis oleh : ✒Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حغظه الله تعالى


Bersambung...  ?? ??? ????


Ditulis oleh : ?Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas ???? ???? ?????

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Ketika Teman Kita Tergelincir Dalam Dosa

Ketika Teman Kita Tergelincir Dalam Dosa
Bismillah...

🌴🌴🌴

Yazid bin Al Ashom rohimahullah berkata,

Dahulu ada seorang penduduk Syam yang badannya kuat. Ia sering mendatang ‘Umar bin Khathab..

Suatu ketika ‘Umar kehilangan orang ini. Beliau bertanya, “Kemana Fulan bin Fulan..?

🌴🌴🌴

Mereka berkata, “Wahai amirul mukminin, ia sekarang suka berbuat maksiat dengan minum arak..

Maka ‘Umar memanggil sekretarisnya dan berkata, “Tolong tulis kepadanya..

من عمر بن الخطاب إلى فلان ابن فلان، سلام عليك، [أما بعد] : فإني أحمد إليك الله الذي لا إله إلا هو، غافر الذنب وقابل التوب، شديد العقاب، ذي الطول، لا إله إلا هو إليه المصير

Dari ‘Umar bin Al Khathab kepada Fulan bin Fulan. Semoga keselamatan atasmu. Amma ba’du..

Sesungguhnya aku memuji Allah dihadapanmu. Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia. Dialah pengampun dosa, penerima taubat, dan Dia Maha keras siksa-Nya. Pemilik karunia. Tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia dan kepada-Nya kita kembali..

🌴🌴🌴

Kemudian ‘Umar berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Do’akanlah ia agar kembali ke jalan yang benar dan agar Allah memberinya taubat..

Ketika surat ‘Umar sampai kepada laki laki itu, ia membacanya dan mengulang ulangnya..

Ia bergumam, “Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima taubat, dan Dia Maha Keras siksa-Nya. Dia mengancamku dengan siksa-Nya dan menjanjikan ampunan untukku..”

🌴🌴🌴

Kemudian iapun menangis dan bertaubat kepada Allah dengan sebaik-baik taubat.

Sampailah berita taubatnya kepada ‘Umar. Beliau berkata, “Demikianlah seharusnya yang kalian lakukan. Apabila melihat saudara kalian tergelincir, maka luruskanlah ia dan bimbinglah. Do’akan agar ia bertaubat. Dan jangan menjadi pembantu-pembantu setan untuk semakin menjauhkannya..

(Dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam tarjamah Yazid Al-Asham dengan sanad dan matannya, dalam Hilyah Al-Auliya’, 4:97-98. Tafsir Ibnu Katsir – Qs Ghafir)

Yang dituliskan Umar bin Al-Khaththab di atas adalah ayat,

غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ ۖلَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk).” (QS. Ghafir/ Al-Mukmin: 3)

Ini seperti firman Allah,

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ, وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ

Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. Al-Hijr: 49-50)

Allah Ta’ala juga berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Penyebutan dua hal yaitu ancaman azab Allah dan ampunan Allah sering ditemukan dalam Al-Qur’an. Hal ini punya tujuan agar seorang hamba bisa menggabungkan antara roja’ (rasa harap) dan khauf (rasa takut).


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/61329

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sunday, January 29, 2023

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (6/10)

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (6/10)
Bismillah...

📜 HADITS KETUJUH

 مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ كُتِبَ لَهُ صِيَامُ شَهْرٍ وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ أَغْلَقَ اللهُ عَنْهُ سَبْعَةَ أَبْوَابٍ مِنَ النَّارِ وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبٍ فَتَحَ اللهُ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ نِصْفَ رَجَبَ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَاباً يَسِيْراً.

Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barangsiapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.

▪️ Keterangan : HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) PALSU

Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (No: 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’."

Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:

1⃣  ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.

Imam an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.

Sedangkan kata Imam al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.”

Kata Imam Ahmad: “Dia sering memalsukan hadits.”

[Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (No: 478) oleh Imam an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246), al-Jarh wat Ta’dil (VI/221) dan Lisaanul Mizaan (IV/353)]

2⃣ Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.

Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya).

Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah berkata: “Dia rawi yang lemah.”

[Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (No: 21), Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut Tahdzib (I/51, no. 142)]

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.” 

[Lihat al-Fawaaidul Majmu’ah (Hal: 102, No: 288)]

Sebenarnya masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan Rajab, shalat Raghaa-ib dan puasa Rajab, akan tetapi karena semuanya sangat lemah dan palsu, penulis mencukupkan tujuh hadits saja.


🔗 Bersambung  إن شآء الله


Ditulis oleh : ✒Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حغظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Istiqomah Dalam Setiap Keadaan

Istiqomah Dalam Setiap Keadaan
Bismillah...

🌴🌴🌴

Nasehat indah dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rohimahullah.

PERTANYAAN:

Alhamdulillah saya istiqomah di atas agama Allah sejak sebulan yang lalu. Saya merasakan kekokohan ketika bersama sebagian ikhwah yang sholih. Ketika saya berpisah dengan mereka karena kesibukan dan pekerjaan saya, saya rasakan iman berkurang. Apa yang anda nasehatkan kepada saya..?

🌴🌴🌴

JAWABAN:

Kami wasiatkan kepadamu untuk senantiasa bersahabat dengan orang-orang sholih..

Ketika engkau berpisah dengan mereka karena sebagian kesibukanmu, bertakwalah (takut dan taat) kepada Allah subhanahu wata’ala dan ingatlah bahwa Allah senantiasa mengawasimu. Dia lebih agung daripada mereka.

🔵 Allah subhanahu wata’ala berfirman,

{إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا}

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian..” [Qs. an-Nisa: 1]

🔵 Allah subhanahu wata’ala juga berfiman,

{الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ}{وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ}

Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud..” [Qs. asy-Syu’aro: 218]

🔵 Allah subhanahu wata’ala juga berfirman,

{لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا}

Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita..” [Qs. at-Taubah: 40]

Allah senantiasa mengawasimu, bertakwalah kepada Allah. Ingatlah bahwa engkau di hadapan-Nya. Dia senantiasa melihatmu dalam keadaan apapun, taat maupun maksiat..

Hati-hatilah dari balasan Allah. Jangan berbuat perkara yang menyebabkan Dia murka kepadamu..

🔵Allah Jalla wa ’Alaa berfirman,

{وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ}

Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya..” [Qs. Aali Imran: 28]

🔵Allah subhanahu wata’ala juga berfirman,

{وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ}

Dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk)..” [Qs. al-Baqoroh: 40]

🌴🌴🌴

Engkau wajib senantiasa jujur karena Allah, istiqomah di atas agama-Nya ketika sendirian, bersama teman-temanmu, dan di setiap tempat..

Engkau senantiasa diperhatikan dan diawasi oleh Allah. Dia mendengar ucapanmu dan melihat polah tingkahmu. Wajib bagimu untuk malu kepada Allah lebih besar daripada rasa malumu kepada keluargamu maupun selain mereka..

[ Majmu’ Fatawa Abdul ‘Aziz bin Baz 9/39-40 ]

Al-Hasan al-Bashri mengatakan,

إخواننا أحب إلينا من أهلينا وأولادنا، لأن أهلينا يذكرونا الدنيا وأخواننا يذكرونا الآخرة

Ikhwah kami lebih kami cintai dari keluarga kami. Sebab keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia, sedangkan ikhwah kami mengingatkan kami kepada akhirat.” (Qutul Qulub, Abu Thalib al-Makki, 2/367)

======🌴🌴🌴🌴🌴======

🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/61263

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Saturday, January 28, 2023

Apa Kesibukan Kita Selama Ini?

Apa Kesibukan Kita Selama Ini?
Bismillah...

• Ibnu Taimiyah رحمه الله تعالى berkata,

فلما لم يتحركوا بالحسنات حركوا بالسيئات عدلا من الله، كما قيل: (نفسك إن لم تشغلها بالحق شغلتك بالباطل)

Ketika mereka tidak bergerak untuk kebaikan, mereka akan digerakkan kepada keburukan sebagai keadilan dari Allah untuk mereka..

Sebagaimana pepatah, 'Dirimu jika tidak disibukkan dengan kebenaran maka ia akan sibuk dengan kebatilan'.

```(Majmu’ Fatawa 8/222)```

Cobalah periksa apa kesibukan kita selama ini. Jika ternyata lebih banyak sibuk dengan hal sia-sia maka itu adalah musibah..


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. حفظه الله تعالى 

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (5/10)

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (5/10)
Bismillah...

📜 HADITS KELIMA

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ عَدَلَ صِيَامَ شَهْرٍ

Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan.

▪️ Keterangan : HADITS INI (ضَعِيْفٌ جِدًّا) SANGAT LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’. Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa-ib, dia adalah seorang rawi yang matruk.

[Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (No: 290)]

Kata Imam an-Nasa-i : “Furaat bin as-Saa-ib Matrukul hadits.”

Dan kata Imam al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir : “Para Ahli Hadits meninggalkannya, karena dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata Imam ad-Daraquthni.”

[Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin_ oleh Imam an-Nasa-i (No: 512), al-Jarh wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan Lisaanul Mizaan (IV/430)]

📜 HADITS KEENAM

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْراً يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضاً مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ العَسَلِ، مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْماً وَاحِداً سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ

Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu.”

▪️ Keterangan : HADITS INI (بَاطِلٌ) BATHIL

Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: "Aku mendengar Anas bin Malik berkata, …

Imam adz-Dzahaby berkata : “Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya, Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid adalah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil.”

[Lihat Mizaanul I’tidal (IV/ 189)]

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata : “Musa bin ‘Imraan adalah majhul dan aku tidak mengenalnya.

[Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (No: 1898)]


🔗 Bersambung  إن شآء الله


Ditulis oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas_ حغظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kesusahan TIDAK Kekal

Kesusahan TIDAK Kekal
Bismillah...

Jika seseorang diuji dengan kesusahan, penderitaan, bencana atau musibah, ketahuilah, bahwa itu tidak kekal, tidak selamanya, pasti dan pasti akan berlalu. 

Berkata Imam Ibnu Rajab rahimahullah :

 انتظار الفرج بالصبر عبادة، فإن البلاء لا يدوم

Menunggu jalan keluar dengan sabar adalah ibadah, karena sesungguhnya bala (kesusahan, penderitaan, bencana atau musibah) itu tidak akan selamanya.” (Majmuu Rasaail Ibnu Rajab, 3/155).

Setiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Setiap kesempitan, pasti ada kelapangan. Tinggal bersabar saja menanti kelapangan dari kesulitan, dan itu akan mendapatkan pahala. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

واعلم أن النصر مع الصبر ، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا

Dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran. Kelapangan bersama kesempitan. Dan kesulitan bersama kemudahan.” (HR. Tirmidzi, Shahih Jami' 6806) .

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah berkata :

ﻣﻦ ﺍﻧﺘﻈﺮ ﺍﻟﻔـﺮﺝ ﺃُﺛـﻴﺐَ ﻋﻠﻰ ﺫﻟـﻚ ﺍﻻﻧﺘﻈﺎﺭ ﻷﻥ ﺍﻧﺘﻈﺎﺭ الفرﺝ ﺣﺴﻦُ ﻇﻦٍّ ﺑﺎﻟﻠﻪ، ﻭﺣﺴﻦ ﺍﻟﻈﻦّ ﺑـﺎﻟﻠﻪ ﻋﻤﻞٌ ﺻﺎﻟﺢ ﻳُﺜﺎﺏ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ.

Siapa saja yang menanti kelapangan dari sebuah kesulitan, niscaya ia akan diberikan pahala atas penantiannya. Karena menanti kelapangan dari kesulitan merupakan prasangka baik kepada Allah. Sedangkan prasangka baik kepada Allah merupakan sebuah amalan shalih yang seseorang akan diberi pahala karenanya

Nur 'alad Darb (225). 

Allah Ta'ala berfirman :

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah : 5-6)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Allah Ta'ala menceritakan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, kemudian berita ini diulangi-Nya lagi (sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan). (Tafsir Ibnu Katsir).

Berkata Anas Bin Malik radhiyallahu :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَحِيَالَهُ حجر، فقال: "لو جاء العسر فدخل هذا الحجر لَجَاءَ الْيُسْرُ حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ فَيُخْرِجَهُ"، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: (5) {فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا}

Bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam duduk dan di hadapannya terdapat sebuah batu, maka beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan akan datang dan masuk ke dalamnya, lalu mengusirnya. Dan Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah: 5-6). (Tafsir Ibnu Katsir).

Para ulama mengatakan hadits yang dikutip di tafsir Ibnu Katsir itu lemah, tapi maknanya benar, karena tidak bertentangan dengan dalil alquran dan hadits yang shahih.

Allah Ta’ala berfirman,

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

Bersama kesulitan, ada kemudahan.”

HR. Ahmad no. 2804.

Berkata Al Hasan radhiyallahu anhu :

خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا مَسْرُورًا فَرِحًا وَهُوَ يَضْحَكُ، وَهُوَ يَقُولُ: "لَنْ يَغْلِب عُسْر يُسْرَيْنِ، لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ، فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا".

Bahwa di suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam keluar dalam keadaan senang dan riang seraya tersenyum, lalu bersabda: "Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan, satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan." (Tafsir Ibnu Katsir).

Kesabaran merupakan tangga untuk meraih kesuksesan, keberuntungan atau kemenangan. Kesabaran menghadapi kesulitan dan kesempitan hidup, karena pasti setelahnya ada kemudahan dan kelapangan. Itulah kehidupan yang Allah Ta'ala telah tentukan. Tinggal bersabar, bertawakal dan bersyukur menjalaninya.


http://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2023/01/kesusahan-tidak-kekal.html

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

BAHAYA Dajjal-dajjal Pendusta !!

BAHAYA Dajjal-dajjal Pendusta !!
Bismillah...

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :

سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ يُحَدِّثُونَكُمْ بِبِدَعٍ مِنْ الْحَدِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ لَا يَفْتِنُونَكُمْ

"Akan ada pada umatku dajjal2 pendusta yang akan menyampaikan kepada kalian berbagai perkara "BID'AH" (dlm keyakinan & amalan baru), yg tidak pernah didengar oleh kalian & bapak-bapak kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka, serta hindarilah mereka, supaya mereka tidak menebar fitnah kepada kalian" (HR. Ahmad VIII/360 no. 8580, haditsnya dari Abu Hurairah, lihat Tahqiq Musnad Imam Ahmad oleh Syaikh Ahmad Syakir)

يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ، يَأْتُونَكُمْ مِنَ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ، وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ، لَا يُضِلُّونَكُمْ، وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ

"Akan ada pada akhir zaman "DAJJAL2 PENDUSTA", akan membawakan kepada kalian hadits-hadits (atas nama Nabi ﷺ) yang tidak pernah kalian dengar, & tidak pula bapak2 kalian. Maka berhati-hatilah kalian serta hindarilah mereka, sehingga mereka tidak bisa menyesatkan kalian & kalian pun tidak terfitnah" (HR. Muslim no. 7, hadits dari Abu Hurairah)

Saudaraku, sesungguhnya telah datang zamannya itu dan telah terjadi pada saat ini, yaitu adanya orang-orang yang berani bicara tentang agama tetapi tanpa ilmu.

Banyak para da'i yang mendakwahkan dan mengajarkan bid'ah, bersandarkan pada hadits2 palsu atau isi perkataannya yang aneh2. Tidak pernah didengar oleh salaf terdahulu. Mereka telah diistilahkan oleh Nabi ﷺ sebagai para "Dajjal Pendusta".

Padahal utk mengetahui masalah agama seharusnya merujuk kepada apa yg telah dipahami dan diamalkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, & juga generasi berikutnya yang telah mengikuti mereka dalam kebaikan dan keutamaan.


Ustadz Najmi Umar Bakkar

https://telegram.me/najmiumar

Instagram : @najmiumar_official

Youtube : najmi umar official

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 44

Bismillah...

👉🏼 Orang yang mengklaim wajib membawa bayyinah dan orang yang mengingkari hendaknya bersumpah.

●  BAYYINAH adalah segala sesuatu yang menjelaskan kebenaran berupa saksi, atau qorinah (indikasi) atau kebiasaan atau yang lainnya.

Adapun saksi maka ada beberapa macam:

1. Permasalahan yang memerlukan empat saksi. Yaitu masalah tuduhan zina.

2. Yang memerlukan tiga saksi laki laki. Yaitu orang yang bangkrut dan menjadi miskin lalu ia datang meminta zakat. Maka harus ada tiga saksi yang adil yang menyaksikan bahwa ia memang fakir.

3. Yang memerlukan dua orang laki laki. Yaitu dalam masalah penegakan hukuman Hadi selain zina. Seperti potong tangan.

4. Yang memerlukan dua saksi laki laki atau satu laki laki dan dua wanita. Yaitu dalam masalah yang berhubungan dengan harta.

Contohnya : bila ada orang dituduh mencuri, dan penuduh hanya bisa mendatangkan satu laki laki dan dua wanita, maka hartanya diberikan kepadanya namun tidak ditegakkan hukuman Hadd karena saksinya tidak memenuhi.

5. Yang membutuhkan satu saksi wanita. Yaitu dalam masalah yang berhubungan kewanitaan seperti penyusuan, melahirkan dan sebagainya.

●  Adat kebiasaan pun bisa menjadi bayyinah.

Contohnya : bila suami istri bercerai lalu istri mengklaim bahwa gelas kopi miliknya. Secara adat kebiasaan bahwa gelas kopi itu milik suami bukan istri.

Apabila yang menuduh tidak dapat membawakan bayyinah, maka orang yang dituduh diminta untuk bersumpah bahwa tuduhan tersebut tidak benar.


Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ’Utsaimin, رحمه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Friday, January 27, 2023

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (4/10)

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (4/10)
Bismillah...

📜 HADITS KETIGA

مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا عِشْرِيْنَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدُ مَرَّةً، وَيُسَلِّمُ فِيْهِنَّ عَشْرَ تَسْلِيْمَاتٍ، أَتَدْرُوْنَ مَا ثَوَابُهُ ؟ فَإِنَّ الرُّوْحَ اْلأَمِيْنَ جِبْرِيْلُ عَلَّمَنِيْ ذَلِكَ. قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ: حَفِظَهُ اللَّهُ فِيْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَأُجِيْرَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَجَازَ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ.

"Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian.” Kami berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, dan berkata: ‘Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa.’

▪️ Keterangan : HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’/PALSU.

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata : “Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah majhul (tidak dikenal biografinya).”

[Lihat al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany (no. 144) dan Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani (wafat th. 963 H)]

📜 HADITS KEEMPAT

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍٍ وَصَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرَّةٍِ آيَةَ الْكُرْسِيِّ وَ فِي الرَّكَعَةِ الثَّانِيَةِ مِائَةَ مَرَّةٍِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.

"Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka’at, di raka’at pertama baca ‘ayat Kursiy’ seratus kali dan di raka’at kedua baca ‘surat al-Ikhlas’ seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati)."

▪️ Keterangan : HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’/PALSU.

Ibnul Jauzy rahimahullah berkata : “Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits.”

[Al-Maudhu’at (II/123-124)]

Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, " 'Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi yang lemah."

[Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]


Bersambung...  إن شآء الله


Ditulis oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حغظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 43

Bismillah...

👉🏼 Apabila dua orang yang berakad berselisih, yang satu mengklaim bahwa akadnya tidak sah dan yang lainnya mengklaim akadnya sah. Pendapat yang dipegang adalah 'akadnya sah', karena pada asalnya akad itu sah sampai ada bukti yang kuat menunjukkan batalnya.

Contohnya :

●  bila A menjual mobil dan B membelinya. Seminggu kemudian A datang kepada B bahwa akadnya tidak sah karena terjadi di saat adzan Jum’at. Sementara B mengingkarinya dan mengatakan bahwa akadnya terjadi sebelum adzan Jum’at.

Maka pendapat yang dipegang adalah pendapat B, kecuali bila si A membawa bukti yang kuat. Bila A tidak punya bukti, maka B cukup bersumpah dan akadnya sah.


Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى


TAMBAHAN :

Diantara penghalang keabsahan transaksi jual beli adalah adanya adzan Jum’at ketika khotib sudah naik mimbar. Karena ketika adzan Jum'atan telah dikumandangakan, Allah melarang hamba-Nya untuk melakukan aktivitas jual beli. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli..” (QS. al-Jumu’ah: 9).

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Hati Yang Sekarat dan Mati

Hati Yang Sekarat dan Mati
Bismillah...

Bumi kalau lama tidak turun hujan akan kering dan tandus, dedaunan akan meranggas dan berguguran, bahkan pepohonan banyak yang mati sekarat.

Begitu pula hati, kalau lama tidak disirami ilmu agama, akan merana dan menderita bahkan mati. Maka siramilah dengan mendatangi majlis ilmu, dengarkan firman Allah, sabda Rasul dan kalam para salaf, ini akan menghidupkan hati yang mati.

Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah

فكما انه لا حياة للارض الا بالمطر فكذلك لا حياة للقلب الا بالعلم. مفتاح دار السعادة  ٥٠٨/١

Maka sebagaimana bumi, tidak akan hidup kecuali degan hujan, maka begitu pula hati, tidak akan hidup kecuali dengan ilmu. Miftahu Daris Sa'aadah 1:508.

Asy-Syaikh al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah :

فإن الإنسان إذا كان ﻻ يحضر حلقات العلم وﻻ يسمع الخطب وﻻ يعتني بما ينقل عن أهل العلم فإنه تزداد غفلته وربما يقسو قلبه حتى يطبع عليه ويختم عليه فيكون من الغافلين. مجموع فتاوى (324/12)

Sungguh seseorang apabila terbiasa tidak menghadiri majelis-majelis ilmu, tidak mendengar khutbah-khutbah, dan tidak perhatian terhadap ilmu yang dinukil dari para ‘ulama, maka akan semakin bertambah parah kelalaiannya, bahkan hatinya bisa mengeras, sehingga ditutup dan dikunci hatinya. Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang lalai. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz 12/324).


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=744005743804333&substory_index=744005743804333&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

5 Dalih Andalan Ahlul Bid'ah

Bismillah...

🚫 DASAR WAHABI !!! 💦

Kalau ahlul hawa didakwahi atau kita berdiskusi dengan mereka, pasti dalilnya bukan alquran dan as sunnah. Sekalipun dalilnya alquran dan as sunnah, namun maknanya atau tafsirnya bukan dengan pemahaman para salaf. Mereka selewengkan pengertiannya untuk mendukung kebid'ahan mereka. Atau mereka mencocok-cocokkan dalil dengan amalan mereka.

Dalil apa yang menjadi andalannya ahlul bid'ah, berikut ini kami paparkan sebagiannya.

PERTAMA, Ikut Nenek Moyang.

AHLUL HAWA apabila disampaikan kepada mereka, bahwa perkara itu atau amalan tersebut tidak ada dalilnya, tidak ada syariatnya, tidak ada contoh dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, tidak diperintahkan Allah dan Rasulnya, mereka pun menolak dan membantahnya.

Apa jawaban dan bantahan mereka? Jawaban mereka sama seperti halnya jawaban orang-orang jahiliyah terdahulu, apabila dikatakan kepada mereka, “ Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah (alquran) dan mengikuti Rasul (as sunnah), mereka mengatakan, kami hanya mengikuti kebiasaan nenek-nenek moyang kami. Adat istiadat orang-orang tua kami

Allah Ta'ala berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ.

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al Baqarah : 170).

Dan Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ..

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami menger-jakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QS. Al Maid'ah : 104).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

Yakni apabila mereka diseru untuk mengikuti agama Allah, syariat-Nya, dan hal-hal yang diwajibkan-Nya serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan-Nya, maka mereka menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya," yakni peraturan-peraturan dan tradisi yang biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka.

Allah Ta'ala berfirman:

Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa. (QS. Al-Maid'ah: 104)

Yakni tidak mengerti perkara yang hak, tidak mengetahuinya, tidak pula mendapat petunjuk mengenainya. Maka bagaimanakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka, sedangkan keadaan nenek moyang mereka demikian? Mereka hanyalah mengikuti orang-orang yang lebih bodoh daripada mereka dan lebih sesat jalannya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Dan masih banyak ayat-ayat serupa dalam al-Qur’an, yang menggambarkan taklidnya mereka kepada nenek moyang mereka, walaupun disampaikan kebenaran pada mereka, tetap mereka tidak mau mengikuti Allah dan RasulNya.

KEDUA, Ikut Kebanyakan Orang.

Dalil ini sering ahlul hawa katakan. Kita mengikuti kebiasaan masyarakat yang sudah turun temurun. Kita mengikuti kebanyakan orang. Masa amalan yang sudah dilakukan berpuluh-puluh tahun oleh mayoritas kita ini salah.

Kalau amalan tersebut yang diamalkan orang banyak tersebut bersesuaian dengan dalil, maka itu tidak masalah, yang bermasalah itu kalau amalan tersebut bertentangan dengan dalil.

Karena kebenaran itu tidak didasari dengan banyaknya orang yang mengikuti, tetapi kebenaran itu yang bersesuaian dengan dalil. Kalau hanya sekedar mengikuti orang banyak, tanpa pengetahuan ada dalil atau tidak, bisa-bisa kita tersesat.

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُون

َDan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS. Al An’am 116).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menafsirkan:

يقول تعالى، لنبيه محمد صلى الله عليه وسلم، محذرا عن طاعة أكثر الناس فإن أكثرهم قد انحرفوا في أديانهم وأعمالهم، وعلومهم. فأديانهم فاسدة، وأعمالهم تبع لأهوائهم، وعلومهم ليس فيها تحقيق، ولا إيصال لسواء الطريق.

Allah berfirman kepada nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memberi peringatan dari mengikuti mayoritas manusia, karena kebanyakan mereka telah berpaling dari agama, amal dan ilmu. Agama mereka rusak, amal mereka mengikuti hawa nafsu dan ilmu mereka tidak diterapkan dan tidak bisa mencapai jalan yang benar. (Taisir Karimir Rahmah).

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin -rahimahullah- berkata:

الحق ما قام عليه الدليل و ليس الحق فيما عمله الناس

Kebenaran itu berdasarkan dalil dan bukanlah kebenaran itu berdasarkan apa yang dilakukan (banyak) manusia. (Majmu al-Fatawa 7/367).

Berkata Al'Alamah Sholeh Al Fauzan hafidzahullah:

"الحق هو ما وافق الكتاب والسنة بفهم السلف". الأجوبة المفيدة - س113

Kebenaran itu adalah apa-apa yang mencocoki al-Qur'an dan as Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf. Al-Ajwibah al-Mufid'ah -pertanyaan ke 113.

KETIGA, Ikut Para Tokoh.

Begitu pula sanggahan mereka apabila diajak untuk mengikuti al Qur’an dan as Sunnah, mereka berdalih bahwa pemimpin pemimpin mereka, tokoh-tokoh mereka, atau orang-orang besar mereka, dan ketua-ketua adat mereka, kiyai-kiyai mereka melaksanakan kebiasaan dan amalan tersebut.

Mereka melaksanakan amalan dan kebiasaan tersebut karena mengikuti dan diperintahkan oleh para tokoh dan pembesar mereka. Kami taat saja pada mereka, kalau memang keliru dan salah, kitakan cuma ikut saja, kalau dapat siksa ya para pemimpin itu yang disika. Dan lagian masa mereka keliru dan menyimpang, mereka kan juga orang berilmu kok, “Kata sebagian mereka”.

Apabila dikatakan kepada mereka, bahwa Allah dan RasulNya mengatakan demikian dalam al Qur’an dan as Sunnah, mereka bantah dengan mengatakan, “Menurut tokoh dan pembesar kami demikian. Menurut pimpinan kami seperti ini. Menurut kiyai kami ngono."

Apabila ini dijadikan alasan dan sandaran mereka dalam menolak kebenaran yang ada dalam al Qur’an dan as Sunnah, maka mereka akan menyesal, karena kelak di akherat ketika disiksa, mereka akan mengatakan, “Alangkah baiknya kami mengikuti Allah dan RasulNya”, penyesalan yang tiada gunanya lagi.

Allah Ta’ala berfirman:

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا. وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا . رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا.

Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS. Al Ahzab 66-68).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Tawus rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sadat ialah orang-orang yang terpandang dan orang-orang yang besar, yakni para cendikiawan mereka. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

Dengan kata lain, mereka mengatakan bahwa kami mengikuti para pemimpin dan pembesar kami, yakni para tetua kami; dan kami menentang para rasul dengan keyakinan bahwa pemimpin kami berada dalam jalan petunjuk, dan sekarang ternyata mereka bukan berada dalam jalan petunjuk. (Tafsir Ibnu Katsir).

KEEMPAT, Ikut Hawa Nafsu.

Setiap kali ahlul bid'ah diberitahukan bahwa apa yang mereka amalkan tidak ada dalilnya, mereka katakan, "Menurut pikiran dan akal saya bagus tuh. Menurut perasaan saya tidak apa-apa. Menurut logika saya, sudah tepat amalan itu."

Beragama itu dengan dalil, bukan dengan akal dan perasaan. Kebenaran itu yang mencocoki dalil, bukan menurut hawa nafsunya. Kalau hawa nafsu dipertuhankan, yakni dengan memperturutkan hawa nafsunya dan mencampakkan dalil, maka mereka akan sesat dan menyesatkan.

Allah Ta'ala berfirman:

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkan­nya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Al Jatsiyah : 23).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Yakni sesungguhnya dia hanya diperintahkan oleh hawa nafsunya. Maka apa saja yang dipandang baik oleh hawa nafsunya, dia kerjakan; dan apa saja yang dipandang buruk oleh hawa nafsunya, dia tinggalkan. (Tafsir Ibnu Katsir).

KELIMA, Dasar Wahabi.

Ini senjata pamungkas kalau sudah kehabisan akal, "Dasar Wahabi". Mereka membenci dan memusuhi dakwahnya Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah. Dimana dakwah beliau terpusat pada pemurnian akid'ah dari kotoran syirik dan mengajak kepada sunnah dan memberantas bid'ah.

Mereka mengatakan wahabi karena mengekor kepada orang-orang kafir yang ketakutan dengan pergerakan ini. Karena banyak negara islam yang dijajah oleh orang-orang kafir, bangkit kesadarannya dan mengadakan perlawanan karena dampak dari dakwah Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah.

Begitulah sejarah membuktikan, bahwa orang-orang kafir senantiasa bahu membahu dengan ahlul bid'ah untuk memerangi kaum muslimin ahlussunnah sepanjang masa.

Mereka menisbatkan dakwah Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah dengan perkataan WAHABI dalam rangka menipu umat. Supaya umat mengira bahwa wahabi yang dimaksud ini adalah yang telah disesatkan oleh para ulama terdahulu sebelum Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah lahir, yakni pergerakan WAHABI KHAWARIJ Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211 H.

Berkata Imam Al Winsyarisi rahimahullah (wafat tahun 914 H) :

سئل اللخمي : عن أهل بلد بنى عندهم الوهابيون مسجداً ، ما حكم الصلاة فيه ؟

Imam Al Lakmi (wafat tahun 478 H) pernah ditanya tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahabiyyun membangun sebuah masjid, Bagaimana hukum shalat didalamnya?

Maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab:

خارجية ضالة كافرة ، قطع الله دابرها من الأرض ، يجب هدم المسجد ، وإبعادهم عن ديار المسلمين

Firqoh Wahabiyyah adalah firqoh khawarij yang sesat,semoga Allah menghancurkan mereka, masjidnya wajib untuk dihancurkan dan wajib untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin “ (Al Mi’yar Al Mu’rib Fi Fatawa Ahli Al Maghrib pada jilid 11 Hal. 168).

Maka penisbatan WAHABI kepada dakwah Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah hanya sekedar fitnah ahlul bid'ah, syiah rofidhah dan kelompok-kelompok sesat lainnya dengan rujukan fatwa ulama tentang sesatnya khawarij wahabi abdul wahab bin abdurrahman bin rustum.

Coba yang punya akal sehat berpikirlah sejenak, bagaimana mungkin ulama menyesatkan seseorang atau suatu kelompok yang seseorang atau kelompok tersebut belum lahir atau belum ada kecuali wahyu dari Allah Ta'ala, dan ini tidak mungkin karena wahyu telah berakhir, dengan diutusnya nabi terakhir Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah lahir pada tahun (1115 H) dan wafat pada tahun (1206 H). Sedangkan fatwa ulama Imam Al Lakmi rahimahullah tentang sesatnya wahabi, beliau wafat tahun 478 H. Dan yang membawakan fatwa Imam Al Lakmi rahimahullah adalah Imam Al Winsyarisi rahimahullah yang wafat tahun 914 H.

Hanya orang-orang yang memiliki akal yang error saja yang menuduh Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah adalah wahabi yang sesat dengan berdasarkan fatwa ulama yang ratusan tahun sebelum Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah lahir.

Dengan ini, tentulah yang difatwakan wahabi khawarij sesat adalah gerakan wahabi khawarij di tahun 200 sampai 300 hijriyah, yang dipimpin oleh Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211 H.

Ditegaskan, bahwa panggilan WAHABI terhadap dakwah salafi ahlussunnah wal jamaah ini dalam rangka menipu dan memprovokasi orang awam untuk membenci dan memusuhi dakwah yang haq ini.

Inilah beberapa dalilnya AHLUL HAWA dalam membantah AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH.


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid02ULP556yhu6GySmMxYR21ALs4f4WhvaWRzVMRsharw7Ypvo8dcRXZP2YYqyN5BxiMl/


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, January 26, 2023

Domba Membangunkan Serigala Tidur

persatuan atau ukhuwah
Bismillah...

Sehebat apapun domba, tidak akan pernah menang bila melawan serigala. Dan selemah apapun serigala, pasti mampu menebar ancaman kepada segerombolan domba.

Karena itu tidak bijak bila domba berlaku genit membangunkan serigala yang sedang tidur, terlebih bila serigala tidur bukan seorang diri namun bersama gerombolannya.

Namun, haruskah domba berserah diri, terus menjadi mangsa serigala?

Tentu tidak. Domba harus berpikir cerdas agar dapat mengusir segerombolan serigala.

Bagaimana caranya? bersatu, menggalang kekuatan dan mengatur strategi agar kekuatan domba menjadi satu, sehingga dapat mengalahkan tajamnya kuku dan taring serigala.

Tajamnya taring dan kuku serigala dapat dikalahkan oleh kerasnya tanduk domba yang bersatu padu dan menyeruduk secara bersama-sama.

مَا مِنْ ثَلاثَةٍ فِي قَرْيةٍ ، وَلاَ بَدْوٍ ، لا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلاَةُ إلاَّ قَد اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِم الشَّيْطَانُ . فَعَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ ، فَإنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الغَنَمِ القَاصِيَة

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah terdapat tiga orang di satu desa atau kampung yang tidak ditegakkan shalat di sana kecuali mereka telah dikalahkan oleh setan. Maka haruslah bagi kalian untuk berjamaah, sebab serigala hanya akan memakan domba yang jauh dari kawannya.’” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad hasan) [HR. Abu Daud, no. 547 dan An-Nasa’i, no. 848. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.]

Hadits di atas mengajarkan kepada kita bahwa membangun kebersamaan atau yang lebih tepat disebut dengan persatuan atau ukhuwah diatas satu prinsip yang kokoh dan tidak mungkin luntur oleh apapun adalah sumber kekuatan yang sebenarnya.

Ummat Islam tidak akan pernah berjaya hanya dengan jeritan : pemerintah kafir, atau sistem kafir atau jeritan serupa lainnya, sedangkan idiologi ummat dibiarkan bobrok, ummat dibiarkan terkotak kotak oleh berbagai golongan dan kepentingan.

Sebagai ummat Islam, persatuan di atas aqidah atau iman yang benar adalah satu-satunya jalan yang benar guna merajut persatuan dan membangun kejayaan dan menundukkan lawan. Bukti sejarah telah menjadi saksi terbaik, bahwa dengan akidah para sahabat bersatu padahal seelumnya mereka tercerai berai oleh berbagai kabilah dan kepentingan. 

Allah Ta'ala berfirman;

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ

فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk". (Ali Imran 103)

Karenanya, dakwah dan ishlah Islam haruslah berawal dari menyatukan aqidah atau idiologi yang kokoh sehingga tidak lekang karena perbedaan kepentingan dan tidak luntur dimakan umur, bukan sekedar menyamakan baju dan suara jeritan.

Aqidah yang benar pasti menyatukan dan merekatkan, tidak luntur oleh apapun. Ummat Islam walau lemah secara ekonomi, persenjataan, politik dan lainnya namun kekuatan persatuan dapat mengalahkan segala kekuatan lainnya, karena kekuatan persatuan di atas iman kepada Allah Azza wa Jalla bersumberkan dari kekuatan pertolongan Allah Azza wa Jalla.

Sama halnya dengan kesadaraan domba bahwa dirinya adalah domba, walau lemah secara individu namun dengan bersatu bersama sesama domba mereka dapat mengalahkan serigala.

Sobat! Mari kaji, terapkan dan dakwahkan aqidah yang benar terlebih dahulu agar persatuan umat segera terwujud, dan segala perbedaan selain akidah dapat luntur karenanya.


📝 Oleh Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA  حفظه الله تعالى


🔊 [ 📖 ] https://bbg-alilmu.com/archives/18007

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Ucapkan Alhamdulillah...

Selalu Ucapkan Alhamdulillah...
Bismillah...

Hidup selalu terbungkus oleh banyak lapisan. Kita sering tertipu oleh keindahan di luar dan tidak tahu realita yang di dalam..

Sesungguhnya semua keluarga punya masalah. Semua orang punya cerita duka. Begitulah hakekat hidup..

Jangan mengeluh karena masalah. Hayatilah hikmah di balik semua masalah, maka semua masalah akan membuat hidupmu menjadi bermakna!

Jangan bandingkan hidupmu dengan orang lain, karena orang lain belum tentu lebih bahagia dari kita..

Kekuatan tangan kita mungkin sanggup membawa kita menjadi orang hebat, tapi hanya bersama Allah, kita menjadi luar biasa..

Sebab Allah bukan hanya mencukupi apa yang kita perlukan, tapi Dia memberi dengan berkelimpahan sesuai dengan waktu-Nya..

Indahnya kehidupan, bukan terletak dari banyaknya kesenangan, tapi terletak pada rasa syukur kita kepada-Nya..

Tidak perlu iri terhadap seseorang karena kenikmatan yang Allah berikan padanya, karena kita tidak tahu apa yang Allah akan ambil darinya..

Tidak perlu bersedih atas sesuatu yang Allah ambil dari kita, karena kita tidak tahu apa yang akan Allah berikan kepada kita sebagai gantinya..

Selalu berucaplah ALHAMDULILLAH...

Alhamdulillah adalah kalimat tahmid yang memiliki makna untuk menyampaikan pujian dan mengucap rasa syukur kepada Allah..

Allah  berfirman (yang artinya),

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah”. (QS. Al Baqarah: 172)`


Wallahu A'lam Bisshawab


"Robbana Taqobbal Minna.."

"Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami).."

Aamiin..


@sejenakpagi

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Termasuk Perbuatan Durhaka

Termasuk Perbuatan Durhaka
Bismillah...

🌴🌴🌴

Ada pertanyaan kepada Syaikh Sholih al-Fauzan حفظه الله تعالى terkait interaksi dengan orangtua.

PERTANYAAN

بالنسبة لعدم الاستجابة لنصائح الوالدين والرفض لطلباتهم هل يعتبر هذا من عقوق الوالدين؟

Terkait sikap tidak memenuhi nasehat kedua orangtua dan menolak permintaan mereka, apakah ini termasuk durhaka kepada dua orangtua..?

🌴🌴🌴

JAWABAN

نعم، إذا كان هذا مما أباحه الله ومما شرعه الله وخالفتهما هذا عقوق ومعصية لله عز وجل أما إذا كان ما يأمران به أنه معصية لله فلا تجوز طاعتهما، لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق. نعم.

Ya.. jika hal itu adalah perkara mubah yang Allah perbolehkan dan perkara yang Allah syariatkan, lalu engkau menyelisihi keduanya. Ini termasuk perbuatan durhaka dan bermaksiat kepada Allah Taala.

🌴🌴🌴

Adapun jika perkara yang orangtua perintahkan adalah berupa kemaksiatan kepada Allah maka tidak boleh mentaati keduanya. Tiada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada sang Pencipta. Na’am..”

🌴🌴🌴

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf” (HR Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840).


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/61229


Referensi : https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/14427

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Wednesday, January 25, 2023

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (3/10)

Hadits-hadits Palsu Keutamaan Shalat dan Puasa di Bulan Rajab (3/10)
Bismillah...

HADITS PALSU DI BULAN RAJAB

Dibawah ini akan saya berikan contoh hadits-hadits palsu tentang keutamaan shalat dan puasa di bulan Rajab.

📜 HADITS PERTAMA

رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ.

"Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku."

▪️ Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’/PALSU.

Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H) rahimahullah : “Hadits ini maudhu’.

(Lihat Maudhu’atush Shaghani I/61, no. 129)

Hadits tersebut mempunyai matan/isi yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh :

لاَ تَغْفُلُوْا عَنْ أَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ فَإِنَّهَا لَيْلَةٌ تُسَمِّيْهَا الْمَلاَئِكَةُ الرَّغَائِبَ…

"Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaa-ib…

▪️ Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’/PALSU.

Kata Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H) rahimahullah : “Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdur Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Muhammad bin Sa’id al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin ‘Abdullah as-Shan’any, dari Humaid ath-Thawil dari Anas, secara marfu’".

(Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if no. 168-169)

Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H) rahimahullah: “Hadits ini palsu dan yang tertuduh memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta..

Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.”

(Al-Maudhu’at II/125 oleh Ibnul Jauzy)

Imam adz-Dzahaby rahimahullah berkata: “ 'Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh memalsukan hadits.

Kata para ulama lainnya: “Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat ar-Raghaa-ib.

(Periksa: Mizaanul I’tidal, II/142-143, no. 5879)

📜 HADITS KEDUA

فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلاَمِ وَفَضْلُ شَهْرِ شَعْبَانَ كَفَضْلِي عَلىَ سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ، وَفَضْلُ شَهْرِ رَمَضَانَ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى سَائِرِ العِبَادِ.

Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur-an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba.

▪️ Keterangan:  HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU’/PALSU.

Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.

(Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky, wafat th. 1014H)


Bersambung...  إن شآء الله


Ditulis oleh : ✒Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حغظه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Apakah KIAMAT Itu?

Apakah KIAMAT Itu?
Bismillah...

ٱلْقَارِعَةُ. مَا ٱلْقَارِعَةُ. وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ. يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ. وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ.

"Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan."

(QS. Al Qariah ; 1-5)

إِذَا زُلْزِلَتِ ٱلْأَرْضُ زِلْزَالَهَا. وَأَخْرَجَتِ ٱلْأَرْضُ أَثْقَالَهَا. وَقَالَ ٱلْإِنسَٰنُ مَا لَهَا. يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا. بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا. يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ

"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: 'Mengapa bumi (menjadi begini)?', pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka".

(QS. Al Zalzalah ; 1-6)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَيۡءٌ عَظِيمٞ

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)."

(QS. Al Hajj ; 1)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Mutiara Salaf : Memberi Maaf Lebih Utama Dalam Persoalan Pribadi

Memberi Maaf Lebih Utama Dalam Persoalan Pribadi
Bismillah...

🌴🌴🌴

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rohimahullah memberikan jawaban ketika ditanya tentang sikap yang lebih utama ketika menghadapi pihak yang menzholimi kita.

Beliau berfatwa,

إذا كانوا قد ظلموك وأحببت العفو عنهم فأنت مأجور ولك خير عظيم وفضل كبير؛ لأن الله جل وعلا يقول: وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى [البقرة:237]، ويقول النبي ﷺ: ما زاد الله عبداً بعفو إلا عزاً، ويقول جل وعلا: فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ [الشورى:40]، فأنت على خير عظيم فإذا ظلموك في غيبة أو مال أو سب أو نحو ذلك وعفوت عنهم فأنت مأجور جزاك الله خيراً

Apabila sekelompok orang berbuat zholim kepadamu, sementara engkau berkeinginan memaafkan mereka, engkau akan memperoleh pahala. Engkau juga akan meraih kebaikan yang agung dan keutamaan yang besar..

🌴🌴🌴

Sebab, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى [البقرة:237]،

“Adapun sikap kalian memberi maaf itu lebih menerapkan ketakwaan..” (Al-Baqoroh: 237)

🌴🌴🌴

Demikian pula Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ما زاد الله عبداً بعفو إلا عزا

“Allah tidak akan mengaruniai seorang hamba yang memberi maaf selain tambahan kemuliaan..”

Begitu pula firman Allah Jalla wa ‘Alaa,

فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ [الشورى:40]

“Barang siapa memberi maaf dan berbuat baik, pahalanya Allah yang menanggungnya..” (Asy-Syura: 40)

🌴🌴🌴

Jadi, engkau memperoleh kebaikan yang besar..

Oleh karena itu, apabila mereka berbuat zholim kepadamu dalam bentuk gunjingan, harta, cercaan, atau semisalnya, kemudian engkau (justru) memaafkan mereka, sungguh engkau akan memperoleh pahala dan balasan kebaikan dari Allah..


🌐 https://bbg-alilmu.com/archives/61205


Referensi: https://binbaz.org.sa/fatwas/12681/فضاىل-العفو-وطريقته 

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

BAHAYANYA Da'i-da'i Sesat

Bismillah...

Hudzaifah bin al-Yaman رضي الله عنه :

"Manusia bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepadanya tentang keburukan, karena aku khawatir akan menimpaku"

Maka aku bertanya : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulunya berada di zaman jahiliyah dan keburukan, lalu Allah pun mendatangkan kebaikan ini kepada kami, lantas apakah setelah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?

Beliau ﷺ bersabda : "Ya". Aku bertanya : "Apakah setelah keburukan akan datang lagi kebaikan ?" Beliau ﷺ bersabda : "Ya, tetapi di dalamnya telah bercampur dgn kekeruhan". Aku pun bertanya : "Apakah yang dimaksud dengan kekeruhan itu ?

Beliau صلى الله عليه و سلم menjawab :

قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ

"Suatu Kaum Yang Telah Beramal "Bukan Dengan Sunnahku", Dan Telah Mengikuti Petunjuk "Bukan Dengan Petunjukku". Di antara (amalan) mereka ada yang engkau tahu ("karena itu sesuai dengan sunnah") & ada juga yang engkau ingkari ("karena telah menyelisihi sunnah", yaitu beramal dengan amal-amal kebid'ahan)"

Aku bertanya lagi : "Apakah setelah itu ada keburukan ?" Beliau ﷺ bersabda :

نَعَمْ، دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا

"Ya, (munculnya) para Da’i-da'i yang berada di pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang telah menerima dakwah mereka, maka mereka akan menjerumuskannya kedalam (Neraka) Jahannam"

Aku bertanya lagi : "Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepada kami sifat mereka ?" Beliau bersabda : "Baik, mereka adalah satu kaum yang mempunyai kulit seperti kita, dan juga berbicara dengan bahasa kita". Aku bertanya : "Maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan tersebut ?

Beliau صلى الله عليه و سلم bersabda :

"Hendaknya engkau itu tetap berada di dalam jama’ah kaum muslimin dan juga imam mereka". Kemudian aku bertanya lagi : "Bagaimanakah apabila tidak ada jama’ahnya maupun imamnya ?" Beliau bersabda : "Maka tinggalkanlah olehmu firqah2 (kelompok) itu semuanya, meski engkau (nantinya) menggigit akar pohon, sampai kematian datang menjemputmu dan keadaanmu seperti itu" (HR. Bukhari no. 3606 dan Muslim no. 1847)


Ustadz Najmi Umar Bakkar

https://telegram.me/najmiumar

Instagram : @najmiumar_official

Youtube : najmi umar official

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Kaidah Yang Ke 42

Bismillah...

👉🏼 Setiap orang yang keridhoannya tidak dianggap, maka TIDAK disyaratkan harus diketahui olehnya.

Contohnya :

●  Bila A mempunyai hutang kepada B, lalu C membayarkan hutang A tanpa sepengetahuannya. Maka hutangnya lunas.

●  Bila Zaid mencerai istrinya tanpa sepengetahuan istri, maka talaq tetap jatuh.


👉🏼 Kebalikan kaidah ini adalah: Setiap orang yang ridho-nya diperhitungkan maka harus diketahui olehnya kecuali bila ia mewakilkan orang lain untuk keperluannya.

Contohnya :

●  Bila seorang ayah menikahkan anak wanitanya dengan seorang lelaki tanpa sepengetahuannya, maka tidak boleh kecuali bila anaknya menyetujuinya.


Wallahu a’lam 🌴


Ditulis oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى


Dari kitab “Syarah Mandzumah Ushul Fiqih“, yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin, رحمه الله تعالى

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive